Tag Archives: Tafsir surat As-Syura

Tafsir Surat As-Syura ayat 38-41

📖 Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat As-Syura ayat 38:

وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۚ

dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka,

Dan orang-orang yang menerima seruan Tuhan dan mendirikan shalat, dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.

Ibnu Zaid berkata: Meraka adalah orang-orang Anshar yang berada di Madinah. Mereka adalah 12 orang delegasi dari kota Madinah sebelum hijrah Nabi ﷺ. Yang mereka berbaiat kepada Nabi ﷺ dan siap menolong Nabi jika berhijrah ke Madinah. Sebelumnya Nabi ﷺ pernah mengutus Mus’ab bin Umair Radhiyallahu’anhu untuk berdakwah di Madinah. Beliau sahabat yang kaya dan masih muda.

Ayat ini merupakan lanjutan penjelasan ayat-ayat sebelumnya, tentang kesempurnaan Islam dalam mengisi kehidupan, bahwa hidup adalah milik Allâh ﷻ untuk akhirat , akhlak Muslim adalah beriman dan bertawakkal kepada Allâh ﷻ, menjauhi dosa-dosa besar dan maksiat. Ayat ini berisi sifat mereka yang menyambut segala seruan Allâh ﷻ.

Mereka tunduk untuk menaatiNYa, memenuhi seruanNYa dan tujuan mereka pun adalah keridaanNYa dan tujuan akhir mereka adalah meraih kedekatan denganNYa. termasuk memenuhi seruan Allah adalah menegakkan shalat dan menunaikan zakat.

Shalat terbaik adalah shalat yang mendekati sunnah-sunnah Rasulullah ﷺ. Baik yang lahir dan yang batinnya, yang fardhu dan yang sunnahnya.

Dan mereka menginfakan sebagian dari izki yang kami berikan kepada mereka, ” infak yang wajib seperti zakat, infak terhadap kerabat dekat dan yang semisal mereka, dan infak yang Sunnah seperti bersedekah kepada masyarakat awam.

Tafsir Surat As-Syura ayat 30-37

🏷️ Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat As-Syura ayat 30::

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

Ayat ini memberikan penjelasan bahwa setiap orang akan ditimpa musibah yang tidak disukai orang, namun memiliki hikmah yang besar.

Ayat ini di awali dengan sighat nakirah yang bermakna umum, apapun musibah yang menimpa kita adalah karena kesalahan kita sendiri. Setiap perbuatan yang dilakukan akan ada konsekuensinya.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 7-8)

Dan orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الأنبياء ثم الأمثل فالأمثل فيبتلى الرجل على حسب دينه فإن كان دينه صلبا اشتد بلاؤه وإن كان في دينه رقة ابتلى على حسب دينه فما يبرح البلاء بالعبد حتى يتركه يمشى على الأرض ما عليه خطيئة

“(Orang yang paling keras ujiannya adalah) para nabi, kemudian yang semisalnya dan yang semisalnya, diuji seseorang sesuai dengan kadar agamanya, kalau kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, kalau lemah agamanya maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Maka senantiasa seorang hamba diuji oleh Allah sehingga dia dibiarkan berjalan di atas permukaan bumi tanpa memiliki dosa.” (HR. At-Tirmidzy, Ibnu Majah, berkata Syeikh Al-Albany: Hasan Shahih).

Maka dunia adalah tempatnya ujian. Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata “Dunia adalah tempat kerja bagi orang yang disertai perasaan tidak senang dan tidak butuh kepadanya; dan dunia merasa bahagia bersamanya atau dalam menyertainya. Barangsiapa menyertainya dengan perasaan ingin memilikinya dan mencintainya, dia akan dibuat menderita oleh dunia serta diantarkan pada hal-hal yang tidak tertanggungkan oleh kesabarannya.”