Tag Archives: Hasad

Ada segolongan manusia yang membiarkan hatinya kotor penuh dengan maksiat dan kesyirikan. Ada juga golongan yang suka membersihkan hatinya dengan banyak beribadah kepada-Nya.

Hati yang bersih adalah hati para penghuni Surga. Allah ﷻ akan mencabut perasaan dendam kebencian, dan rasa dengki yang ada dalam diri penduduk surga. Hal ini dijelaskan dalam Alquran, Surah Al-Hijr Ayat 47:

وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ اِخْوَانًا عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِيْنَ

Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (QS Al-Hijr: 47).

Allah menjelaskan dalam ayat ini kondisi kejiwaan dan hubungan timbal-balik di antara orang-orang yang bertakwa di surga. Allah menyatakan bahwa di surga kelak akan Allah lenyapkan segala rasa dendam, benci, dengki, dan iri yang ada dan terpendam dalam hati mereka selama di dunia. Hati mereka satu, tidak ada penyakit di dalamnya.

381. Dari Mu’az Radhiyallahu’anhu, katanya: “Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Allah ‘Azzawajalla berfirman: “Orang-orang yang saling cinta-mencintai karena keagunganKu, maka mereka itu akan memiliki mimbar-mimbar dari cahaya yang diinginkan pula oleh para nabi dan para syahid -mati dalam peperangan untuk membela agama Allah-.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih.

📝 Syarah Hadits:

Hadits ini menjelaskan tentang keinginan para nabi dan syuhada terhadap Orang-orang yang saling cinta-mencintai karena Allâh ﷻ. Dimana mereka akan memiliki mimbar-mimbar dari cahaya.

Inilah sifat hasad yang diperbolehkan, dinamakan ghibthah. Ingin agar semisal dengan orang lain, namun tidak menginginkan nikmat orang lain hilang.

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ ، فَهْوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

“Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari no. 73 dan Muslim no. 816].

Sifat hasad yang buruk kelak akan dihilangkan dari penduduk surga dan akan ditambah pada penduduk neraka.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa di hadapan mereka; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. (166)