Iman kepada hari berbangkit adalah salah satu aqidah dasar dan rukun Iman yang enam, dimana belum dikatakan beriman seorang muslim jika tidak beriman kepada adanya hari kiamat. Siapa yang mengingkari adanya kebangkitan, maka dia telah kafir kepada Allâh ﷻ hal ini salah satu bagian keyakinan pokok dalam Islam. Diantara sebab kekufuran orang-orang musyrik Qurays adalah mereka tidak percaya akan adanya hari berbangkit.
Iman kepada hari akhir selalu disandingkan dengan iman kepada Allâh ﷻ, ini menunjukkan pentingnya iman kepada hari akhir.
“Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.” (QS. At-Taghabun: 7)
Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 18:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
“Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
💡 Definisi beriman kepada hari berbangkit: Meyakini segala sesuatu tragedi atau kejadian-kejadian yang akan berlaku setelah kematian seseorang sampai masuknya ke dalam surga atau neraka.
Cakupan iman kepada hari berbangkit ada tiga pokok:
1. Mengimani kejadian setelah kematian dan nikmat dan adzab di dalam kubur.
2. Tanda-tanda hari kiamat.
3. Mengimani proses hari berbangkit di padang mahsyar sampai masuknya manusia ke dalam surga atau neraka.