Tag Archives: kajian rutin

Daripada Anas radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya orang kafir itu apabila melakukan kebaikan, dia akan diberi balasan yang dia nikmati di dunia. Sedangkan orang Mukmin, sesungguhnya Allah menyimpan kebaikan-kebaikannya untuk di akhirat, dan dia dikurniakan rezeki di dunia karena ketaatannya.”

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya kebaikan bagi orang Mukmin, dia diberi nikmat di dunia, kerana kebaikannya dan kebaikan itu masih dibalas lagi kelak di akhirat. Adapun orang kafir, dia mendapat nikmat di dunia, karena kebaikan-kebaikan yang dia lakukan tidak kerana Allah. Sehingga apabila dia pulang ke akhirat, maka dia tidak akan memperoleh balasan apa-apa atas kebaikan yang dia kerjakan itu.”

[Shahih Muslim no. 2808]

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah Ta’ala yang menceritakan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,

رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ ۖ فَمَن تَبِعَنِى فَإِنَّهُۥ مِنِّى ۖ وَمَنْ عَصَانِى فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu menyesatkan sebagian besar manusia, maka barangsiapa yang mengikuti aku, maka sesungguhnya ia adalah termasuk dalam golonganku,” sampai akhirnya ayat, (QS. Ibrahim: 14: 36)

Dan juga tentang Nabi Isa ‘alaihissalam,

إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

“Jika Engkau -ya Tuhan- menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hamba-Mu sendiri dan jikalau Engkau memberi pengampunan kepada mereka, maka sesungguhnya Engkau adalah Maha Mulia lagi Bijaksana.” (QS. Al-Maidah: 5: 118)

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya seraya berdoa, “Ya Allah, tolonglah umatku, tolonglah umatku,” dan Rasulullah terus menangis.

Kemudian Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad -dan Tuhanmu sebenarnya Maha Mengetahui, dan tanyakan kenapa dia menangis?”

Kemudian Jibril mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahu apa yang telah diucapkannya, kemudian Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan katakanlah, “Sesungguhnya Kami (Allah) akan memberikan keridhaan pada umatmu dan Kami tidak akan membuat keburukan padamu.”

[Shahih Muslim no. 202].

Hati orang yang mencinta adalah tawanan dalam genggaman orang yang dicintai, dia menimpakan kehinaan terhadapnya.

Namun, karena sedang dimabuk asmara, orang itu tidak menyadari musibah yang menimpa pencintanya.

Keadaan hatinya sebagaimana dikatakan dalam bait sya’ir ini:

Seperti burung kecil dalam genggaman tangan anak, dia menimpakan kematian kepadanya sementara anak itu tetap bermain.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ: “بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا“، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدً

“Jika salah seorang dari kalian ketika mendatangi istrinya (berhubungan intim) mengucapkan do’a:

Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa

‘Bismillah, ya Allah jauhkanlah kami dari syetan dan jauhkanlah syetan dari apa yang Engkau rezekikan kepada kami.’ Lalu dari hubungan itu lahir seorang anak, maka syetan tidak akan membahayakannya selamanya.” (HR Bukhari no. 141, dan Muslim no. 1434)

Poin penting yang harus diperhatikan:
1. Carikan udzur kepadanya, sebagaimana orang itu mencari udzur untuk saudaranya.
2. Jangan meletakkan dirinya pada tempat yang orang akan menuduhnya. Karena bisa jadi orang itu baik hatinya, lebih baik akhlaknya dan kamu tidak mengetahuinya.

Banyak kasus yang karena terburu-buru menuduh, hingga ujungnya penyesalan karena salah sangka.

Seperti kasus akun facebook yang mengirimkan pos tidak pantas atau pesan dari seorang yang mengirimkan pesan padahal bisa jadi handphone dipakai anaknya yang tidak paham, asal klik hingga terkirim.

Hendaknya pelan-pelan, jangan mentahdzir seseorang tanpa mengecek kebenarannya. Ada seseorang yang kena sihir, hingga tanpa sadar mengirimkan nama-nama setan dan balatentaranya.

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

Agama mereka dibangun di atas pondasi yang paling utama bagi mereka yaitu taklid.

Ini adalah kaidah besar yang dipegang oleh semua orang kafir dari masa awal sampai akhir. Sebagaimana firman Allah :

وَكَذَٰلِكَ مَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ فِى قَرْيَةٍ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَآ إِنَّا وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّقْتَدُونَ

_“Dan Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata “Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”._ (Az-Zuhruf ayat 23)

Hadits ke-8:

Mu’āwiyah Al-Qusyairiy -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan: Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa hak istri salah seorang kami terhadap suaminya?” Beliau bersabda, “Yaitu engkau memberinya makan ketika engkau makan, memberinya pakaian ketika engkau berpakaian -atau ketika engkau memperoleh rezeki-, tidak memukul wajahnya, tidak mencelanya, dan tidak pula mengucilkannya kecuali di dalam rumah.”

[Hasan] – [HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad] – [Sunan Abu Daud – 2142].

Hadits ke-9:

Dari Abu Mas’ud Al-Anshori, bahwa Nabi Shallallahi ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang Muslim memberikan nafkah kepada keluarganya dan dia berharap mendapat ganjaran darinya, maka baginya seperti ganjaran sedekah” (Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5351) dan Muslim (1002).

Dalam riwayat lain: “Dinar terbaik yang diinfakkan oleh seseorang adalah dinar yang diinfakkannya untuk keluarganya.”

2. Mereka berpecah belah dalam agamanya

Sebagaimana Firman-Nya :

كُلُّ حِزْبٍۭ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”. ( Ar-Rum ayat 32).

Demikian juga dalam perkara dunia (mereka juga berselisih) dan menganggapnya itu adalah suatu kebenaran. Kemudian (Para Rosul) membawa misi untuk bersatu padu dalam agama Allah, sebagaimana Firman-Nya :

شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ

“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”. ( As-Syura ayat 13)

Dan Firman-Nya :

إِنَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ ۚ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka”. (Al-An’am ayat 159).

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Kajian Kitab Masail Jahiliyah (Perkara-perkara Jahiliyah) Karya: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 Pertemuan 3: 5 Jumadil Akhir 1446 / 7 Desember 2024 Masail Al-Jahiliyah – 3 1. Mereka Ahlu Jahiliyyah beribadah dengan menjadikan orang-orang sholih sekutu didalam berdo’a dan beribadah kepada Allah ﷻ […]