Dalam ‘aqidah ahlu sunnah, bahwa ruh para Nabi, as-siddiqin, as-syuhada dan seluruh orang beriman berada di tempat tertinggi di surga Allâh ﷻ, ruh mereka diberi nikmat berupa rezki dari sisi-Nya petang dan pagi.
Dikisahkan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu’anha, bahwa kalimat terakhir yang diucapkan Nabi ﷺ sesaat sebelum wafat adalah: “Ya Allah, di ar-Rafiqi al-A’laa”. Muttafaqun ‘Alaihi, Bukhari (no. 4437), Muslim (no. 2191)
Berkata Imam An-Nawawi As-Syafi’i Rahimahullah: “Pendapat yang benar yang dipegang oleh mayoritas ulama bahwa maksud dari arRafiqi al-A’laa adalah tempat para Nabi tinggal di tempat surga yang paling tinggi”. (Syarah Sahih Muslim 15/208)
Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa yang mengucapkan doa selesai azan: “Ya Allah, Rabb pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang ditegakkan, berilah kepada Nabi Muhammad al-Wasilah dan al-Fadhilah (kedudukan yang tinggi dan mulia), dan bangkitkanlah beliau sehingga menempati kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya” maka dia akan mendapat syafaatku di hari kiamat”. (HR. Bukhari (no. 4791).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Mintakanlah kepada Allah untukku Al-Wasilah. Para sahabat berkata: “Apa itu AlWasilah wahai Rasulullah? Rasulullah ﷺ bersabda: “Tempat derajat tertinggi didalam surga yang tidak diraih kecuali oleh seorang hamba, dan aku berharap agar memperolehnya”. (Sahih Sunan At-Turmizi (no. 3612), sahih dengan syawahid).
Berkata Syaikh Shaleh ibnu ‘Utsaimin Rahimahullah “Dan harapan ini dengan izin Allâh ﷻ akan terwujud, karena kita mengetahui bahwa makhluk yang paling utama disisi Allah adalah Nabi Muhammad ﷺ ”. (Syarh Riyadhu as-Salihin 5/36, bab “Fadhlu al-Wudu”)