بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Sabtu – Barwa Village
Barwa Village, 30 Dzulhijjah 1445 / 6 Juli 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd Hafidzahullah

Kitab Al-Lu’lu wal Marjan – Muhammad Fu’ad Abdul Baqi
(Kumpulan hadits yang disepakati Bukhari Muslim



BAB: WAJIB BERIMAN PADA NABI MUHAMMAD SEBAGAI UTUSAN ALLAH KEPADA SELURUH MANUSIA, DAN SYARI’ATNYA MEMANSUKHKAN (MENGHAPUS) SYARI’AT-SYARI’AT SEBELUMNYA

📖 Hadits ke-93: Al-Qur’an Mukjizat Terbesar Nabi

ما مِنَ الأنْبِياءِ نَبِيٌّ إلَّا أُعْطِيَ ما مِثْلُهُ آمَنَ عليه البَشَرُ، وإنَّما كانَ الذي أُوتِيتُ وَحْيًا أوْحاهُ اللَّهُ إلَيَّ، فأرْجُو أنْ أكُونَ أكْثَرَهُمْ تابِعًا يَومَ القِيامَةِ.

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata: “Nabi ﷺ bersabda: “Tak ada seorang nabi melainkan telah diberi mukjizat yang karenanya orang-orang percaya kepadanya, sedang yang diberikan Allah kepadaku berupa wahyu (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadaku, maka aku berharap semoga akulah yang terbanyak pengikutnya pada hari kiamat.'”

(Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-66, Kitab Keutamaan-keutamaan bab ke-1, bab bagaimana turunnya wahyu dan wahyu yang pertama turun)

Perlu diketahui bahwa setiap Nabi, Allah Ta’ala berikan kepada mereka sebuah mukjizat. Mukjizatnya itu beraneka ragam dan biasanya menyesuaikan dengan kondisi yang ada di mana nabi tersebut hidup. Meskipun demikian, banyak dari kaum para Nabi tidak beriman.

Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi ﷺ yang paling besar, karena:  Al-Qur’an dijaga Allah ﷻ hingga hari kiamat.

Al-Quran sebagaimana kita ketahui telah dijamin penjagaannya oleh Allah. Berbagai cara Allah menjaga Al-Quran, sebagaimana ditegaskan dalam tafsir surah Al-Hijr ayat 9.

Berikut bunyi QS. Al-Hijr [15]: 9,

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (9)

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hirj [15]:9)

Dalam surat An-Nisa ayat 82 Allah ﷻ berfirman:

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا

Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur’an? Sekiranya (Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.

Maka siapa yang mendahulukan wahyu, maka akan dijauhkan dari perselisihan.

Dengan adanya mukjizat beliau al-Qur’anul Karim, beliau berharap menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya dengan mukjizat tersebut. Ini adalah sebuah harapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallamyang diluluskan oleh Allah ta’ala. Beliau menjadi seorang Nabi yang paling banyak umatnya.

📖 Hadits ke-94: Tiga Macam Orang yang akan Mendapat Pahala Dua Kali Lipat

عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه مرفوعاً: «ثلاثة لهم أجْرَان: رجُلٌ من أهل الكتاب آمن بِنَبِيِّه، وآمَن بمحمد، والعَبْد المملوك إذا أَدَّى حَقَّ الله، وحَقَّ مَوَالِيه، ورجل كانت له أمَة فأدَّبَها فأحسن تَأدِيبَها، وَعَلَّمَهَا فأحسن تَعْلِيمَهَا، ثم أعْتَقَها فتزوجها؛ فله أجران»

Abu Musa al-Asy’ari 𝓡𝓪𝓭𝓱𝓲𝔂𝓪𝓵𝓵𝓪𝓱𝓾’𝓪𝓷𝓱𝓾 berkata: “Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Tiga macam orang yang akan mendapat pahala dua kali lipat: 1) Seorang ahlil kitab yang dahulu percaya kepada nabinya, kemudian beriman kepada Nabi Muhammad; 2) Hamba sahaya yang menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan kewajiban terhadap majikannya, 3) Dan seorang majikan yang memiliki budak wanita yang dididik dengan baik dan diajari agama sebaik-baiknya kemudian memerdekakan dan menikahinya, mereka ini mendapat pahala dua kali lipat.'”

(Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-3, Kitab Ilmu bab ke-31 bab didikan seseorang kepada sahaya perempuan dan keluarganya)

Islam adalah agama yang menghargai amal kebaikan, Allâh ﷻ memberikan banyak harapan berupa pahala yang besar bagi hamba-hambaNya yang beramal shalih.

Dan ini bukti merupakan agama yang mengajak kepada keselamatan. Maka ada tiga hal yang dibenci kaum Yahudi dan Nasrani:
1. Kebiasaan memberi salam.
2. Ucapan Amin.
3. Bersin dan ucapan dzikir padanya.

Hadits di atas menjelaskan kelompok yang memiliki pahala ganda yaitu:
1. Seorang dari kalangan ahli kitab, yaitu dari kaum Yahudi dan ‎Nasrani. Dia beriman kepada Nabi yang telah diutus sebelumnya kepadanya, yaitu Nabi Musa ‎atau Isa -‘alaihimā aṣ-ṣalātu was salām-, hal itu adalah sebelum diutusnya Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- dan sebelum dakwahnya sampai. Ketika Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- telah diutus, dan dakwahnya telah sampai kepada dirinya, diapun beriman kepadanya. ‎Maka dengan hal ini dia berhak mendapatkan dua pahala; pahala atas keimanannya kepada ‎utusan yang pertama kali diutus kepadanya, dan pahala atas keimanannya kepada -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam-.
2. Hamba sahaya yang menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan kewajiban terhadap majikannya. Sama halnya dalam hal ini seorang wanita yang memenuhi hak Suami dan hak Allah ﷻ. Maka dia berhak mendapatkan dua pahala.
3. Dan seorang lelaki yang memiliki seorang hamba sahaya wanita lalu ia mendidiknya ‎dengan pendidikan yang baik dan juga mengajarinya berbagai perkara agama dari perkara halal ‎dan haram, kemudian ia memerdekakannya dari status kehambasahayaan/perbudakan lalu ‎menikahinya maka baginya dua pahala; pahala pertama atas pengajaran dan kemerdekaan yang ‎telah ia berikan kepadanya, dan pahala kedua atas kebaikan yang dia lakukan setelah ‎memerdekakan yaitu bahwa dia tidak menelantarkannya begitu saja, akan tetapi dia menikahi ‎wanita tersebut, mencukupi kebutuhannya dan menjaga kesuciannya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم