Tag Archives: Tauhid

Inilah realisasi syahadat Laa Ilaha illaallah. Oleh karena itulah, Allah mengharamkan Neraka bagi orang yang menyatakan syahadat Laa Ilaha illaallah dengan sebenar-benarnya. Mustahil orang yang meyakini dan menerapkan syahadat ini masuk Neraka. Pernyataan ini sesuai dengan firman Allah ﷻ :

وَالَّذِيۡنَ هُمۡ بِشَهٰدٰتِهِمۡ قَآٮِٕمُوۡنَ ۙ‏ ٣٣

“Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.” (QS. Al-Ma’aarij: 33)

Syarah oleh Syeikh Abdurrazaq Al-Badr Hafidzahullah :

Inilah keutamaan kalimat tauhid yang besar, bagi yang mengucapkannya haram masuk neraka. Tetapi bukan hanya mengucapkannya, tetapi benar-benar menegakkan kalimat ini, karena orang-orang yang menerapkan kalimat tauhid akan masuk surga tanpa azab.

Hakekat kalimat tauhid yaitu dia mendatangi tanpa duri yang menerapkannya, membersihkan tauhid dari kesyirikan, kebidahan dan maksiat. Karena itu penghalang dimana sunnah tegak di atasnya. Penghalang kemaksiatan adalah menjauhinya dan bertaubat darinya. Maka barangsiapa yang melaksanakan tauhid dengan murni akan masuk surga tanpa hisab dan azab.

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Ikhlas,

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾

1. Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.

Kami yakin tidak ada di antara kita yang tidak mengetahui, minimal sudah mendengar surat tersebut. Karena memang surat yang tergolong ke dalam kelompok surat makkiyyah ini telah menjadi surat favorit, karena saking pendeknya surat yang terdiri dari 4 ayat ini, sehingga mudah untuk dihafalkan.

Namun, walaupun pendek, surat ini memiliki keutamaan yang sangat agung. Dalam hadis dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu, beliau berkata:

أنَّ رَجُلًا سَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ قُلْ هو اللَّهُ أحَدٌ يُرَدِّدُهَا، فَلَمَّا أصْبَحَ جَاءَ إلى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَذَكَرَ له ذلكَ، وكَأنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقالَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: والذي نَفْسِي بيَدِهِ، إنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ

“Ada seorang sahabat Nabi yang mendengar sahabat Nabi yang lain senantiasa mengulang-ulang bacaan qul huwallahu ahad (surat Al-Ikhlas). Esok harinya, disampaikan perihal tersebut kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Dan ada orang yang seolah-olah menganggap remeh perbuatan sahabat tersebut. Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat Al-Ikhlas itu setara dengan sepertiga Al-Qur’an” (HR. Al-Bukhari no.7374, Muslim no.812).

Para ulama menjelaskan maksud dari hadits surat al-ikhlas setara dengan 1/3 alquran adalah bahwasanya alquran terdiri dari 3 pembahasan : tauhid, hukum–hukum dan kisah. Dan surat ini secara khusus membahas tauhid.

Orang yang mentauhidkan Allâh ﷻ akan senang dan bahagia bersama orang-orang yang dicintai Allâh ﷻ.

Allah berfirman, “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya,” maksudnya tidaklah menyatu antara orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya dengan orang yang menentang Allah dan RasulNya.

Tidaklah seorang hamba beriman kepada Allah dan Hari Akhir dengan sebenarnya melainkan pasti melaksanakan tuntutan dan keharusan iman yaitu mencintai dan loyal terhadap orang yang beriman dan membenci orang yang tidak beriman dan yang memusuhinya meski terhadap orang yang dekat sekalipun. Inilah iman yang sebenarnya yang bermanfaat dan yang dimaksudkan.

Orang yang memiliki sifat tersebut adalah “orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka.” Artinya, keimanan telah ditetapkan, dikokohkan, dan ditanamkan dalam diri mereka secara kuat, yang tidak bisa tergoncang dan terpengaruh oleh berbagai syubhat dan keraguan.

Empat hal yang harus dimiliki oleh setiap muslim yaitu beriman, berilmu, beramal, dan bersabar (Istiqomah).

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala, Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)

Allâh ﷻ berfirman pada surat Al-Anbiya’ ayat 107, yang artinya ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin)”. Ayat tersebut menegaskan bahwa Nabi Muhammad ﷺ diutus untuk menyebarkan rahmat ke seluruh alam semesta.

Untuk dia menangkan atas agama yang lain yang dengannya muncul generasi terbaik, yaitu para sahabat bagi seluruh umat, baik dahulu maupun sekarang.