Setiap orang merindukan sosok pemimpin adil, penguasa yang ideal, perhatian pada kemaslahatan rakyat, mendahulukan kepentingan bangsa atas dirinya, tegas dalam menegakkan kebenaran dan berani mencegah kemungkaran. Jika pemimpin itu sesuai harapan maka rakyat akan memuji dan menyanjungnya. Jika pemimpin itu tidak sesuai harapan, apalagi terkenal dengan kezhaliman dan ketidak adilan, rakyat akan berbalik menghujat, mencaci, membuli, kecuali orang-orang yang di beri Taufiq oleh Allah Zat Yang Maha Terpuji.
Kebanyakan rakyat hanya bisa menuntut pemimpin untuk berlaku adil dan mengimpikan pemimpin ideal. Namun mereka lupa bagaimana cara mewujudkan harapan itu menjadi nyata. Justru impian itu mereka wujudkan dengan kudeta, menggulingkan pemimpin yang ada dan berangan-angan akan datang pemimpin yang lebih baik setelahnya. Padahal bersabar itu jauh lebih utama, menghadapi penguasa yang tidak sesuai selera.
Allâh ﷻ menyebutkan kesabaran Nabi Musa alaihissalam dan umatnya atas kezaliman Fir’aun:
وَقَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ اَتَذَرُ مُوْسٰى وَقَوْمَهٗ لِيُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَيَذَرَكَ وَاٰلِهَتَكَۗ قَالَ سَنُقَتِّلُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَنَسْتَحْيٖ نِسَاۤءَهُمْۚ وَاِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُوْنَ
Dan para pemuka dari kaum Fir‘aun berkata, “Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?” (Fir‘aun) menjawab, “Akan kita bunuh anak-anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka.” (QS Al-A’raf ayat 127).