بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Senin Malam Al-Khor
Penceramah: Ustadz Abu Abdillah Nefri, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Edisi: Senin, 17 Rajab 1445 / 29 Januari 2024



Tafsir Surat Fussilat ayat 30-33

📖 Allâh ﷻ berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.

📝 Tafsir ayat:

Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang menjelaskan tentang orang-orang kafir, sedangkan ayat ini menjelaskan tentang golongan orang yang beriman.

Allâh ﷻ berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan,”Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka) yaitu mereka ikhlas dalam beramal hanya kepada Allah, yaitu mereka beramal dengan menaati apa yang telah disyariatkan Allâh ﷻ kepada mereka. Maka mereka mengucapkan yang jujur dalam hati yang paling dalam.

Lisannya mengucapkan kalimat tauhid dan dihatinya tertancap kuat nilai keimanan. Hingga antara ucapan dan lisannya selaras. mengakui, mengucapkan dan ridha dengan rububiyah Allah serta berserah diri kepadaNya, lalu mereka istiqamah di atas jalan yang lurus itu, baik secara teori maupun praktik, maka mereka memperoleh berita gembira di dalam kehidupan dunia ini dan di akhirat nanti.

Imam At-Thabari dalam tafsirnya menerangkan: makna إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ :
1. Engkau hendaknya mentauhidkan Allâh ﷻ dan tidak bersekutu kepada-Nya.
2. Orang-orang yang mengucapkan ini harus berlepas diri dari segala bentuk kesyirikan. (lawannya).

Abu Bakar As-Sidiq Radhiyallahu’anhu sebagaimana disebutkan Sa’id bin Imran yang membacakan ayat ini disamping Abu Bakar As-Sidiq Radhiyallahu’anhu, beliau berkata: Siapa yang dimaksud orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka? Mereka adalah orang-orang yang tidak menyekutukan Allâh ﷻ dengan sesuatu apapun.

Buah dari istiqomah ini adalah malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.

Ucapan ini disampaikan oleh malaikat Ketika ruh akan berpisah dengan badan, di dalam kuburan dan ketika hari kiamat.

Para malaikat menyampaikan berita gembira kepada mereka akan lenyapnya semua keburukan dan akan memperoleh semua kebaikan. Hal ini sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis Al-Barra Radhiyallahu’anhu yang mengatakan bahwa sesungguhnya para malaikat berkata kepada roh orang mukmin, “Keluarlah engkau, hai jiwa yang baik, dari tubuh yang baik yang sebelumnya engkau huni, keluarlah engkau menuju kepada ampunan dan nikmat serta Tuhan yang tidak murka.” Menurut pendapat lain, para malaikat turun kepada mereka di saat mereka dibangkitkan dari kuburnya.

Dari ‘Aisyah -raḍiyallāhu ‘anhā-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang rindu bertemu dengan Allah, Allah pun rindu bertemu dengannya. Namun siapa yang benci bertemu dengan Allah, Allah pun benci bertemu dengannya.” Maka aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah (yang dimaksud adalah) membenci kematian, karena setiap kita membenci kematian?” Beliau menjawab: “Bukan demikian. Namun seorang mukmin jika diberi kabar gembira dengan rahmat, ridha dan surga Allah, ia akan rindu bertemu dengan Allah, maka Allah pun rindu bertemu dengannya. Dan sungguh orang kafir jika diberi ‘kabar duka’ dengan azab dan murka Allah, ia akan benci bertemu dengan Allah dan Allah pun benci bertemu dengannya.” (Hadis sahih – Diriwayatkan oleh Muslim).

Dalam meyakini alam akhirat, tahapan dalam meyakini: Ilmul yaqiin (berdasarkan ilmu) adanya di dunia, ainul yaqiin berdasarkan penglihatan mata (diperlihatkan di alam kubur) dan haqqul yakin, setelah masuk ke dalam surga.

Istiqamah dalam ayat ini berupa istiqomah dalam ketaatan dan dalam menjauhi maksiat, bid’ah dan amalan-amalan lainnya yang dilarang. Terutama dosa-dosa besar dan dosa-dosa yang keji.

📖Dalam ayat ke-31-32 Allâh ﷻ berfirman:

نَحْنُ أَوْلِيَآؤُكُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِىٓ أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.

نُزُلًا مِّنْ غَفُورٍ رَّحِيمٍ

Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Para malaikat berkata kepada mereka, “Kami adalah penolong-penolong kalian dalam kehidupan dunia, kami meluruskan langkah kalian dan menjaga kalian dengah perintah dari Allah, demikian pula di akhirat, kami tetap bersama kalian. Di dalam surga, kalian mendapatkan apa yang diinginkan oleh jiwa kalian dari apa-apa yang kalian pilih, dan juga menyenangkan pandangan mata kalian. Apa pun yang kalian minta, kalian mendapatkannya di depan kalian sebagai jamuan dan kenikmatan untuk kalian dari Allah yang Maha Pengampun terhadap dosa-dosa kalian dan Maha Penyayang kepada kalian.

Sebagai rezeki yang disiapkan bagi kalian dari Rabb yang Maha Pengampun dosa-dosa siapa yang bertobat kepada-Nya dari hamba-hamba-Nya, Dia Maha Penyayang kepada mereka.

📖 Dalam ayat ke-33 Allâh ﷻ berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”

Tafsir ayat yang dimaksud, Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah :
1. Nabi Muhammad ﷺ yang merupakan penyeru tauhid pertama.
2. Orang-orang yang mengajak kepada tauhid (para dai dan Ustadz).
3. Muadzin (menyeru kepada kalimat tauhid).

Selain menyeru, mereka juga mengamalkan amalan-amalan shaleh dalam rangka mengamalkan ilmunya.

Qais berkata, maksud amalan shalih adalah melaksanakan shalat dua rakaat diantara adzan dan Iqamah.

Kemudian berkata dengan penuh keyakinan, ‘sungguh, aku termasuk ke dalam kelompok orang-orang muslim yang berserah diri”

Inilah ucapan tawadhu sekaligus bangga menampakkan keislamannya. Tidak malu dan isyarat menjaga persaudaraan dengan sesama muslim serta bukan ucapan inni muslim, tetapi innani minal muslimin (bagian dari orang-orang Islam). (Tafsir Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin).

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم