بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Ummahat Doha – Senin Pagi
Tanggal: 24 Rajab 1445 / 5 Februari 2024
Tempat: Aind Khalid
Bersama: Ustadz Abu Abdus Syahid Isnan Efendi, Lc, M.A Hafidzahullah



 

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 165

📖 Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 165:

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

📝 Tafsir Ayat:

Telah dijelaskan pada ayat-ayat sebelumnya tentang kaitan orang-orang beriman yang bersandarkan kepada Tauhid Uluhiyah, Rububiyah dan Asma’ wa Shifat.

Ayat ini dilanjutkan dengan orang-orang yang berbuat syirik, yaitu tandingan-tandingan Allâh ﷻ dengan berbagai macam bentuknya.

Sudah banyak bukti-bukti yang pasti ini, sebagian dari manusia masih mengambil selain Allah sebagai berhala-berhala dan patung-patung serta penolong-penolong yang mereka jadikan sebagai tandingan-tandingan bagi Allah, mereka  memberikan kepada tandingan-tandingan itu rasa cinta, pengagungan dan ketaatan Yang Tidak sepantasnya diberikan kecuali bagi Allah Semata.

Syirik Mahabbah (Cinta)

Amaliyah syirik bukan hanya masalah lahir akan tetapi juga bisa dalam masalah bathin, seperti cinta.

Sebagian manusia ada yang menjadikan tandingan untuk Allah dalam masalah cinta. Dimana mereka mencintai tandingan itu seperti mencintai Allah. Berarti -dalam masalah cinta- kalau cinta kita kepada sesuatu seperti cinta kepada Allah, berarti kita sudah mempersekutukan Allah dalam mahabbah. Didalam takut juga ada, sama. Apabila kita takut kepada sesuatu seperti takutnya kita kepada Allah, maka kita jatuh kepada syirik besar.

Cinta bisa berbentuk thabi’i (manusiawi) seperti mencintai anak, mencintai hal-hal yang indah. Bisa juga cinta ibadah seperti mencintai Allâh ﷻ dan Rasul-Nya. Konsekuensinya kita menjalankan perintahNya dan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah ﷺ. Dan cinta syirik inilah yang dilarang, yaitu mencintai makhluk lebih besar daripada cinta kepada Allâh ﷻ. Seperti patung, berhala, jin dan lainnya.

Cinta thabi’ bisa berubah menjadi maksiat jika kadarnya lebih rendah daripada cintanya kepada Allâh ﷻ. Seperti cinta kepada anak-anak menjadikannya seorang ibu tidak mau membangunkan shalat.

📖 Tafsir as-Sa’di (Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan)

Alangkah tepatnya keterkaitan ayat-ayat ini dengan ayat sebelumnya, di mana setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan keesaanNya dan dalil-dalil yang pasti atas hal itu serta keterangan-keterangan tajam yang menyampaikan kepada keyakinan hati yang menghilangkan setiap keraguan, Allah menyebutkan dalam ayat ini bahwa وَمِنَ النَّاسِ “di antara manusia” dengan adanya semua penjelasan yang sempurna itu, مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ “ada orang-orang yang menyembah” sebagian dari makhluk-makhluk, أَنْدَادًا “sebagai tandingan-tandingan” bagi Allah, yakni para sekutu yang mereka samakan dengan Allah dalam ibadah, kecintaan, pengagungan, dan ketaatan. Dan orang yang dalam kondisi seperti ini -setelah penegakan hujjah dan penjelasan tauhid- dapat dipastikan bahwa ia adalah seseorang yang durhaka terhadap Allâh ﷻ, menentangNya, berpaling dari merenungi ayat-ayatNya dan memikirkan makhluk-makhlukNya, maka ia tidak punya alasan sama sekali dalam hal itu, bahkan pantaslah ia mendapatkan siksaan.

