Tag Archives: Adab-Adab pengajar

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: “Hendaklah penghafal Al-Qur’an bangun malam dengan membaca Al Qur’an ketika orang-orang tidur dan berpuasa di siang hari ketika orang-orang tidak puasa”.

Hendaklah ia bersedih ketika orang-orang gembira dan menangis ketika orang-orang tertawa, diam ketika orang-orang berbicara dan menampakkan kekhusyukannya ketika orang-orang menyombongkan diri.

Termasuk adabnya ialah bersabar atas kekerasan gurunya dan keburukan akhlaknya. Janganlah hal itu menghalanginya untuk tetap belajar darinya dan meyakini kesempurnaannya. Hendaklah ia menakwilkan perbuatan dan perkataannya yang kelihatannya buruk dengan takwil-takwil yang benar. Tiada yang gagal melakukan itu, kecuali orang yang mendapat sedikit taufik atau tidak mendapatkannya. Apabila guru memarahinya, hendaklah ia meminta maaf kepada guru dan menyatakan bahwa dialah yang berdosa dan patut dipersalahkan. Hal itu lebih bermanfaat baginya di duni dan akhirat dan lebih membersihkan hati gurunya.

Adab-adab Pengajar

Hendaklah guru menjaga kedua tangannya dari bermain-mqin ketika mengajar dan menjaga kedua matanya dari memandang kemana-mana tanpa keperluan.

Hendaklah ia duduk dalam keadaan berwudhu dengan menghadap kiblat dan duduk dengan tenang dan memakai baju yang putih bersih. Apabila sampai ke tempat duduknya, ia kerjakan shalat dua rakaat sebelum duduk, baik tempatnya di masjid atau lainnya. Jika tempatnya di masjid, maka itu lebih diutamakan, karena dihukum makruh duduk di situ sebelum shalat.

Ia boleh duduk bersilah atau tidak bersilah. Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Dawud As-Sijistani dengan isnadnya dari Abdullah bin Mas’ud bahwa ia dulu mengajar orang-orang di masjid sambil duduk berlulut di atas kedua lututnya.