Sesuatu Yang Pasti
Dua hal yang pasti adalah rezeki dan kematian. Keduanya sudah ditetapkan kepada masing-masing insan.
Semua manusia yakin dan sepakat akan adanya kematian, tidak seorangpun yang mengingkarinya, bahkan orang kafir atheis sekalipun. Namun sebagian orang kafir hanya ragu dan mengingkari adanya hari berbangkit dan hari pembalasan.
{ وَقَالُواْ مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا نَمُوتُ وَنَحۡيَا وَمَا يُهۡلِكُنَآ إِلَّا ٱلدَّهۡرُۚ وَمَا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنۡ عِلۡمٍۖ إِنۡ هُمۡ إِلَّا يَظُنُّونَ }
Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja. (QS. Al-Jatsiyah: 24)
{ زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَن لَّن يُبۡعَثُواْۚ قُلۡ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبۡعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلۡتُمۡۚ وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ }
Orang-orang yang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad), “Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan.” Dan yang demikian itu mudah bagi Allâh. (QS: At-Taghabun: 7)
Berkata Umar bin Abdul Aziz rahimahullah: “Aku tidak pernah melihat sesuatu yang pasti dan yakin kecuali keyakinan manusia akan datangnya kematian, namun sangat disayangkan sedikit dari mereka yang mau mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Seakan mereka orang yang ragu”. ( Al-Jaami’ Liahkami Al-Quran 10/64 Imam Al-Qurtubi).
Hamid Al-Qusairi Rahimahullah berkata: “Setiap kita benar-benar yakin dengan adanya kematian, namun kita tidak melakukan persiapan untuk menghadapinya. Setiap kita yakin dengan adanya surga, namun kita tidak melakukan amal kebaikan untuk mendapatkannya. Setiap kita yakin dengan adanya neraka, namun kita tidak merasa takut terhadapnya. Lantas apa yang membuat kalian berbangga? Apa yang kalian harapkan dari dunia? Kematian, dia yang pertama kali datang kepada kalian dengan membawa berita dari Allah, kebaikan atau berita buruk. Wahai saudaraku! Persiapkanlah perjalanan menuju Allah dengan sebaikbaiknya”. (Mukhtasar Minhaj Al-Qosidin 1/384, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi).