Tag Archives: kesyirikan

Dari Jabir Radhiyallahu’anhu, katanya: “Ada seorang A’rab -orang Arab dari pedalaman (badui)- datang kepada Nabi ﷺ, lalu berkata: “Ya Rasulullah, apakah dua hal yang mewajibkan itu?” Beliau ﷺ menjawab: “Barangsiapa yang mati tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka masuklah ia dalam syurga -jadi ini yang mewajibkan ia masuk syurga. Sebaliknya barangsiapa yang mati dan menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka masuklah ia dalam neraka -jadi ini yang mewajibkan ia masuk neraka.” (Riwayat Muslim)

Dari Anas Radhiyallahu’anhu bahwasanya Nabi ﷺ dan Mu’az ada di belakangnya sama-sama menaiki suatu kendaraan. Beliau ﷺ bersabda: “Hai Mu’az. Mu’az menjawab: “Labbaik, ya Rasulullah, wa sa’daik,” -ini adalah kata-kata mengiyakan bagi orang Arab yang amat sopan sekali. Beliau ﷺ bersabda lagi: “Hai Mu’az. Mu’az menjawab: “Labbaik, ya Rasulullah wa sa’daik.” Beliau ﷺ bersabda lagi: “Hai Mu’az. Mu’az menjawab: “Labbaik, ya Rasulullah wa sa’daik.” Tiga kali banyaknya. Selanjutnya beliau ﷺ bersabda: “Tiada seorang hamba pun yang menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya, dengan penuh keyakinan dalam hatinya, melainkan Allah akan mengharamkan orang itu masuk ke dalam neraka.” Mu’az berkata: “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik jikalau berita ini saya kabarkan kepada seluruh manusia, supaya mereka itu ikut bergembira?” Beliau ﷺ menjawab: “Kalau itu diberitahukan tentu orang-orang akan hanya bertawakal saja -yakni tanpa beramal ibadah dan merasa akan selamat dengan ucapan syahadat belaka dan yang sedemikian tentulah salah jadinya. Oleh sebab itu Mu’az memberitahukan sabda beliau ﷺ ini sewaktu hendak matinya saja karena takut berdosa.” (Muttafaq ‘alaih)

Fitrah manusia adalah mentauhidkan Allah ﷻ. Wajib untuk kita ketahui bahwasanya Allah Ta’ala memberikan fitrah kepada manusia dan menciptakan mereka agar hanya menyembah kepada-Nya serta mentauhidkan-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰه

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia barada di atas (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.” (QS. Ar-Rum: 30)

Tidak ada seorang pun yang terlepas dari gelimang dosa. Ampunan dosa merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada semua hamba. Namun, hal ini dikecualikan bagi orang-orang musyrik (jika sampai mati ia masih membawa dosa syiriknya tanpa bertaubat, ed), karena begitu besarnya dosa syirik. Ini menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang sangat besar.

Tidaklah cukup seseorang hanya mengenal tauhid dan mengamalkannya. Pengetahuan tentang syirik pun mutlak diperlukan agar seseorang tidak terjerumus ke dalamnya. Sayangnya, banyak orang tidak memahami hakikat kesyirikan dan betapa dahsyat bahayanya sehingga mereka pun meremehkannya.