بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 49-4
Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Al-khor, 18 Rabi’ul Awal 1446 / 21 September 2024

Facebook Page Assunnah Qatar 

50 – باب الخوف

Bab 50-1: Takut kepada Allah ﷻ

Takut disini adalah takut kepada Allah ﷻ karena orang yang menyembah Allah ﷻ pasti akan ada rasa takut dan harap. Apabila ia melihat kepada dosa-dosanya dan banyaknya kesalahan yang dilakukan maka dia takut. Dan bila dia melihat amalan-amalan sholehnya yang kadang tercampur sifat ujub (bangga) maka dia takut.

Kalau dia melihat amalan-amalan sholehnya dan bisa jadi ada sifat riya’nya maka dia takut. Apabila melihat ampunan Allah ﷻ dan kemuliaan Nya, lemah lemnutNya dan rahmat-Nya, maka dia berharap. Maka, seorang mukmin selalu diantara khauf dan raja’.

Oleh karena itu, diantara pengertian khauf artinya faza’ (hatinya kaget) dari keburukan yang dia kerjakan atau sesuatu yang dicintai hilang darinya. Dan sebabnya adalah seseorang berpikir pada keagungan Allah ﷻ dan dia berpikir pada keagungan Allah ﷻ, dia banyak melihat dari kelalaian atau kekurangannya, dan bagaimana dia merasa diperhatikan Sang Pencipta. Dan bisa terjadi karena dia mengambil i’tibar dari dibinasakan orang-orang yang menyelisihi Allah ﷻ dan fasik. Dan larinya dia dari Jahannam dan adzab Nya, itulah yang menjadi penyebab rasa khauf (takut).

Seorang mukmin hanya takut kepada Allah ﷻ dan dikecualikan adalah rasa takut secara fitrah. Seperti takut kepada ular, singa dan lainnya.

Dan pembahasan ini termasuk pembahasan yang sangat penting dalam tauhid. Yaitu pembahasan bab khauf dan raja’. Karena ini bagian dari rukun ibadah.

Kadang-kadang Allah ﷻ memberikan takut dengan menyebut diriNya, adzab neraka jahanam atau makanan bagi pendosa (zaqum). Dan dengan dibinasakannya orang-orang kafir. Maka, tatkala seorang mukmin merasa biasa saja disaat membaca ayat-ayat adzab atau neraka, atau harapan saat membaca ayat-ayat surga maka perlu dicek keimanannya.

1. Allah Ta’ala berfirman:

قَالَ الله تَعَالَى: {وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ} [البقرة: 40]،

Dan kepadaKu, maka takutlah engkau semua!” (al-Baqarah: 40)

Maka dilarang takut kepada yang lain. Takut hanya kepadaNya, dan di dalam Al-Qur’an disebut dengan beberapa istilah seperti الفزع , الروع , الرهبه، الحيفه، الحشيه semuanya diartikan takut meskipun artinya berbeda.

Seperti seseorang yang mengharap afwullah ( ampunan Allah ﷻ) dan maghfirahnya (ampunan Allah ﷻ) sementara perbedaannya afwu: Allah ﷻ memaafkan catatan dosa-dosa dan dihilangkan, sementara maghfirah, diampuni tetapi catatannya masih ada.

– Arti (rahbah) الرهبه pada ayat di atas dimaknai rasa takut yang takut sekali, karena tidak semua takut dirasa takut sekali. Maka kata فَارْهَبُونِ dimaknai perasaan yang takut sekali.

– Tingkatan takut setelah Rahbah adalah Ru’b – الرعب (takut yang berlebihan) sampai trauma.

– Kalau rasa takut diimbangi dengan ilmu akan kebesaran Allah ﷻ maka disebut الحشيه (khosy-yah).

– Kalau takut disertai rasa kelembutan maka disebut الشفقة (asy-syafaqoh), seperti takutnya seorang bapak kepada anaknya. Rasa takut dan khawatir karena rasa kasih sayang.

Kata وَإِيَّايَ bermakna hanya kepada Allah ﷻ, karena ada rasa takut kepada selain Allah ﷻ dan ini termasuk kesyirikan, seperti kepada bangsa jin yang akhirnya minta tolong kepada mereka.

2. Allah Ta’ala berfirman pula:

وَقالَ تَعَالَى: {إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ} [البروج: 12]

Sesungguhnya tindakan siksaan Tuhannya itu adalah sangat dahsyatnya.” (al-Buruj: 12).

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah ﷻ akan memberikan rasa takut kepada hambaNya akan dahsyatnya siksa-Nya. Lebih berat dari hukuman yang paling berat yang pernah ada di dunia. Allah ﷻ akan menyiksa orang-orang yang mendustakanNya.

Dengan melihat itu, maka orang-orang mukmin akan merasa takut akan siksa-Nya.

3. Allah Ta’ala juga berfirman:

وَقالَ تَعَالَى: {وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلاَّ لأَجَلٍ مَعْدُودٍ يَوْمَ يَأْتِ لا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ} [هود: 102 – 106]

Dan demikianlah tindakan Tuhanmu jikalau menindak kepada penduduk negeri, yang mereka itu melakukan kezaliman, sesungguhnya tindakan penghukuman Allah itu adalah amat pedih dan keras. Sesungguhnya hal yang sedemikian itu niscaya merupakan keterangan untuk orang yang takut akan siksa hari akhir. Itulah hari yang seluruh manusia dikumpulkan dan itulah pula hari yang disaksikan. Tidaklah Kami akan mengundurkan hari itu, melainkan sampai waktu yang ditentukan. Yaitu pada hari yang tidak seorang pun akan berbicara, melainkan dengan izinNya dan diantara para manusia itu ada yang celaka dan ada pula yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka tempatnya adalah dalam neraka. Mereka di situ menarik nafas panjang dan mengerang.” (Hud: 102- 106)

Pada ayat ini dikandung pelajaran akan hukuman Allah ﷻ kepada penduduk negeri yang dzalim. Dimana siksa-Nya sangat pedih dan keras. Itulah hari yang disaksikan (وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ ). Baik bangsa manusia maupun jin dikumpulkan, bahkan saling melaknat.

Ayat ini sekaligus sebagai peringatan bagi orang mukmin agar takut akan siksa-Nya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم