Tag Archives: Al-Lu’lu’ Wal Marjan

Kitab Al-Lu’lu wal Marjan – Muhammad Fu’ad Abdul Baqi
(Kumpulan hadits yang disepakati Bukhari Muslim)

๐Ÿ“– Hadits ke-54 | Bab: Dosa-dosa Besar dan yang Paling Besar

ุนู† ุฃุจูŠ ุจูŽูƒู’ุฑูŽุฉูŽ- ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ – ุนู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฃู†ู‡ ู‚ุงู„: ยซุฃูŽู„ุง ุฃูู†ูŽุจู‘ูุฆููƒู… ุจูุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงู„ู’ูƒูŽุจูŽุงุฆูุฑุŸยป- ุซูŽู„ุงุซุง- ู‚ูู„ู’ู†ูŽุง: ุจูŽู„ู‰ ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ยซุงู„ุฅูุดู’ุฑูŽุงูƒู ุจูุงู„ู„ู‡ ูˆูŽุนูู‚ููˆู‚ู ุงู„ูˆุงู„ุฏูŠู†ุŒ ูˆูƒุงู† ู…ูุชู‘ูŽูƒูุฆุงู‹ ููŽุฌูŽู„ุณุŒ ูˆูŽู‚ูŽุงู„: ุฃู„ุง ูˆูŽู‚ูŽูˆู’ู„ู ุงู„ุฒูˆุฑุŒ ูˆูŽุดู‡ูŽุงุฏูŽุฉู ุงู„ุฒู‘ููˆุฑยปุŒ ููŽู…ุง ุฒุงู„ ูŠููƒูŽุฑู‘ูุฑูู‡ุง ุญุชู‰ ู‚ูู„ู†ูŽุง: ู„ูŽูŠู’ุชูŽู‡ ุณูŽูƒูŽุช.
[ุตุญูŠุญ] – [ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡]

54. Abu Bakrah -raแธiyallฤhu ‘anhu- meriwayatkan dari Nabi – แนฃallallฤhu ‘alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar?” Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Kami menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda, “(Yaitu) menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau pada waktu itu bersandar, lalu duduk kemudian meneruskan sabdanya, “Ingatlah juga perkataan palsu dan kesaksian palsu.” Beliau terus-menerus mengulanginya sampai kami berkata, “Andai saja beliau diam (berhenti).”

(Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-52, Kitab Kesaksian dan bab ke-10, bab apa yang dikatakan dalam hal kesaksian palsu) Maksudnya: Nabi ๏ทบ benar- benar minta perhatian terhadap hal yang biasanya diremehkan oleh masyarakat karena dianggap sepele.

๐Ÿท๏ธ Syarah Hadits:

โ–ช๏ธDi antara pelajaran dari hadis ini yaitu menyampaikan hukum-hukum syariat dengan metode tawaran, “Maukah kalian aku kabari?”

โ–ช๏ธ Kesyirikan kepada Allah adalah dosa paling besar karena Nabi -แนฃallallฤhu ‘alaihi wa sallam- meletakkannya di bagian paling pertama dan paling besar di antara deretan dosa-dosa besar. Hal ini dipertegas oleh firman Allah -Ta’ฤlฤ-, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni perbuatan syirik kepada-Nya dan akan mengampuni yang lainnya bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS An-Nisa ayat 48).

Dalam Islam, syirik dianggap sebagai dosa besar yang paling serius dan tidak dapat dimaafkan, jika belum bertaubat sebelum meninggal. Meskipun jika dikatakan sebagai syirik kecil.

Hadits ke-53: Bab – Syirik (Mempersekutukan Allรขh ๏ทป) adalah Dosa Terbesar

ุนู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ู…ุณุนูˆุฏ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ุงู„: ุณุฃู„ุช ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฃูŠู‘ู ุงู„ุฐู†ุจ ุฃุนุธู…ุŸ ู‚ุงู„: ยซุฃู† ุชุฌุนู„ ู„ู„ู‡ ู†ูุฏู‘ู‹ุงุŒ ูˆู‡ูˆ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽูƒูŽยป ู‚ู„ุช: ุซู… ุฃูŽูŠู‘ูุŸ ู‚ุงู„: ยซุซู… ุฃู† ุชู‚ุชู„ ูˆู„ุฏูƒ ุฎูŽุดู’ูŠูŽุฉูŽ ุฃู† ูŠุฃูƒู„ ู…ุนูƒยป ู‚ู„ุช: ุซู… ุฃูŽูŠู‘ูุŸ ู‚ุงู„: ยซุซู… ุฃู† ุชูุฒูŽุงู†ููŠ ุญูŽู„ููŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุฌูŽุงุฑููƒูŽยป.

Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahuโ€™anhuma berkata: “Aku bertanya kepada Nabi tentang dosa apakah yang terbesar di sisi Allah?” Nabi ๏ทบ menjawab: “Jika mempersekutukan Allah, padahal Dia-lah yang menciptakanmu.” Aku bertanya lagi: “Lalu apa lagi?” Jawab Nabi ๏ทบ “Jika engkau membunuh anakmu karena khawatir dia makan bersamamu (khawatir tidak mampu memberi makan).” Aku bertanya lagi: “Kemudian apa lagi?” Nabi ๏ทบ menjawab: “Berzina dengan isteri tetanggamu.”

(Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-65, Kitab Tafsir pada tafsir surat Al-Baqarah, bab ke-3, bab firman Allah: “Karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” )

Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah Subhanahu wa Taโ€™ala dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah serta Asma dan Sifat-Nya.

Perbuatan syirik selalu dianggap enteng oleh kaum muslimin. Banyak yang menganggap ini hal yang ringan.

Membahas Kitab Al-Lu’lu wal Marjan – Beriman kepada Allรขh ๏ทป adalah Amalan yang Paling Utama

๐Ÿ“– Hadits ke-50:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu, ia berkata,

ุณูุฆูู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ู‘ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ุฃูŽู‰ู‘ู ุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ุฅููŠู…ูŽุงู†ูŒ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ยป . ู‚ููŠู„ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽุงุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ุฌูู‡ูŽุงุฏูŒ ููู‰ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ยป . ู‚ููŠู„ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽุงุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ุญูŽุฌู‘ูŒ ู…ูŽุจู’ุฑููˆุฑูŒ ยป

โ€œNabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam ditanya, โ€œAmalan apa yang paling afdhol?โ€ Beliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam menjawab, โ€œBeriman kepada Allah dan Rasul-Nya.โ€ Ada yang bertanya lagi, โ€œKemudian apa lagi?โ€ Beliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam menjawab, โ€œJihad di jalan Allah.โ€ Ada yang bertanya kembali, โ€œKemudian apa lagi?โ€ โ€œHaji mabrurโ€, jawab Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam.โ€ (HR. Bukhari, Kitab: โ€œImanโ€ (2), Bab: Orang yang berkata, Iman adalah amalan lahiriah).

๐Ÿ“– Hadits ke-51:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุฐูŽุฑูู‘ ุฌูู†ู’ุฏูŽุจู ุจู’ู†ู ุฌูู†ูŽุงุฏูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูู„ู’ุชู: ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ุŒ ุฃูŽูŠูู‘ ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ยซ ุงู’ู„ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู ุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุฌูู‡ูŽุงุฏู ูููŠ ุณูŽุจููŠู’ู„ูู‡ู ยป ู‚ูู„ู’ุชู: ุฃูŽูŠูู‘ ุงู„ุฑูู‘ู‚ูŽุงุจู ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ยซ ุฃูŽู†ู’ููŽุณูู‡ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ูŽุงุŒ ูˆูŽุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑูู‡ูŽุง ุซูŽู…ูŽู†ู‹ุง ยป ู‚ูู„ู’ุชู: ููŽุฅูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽูู’ุนูŽู„ู’ ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ยซ ุชูุนููŠู’ู†ู ุตูŽุงู†ูุนู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุชูŽุตู’ู†ูŽุนู ู„ูุฃูŽุฎู’ุฑูŽู‚ูŽ ยป ู‚ูู„ู’ุชู: ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูŽ ุฅูู†ู’ ุถูŽุนููู’ุชู ุนูŽู†ู’ ุจูŽุนู’ุถู ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ยซ ุชูŽูƒูููู‘ ุดูŽุฑูŽู‘ูƒูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ููŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ูŽุง ุตูŽุฏูŽู‚ูŽุฉูŒ ู…ูู†ู’ูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽูู’ุณููƒูŽ ยป

Dari Abu Dzar Jundab bin Junadah radhiyallahu anhu, ia berkata, โ€œAku bertanya kepada Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam, โ€œAmalan apakah yang paling utama?โ€ย Rasul bersabda, โ€œBeriman kepada Allah dan jihad fisabilillah.โ€

Aku bertanya, โ€œBudak (hamba sahaya) seperti apakah yang paling utama untuk dimerdekakan?โ€ย Rasul bersabda, โ€œBudak yang paling dicintai oleh tuannya dan termahal harganya.โ€

Kemudian aku bertanya lagi, โ€œJika aku tidak mampu melakukannya?โ€ย Rasul bersabda, โ€œEngkau membantu orang yang fakir atau orang yang tidak mampu bekerja.โ€

Aku bertanya lagi, โ€œBagaimana jika aku tidak mampu untuk menunaikan sebagian pekerjaan?โ€ย Rasul bersabda, โ€œEngkau menahan diri untuk tidak berbuat kejahatan(gangguan) kepada sesama manusia, kerana sesungguhnya yang demikian itu merupakan sedekah darimu untuk dirimu sendiri.โ€ (HR. Al-Bukhari, no. 2518, dan Muslim, no. 84).

Muraja’ah Hadits ke-49: Iman Berkurang dengan Berkurangnya Ketaatan

Dari Abu Sa’ฤซd Al-Khudri -raแธiyallฤhu ‘anhu- ia berkata,

“Rasulullah -แนฃallallฤhu ‘alaihi wa sallam- keluar waktu iduladha atau idulfitri ke tempat salat lalu beliau melewati para wanita.

Lantas beliau bersabda, “Wahai para wanita, bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka. Mereka bertanya, “Kenapa wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Kalian banyak mengumpat dan mengingkari suami. Aku tidak melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang menghilangkan akal seorang lelaki cerdas daripada kalian.”

Mereka bertanya, “Apa kekurangan agama dan akal kami, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Bukankah kesaksian seorang wanita separuh kesaksian seorang lelaki?”

Mereka menjawab, “Ya, betul.” Beliau bersabda, “Itulah kekurangan akalnya. Bukankah apabila seorang wanita haid ia tidak salat dan tidak berpuasa?” Mereka menjawab, “Ya, betul.” Beliau bersabda, “Itulah kekurangan agamanya.”

(HR Bukhari – Kitab Haid Bab Wanita Haid Meninggalkan Puasa).

๐Ÿ“– Hadits ke-50: Beriman kepada Allah adalah Amalan yang Paling Utama

Dari Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu, ia berkata,

ุณูุฆูู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ู‘ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ุฃูŽู‰ู‘ู ุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ุฅููŠู…ูŽุงู†ูŒ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ยป . ู‚ููŠู„ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽุงุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ุฌูู‡ูŽุงุฏูŒ ููู‰ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ยป . ู‚ููŠู„ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽุงุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ยซ ุญูŽุฌู‘ูŒ ู…ูŽุจู’ุฑููˆุฑูŒ ยป

โ€œNabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam ditanya, โ€œAmalan apa yang paling afdhol?โ€ Beliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam menjawab, โ€œBeriman kepada Allah dan Rasul-Nya.โ€ Ada yang bertanya lagi, โ€œKemudian apa lagi?โ€ Beliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam menjawab, โ€œJihad di jalan Allah.โ€ Ada yang bertanya kembali, โ€œKemudian apa lagi?โ€ โ€œHaji mabrurโ€, jawab Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam.โ€ (HR. Bukhari no. 1519).

Hadits ke-48: Mencintai Kaum Anshar Sebagian dari Iman

Al-Bara’ Radhiyallahuโ€™anhu meriwayatkan, Nabi ๏ทบ bersabda: “Tiada yang mencintai orang-orang Anshar melainkan ia mukmin dan tiada yang membenci mereka melainkan ia munafik. Siapa yang mencintai mereka, Allah cinta kepadanya. Dan siapa yang membenci mereka, Allah benci kepadanya.”ย (HR. Bukhari, Kitab: “Perangai Orang-Orang Anshar” (63), Bab: Mencintai orang orang Anshar (4)) Ketika Allรขh ๏ทป telah mencintai sesuatu, maka tentu kita akan mencintainya. Sama halnya ketika Allรขh ๏ทป mencintai Anshar maka orang-orang mukmin akan mencintai mereka, kecuali orang-orang munafik.

Hadits ke-49: Iman Berkurang dengan Berkurangnya Ketaatan

Dari Abu Sa’ฤซd Al-Khudri -raแธiyallฤhu ‘anhu- ia berkata, “Rasulullah -แนฃallallฤhu ‘alaihi wa sallam- keluar waktu iduladha atau idulfitri ke tempat salat lalu beliau melewati para wanita.
Lantas beliau bersabda, “Wahai para wanita, bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka. Mereka bertanya, “Kenapa wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Kalian banyak mengumpat dan mengingkari suami. Aku tidak melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang menghilangkan akal seorang lelaki cerdas daripada kalian.”

Mereka bertanya, “Apa kekurangan agama dan akal kami, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Bukankah kesaksian seorang wanita separuh kesaksian seorang lelaki?”

Mereka menjawab, “Ya, betul.” Beliau bersabda, “Itulah kekurangan akalnya. Bukankah apabila seorang wanita haid ia tidak salat dan tidak berpuasa?” Mereka menjawab, “Ya, betul.” Beliau bersabda, “Itulah kekurangan agamanya.”

(HR Bukhari – Kitab Haid Bab Wanita Haid Meninggalkan Puasa).

โ€œSesungguhnya Allah hanyalah menciptakan bintang untuk tiga tujuan: sebagai hiasan langit dunia, sebagai pelempar setan, dan sebagai penunjuk arah.

Barangsiapa yang meyakini fungsi bintang selain itu, maka ia berarti telah berkata-kata dengan pikirannya semata, ia telah mendapatkan nasib buruk, menyia-nyiakan agamanya (berkonsekuensi dikafirkan) dan telah menyusah-nyusahkan berbicara yang ia tidak memiliki ilmu sama sekali.โ€
(Dikeluarkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabariy dalam Jamiโ€™ Al-Bayan fii Taโ€™wil Ay Al-Qurโ€™an, 23: 508)

Hikmah yang utama, kalau kita tahu bintang adalah ciptaan Allah yang begitu besar, maka tentu Allah yang menciptakannya benar-benar Maha Besar. Itulah mengapa bintang dan makhluk ciptaan Allah lainnya dijadikan sebagai ayat-ayat Allah yang menunjukkan tanda kebesaran Allah.

Maka, hujan adalah takdir Allรขh ๏ทป, maka menisbatkan hujan kepada makhluk-Nya yang lain adalah kesyirikan.

Kajian Kitab: Al-Lu’lu’ wal Marjan | Larangan Kembali Kepada Kekafiran Sepeninggal Rasulullah ๏ทบ dengan Saling Membunuh

HADITS KE-44:

ุญูŽุฏูŠุซู ุฌูŽุฑููŠุฑู ุฃู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ุจูŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ู‡ ููŠ ุญูŽุฌู‘ูŽุฉู ุงู„ูˆูŽุฏูŽุงุนู: ุงุณู’ุชูŽู†ู’ุตูุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ู„ุง ุชูŽุฑู’ุฌูุนููˆุง ุจูŽุนู’ุฏููŠ ูƒููู‘ูŽุงุฑู‹ุงุŒ ูŠูŽุถู’ุฑูุจู ุจูŽุนู’ุถููƒูู…ู’ ุฑูู‚ูŽุงุจูŽ ุจูŽุนู’ุถู.

Jarir menuturkan bahwa ‘Ketika haji Wada’, Nabi ๏ทบ bersabda kepadanya, “Perintahkan orang-orang untuk diam.” Kemudian beliau bersabda, “Kalian jangan kembali kafir sepeninggalku dengan saling memenggal leher antara kalianโ€.ย 

(Yakni janganlah kalian berbuat sebagaimana perbuatan orang-orang kafir (Syarah Shahih Muslim – An-Nawawi 2/55).

(HR. Bukhari, Kitab: “Ilmuโ€ 3), Bab: Diam untuk mendengarkan ulama (43))

Haji Wada adalah haji terakhir Rasulullah ๏ทบ sebelum beliau meninggal. Ini menegaskan bahwa Siapapun yang bernyawa pasti akan mati.
Perintahkan manusia untuk diam: maka ketika mendengarkan nasehat atau ceramah hendaknya diam, dan Penceramah berhak memberi tahu untuk diam.

HADITS KE-45:

ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ุนูŽู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽูŠู’ู„ูŽูƒูู…ู’ ุฃูŽูˆู’ ูˆูŽูŠู’ุญูŽูƒูู…ู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุดูุนู’ุจูŽุฉู ุดูŽูƒู‘ูŽ ู‡ููˆูŽ ู„ูŽุง ุชูŽุฑู’ุฌูุนููˆุง ุจูŽุนู’ุฏููŠ ูƒููู‘ูŽุงุฑู‹ุง ูŠูŽุถู’ุฑูุจู ุจูŽุนู’ุถููƒูู…ู’ ุฑูู‚ูŽุงุจูŽ ุจูŽุนู’ุถู

Ibnu Umar berkata, Nabi ๏ทบ bersabda: โ€œCelaka kalian, janganlah kalian kembali kafir sepeninggalku dengan saling memenggal leher antara kalian.โ€

(HR. Bukhari, Kitab: โ€œAdabโ€ (78), Bab: Tentang: ucapan seseorang โ€œCelaka kamu!โ€ (95))