Di sini terdapat empat macam cinta yang wajib dibedakan, sebab orang yang tidak membedakan akan tersesat karenanya:
1. Mahabbatullah (cinta kepada Allah). Hal ini saja belum cukup untuk menyelamatkan seseorang dari adzab Allah dan memperoleh pahalaNya. Sebab, kaum musyrikin, penyembah salib, bangsa Yahudi, dan selain mereka juga mencintai Allah ﷻ.
Inilah bantahan tuntas terhadap musuh musuh manhaj Salaf yang tidak dapat membedakan antara kurus dan gemuk serta batu dan berlian. Mereka menyangka setiap yang berkilau itu adalah emas. Mereka menyangka—atau membuat persangkaan—bahwa sekadar Cinta atau keikhlasan—sudah cukup membuat suatu amal perbuatan diterima dan mendapat ridha Allah. Mereka lalai—atau berpura pura lupa— dari ittiba’, yakni peneladanan sempurna terhadap Rasulullah ﷺ.
Syarah oleh Syeikh Abdurrazaq Al-Badr Hafidzahullah :
Ini adalah penegasan terhadap bentuk-bentuk cinta dan pemisahan bentuk-bentuk cinta tersebut, karena jika tidak mampu membedakan akan berbahaya terhadap agama dirinya.
Cinta yang paling asas adalah mencintai Allah ﷻ dengan penuh keikhlasan. Jangan sampai seperti orang-orang kafir yang disebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 165:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
Mereka menyamakan cinta kepada Allah ﷻ dengan cinta selain-Nya. Karena Allah ﷻ tidak menerima ibadah kecuali dengan ikhlas dan bersih.
2. Mahabbatu maa yuhibbullah (mencintai perkara yang dicintai Allah). Perkara inilah yang memasukkan pelakunya ke dalam Islam dan mengeluarkannya dari kekufuran.