Orang-orang yang membuat tandingan-tandingan bagi Allah tersebut, tidaklah menyejajarkan mereka dengan Allah dalam hal mencipta, mengatur (alam), dan memberi rizki, akan tetapi mereka menyamakannya dengan Allah dalam ibadah, hingga mereka menyembah tandingan-tandingan tersebut agar dapat mendekatkan mereka kepada Allah. Pada FirmanNya, اتَّخَذُوْا “Menjadikan,” merupakan sebuah dalil bahwa Allah tidak memiliki tandingan, akan tetapi kaum musyrikin hanya menjadikan bagi Allah tandingan-tandingan dari beberapa makhluk hanya sebatas penamaan saja dan kata-kata yang tak berarti, sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,

وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ قُلْ سَمُّوهُمْ أَمْ تُنَبِّئُونَهُ بِمَا لا يَعْلَمُ فِي الأرْضِ أَمْ بِظَاهِرٍ مِنَ الْقَوْل

“Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah, ‘Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu.’ Atau apakah kamu hendak memberitakan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya di bumi, atau kamu mengata-kan (tentang hal itu) sekadar perkataan pada lahirnya saja?” (QS. Ar-Ra’d: 33),

dan FirmanNya,

إِنْ هِيَ إِلا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنزلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّن

“Itu semua tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan.” (QS. An-Najm: 23).

Oleh karena itu, makhluk bukanlah tandingan bagi Allah جَلَّ جَلالُهُ, karena Allah adalah pencipta dan selainNya adalah makhluk, Rabb yang Memberikan rizki, adapun selainNya adalah yang diberi rizki, Allah adalah Mahakaya sedang kalian adalah fakir, Dia Maha-sempurna dari segala aspeknya, sedang hamba serba kekurangan dalam segala aspeknya, Allah-lah yang memberikan manfaat dan mudarat, sedang makhluk tidak memiliki apa-apa dari manfaat, mudarat maupun urusan seperti itu. Maka sangatlah diketahui dengan yakin akan kebatilan perkataan orang-orang yang menjadikan dari selain Allah sebagai tuhan-tuhan dan tandingan-tandingan, baik dari para malaikat, para nabi, orang-orang shalih, patung ataupun yang lainnya, dan bahwasanya Allah-lah yang berhak untuk dicintai secara penuh dan ditaati secara total.

Oleh karena itu, Allah memuji kaum Mukminin dengan FirmanNya, وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ “Adapun orang-orang yang beriman, sangat cinta kepada Allah,” maksudnya, daripada orang-orang yang membuat tandingan bagi Allah itu kepada tandingan-tandingan tersebut, karena mereka, kaum Mukminin tulus dalam mencintai Allah, sedang mereka menyekutukan Allah dengan tandingan-tandingan tersebut, dan karena mereka (orang-orang beriman) mencintai Dzat yang berhak untuk dicintai secara hakiki yang mana mencintaiNya adalah inti dari segala kebaikan seorang hamba, kebahagiaannya dan keselamatannya, sedang kaum musyrikin mencintai sesuatu yang sama sekali tidak pantas untuk diberikan cinta dan mencintainya adalah inti dari kesengsaraan seorang hamba, kerusakannya, dan kekacauan urusan dirinya.

Oleh karena itu, Allah mengancam mereka dengan Firman-Nya, وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا “Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zhalim itu mengetahui” (akibat buruk) dari menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah dan tunduk kepada selain Rabb seluruh makhluk, dan mereka berlaku zhalim terhadap hamba-hambaNya dari jalan Allah serta usaha mereka dalam memudaratkan hamba-hambaNya dengan menghalangi mereka, إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ “ketika mereka melihat siksa,” yaitu pada Hari Kiamat secara jelas dengan mata mereka sendiri, أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ “bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka menyesal).” Maksudnya, mereka akan mengetahui secara benar dan yakin bahwa kekuatan dan kekuasaan hanya milik Allah semuanya dan bahwasanya tandingan-tandingan mereka itu tidak memiliki kekuatan sedikit pun, maka jelaslah bagi mereka pada saat itu kelemahan dan ketidakmampuannya, tidak seperti apa yang mereka duga saat di dunia, bahkan mereka berpikir bahwa tandingan-tandingan itu memiliki peran dalam hal itu, dan bahwa itu semua akan mendekatkan mereka kepada Allah, serta menyampaikan mereka kepadaNya. Maka sia-sialah dugaan mereka tersebut, hilanglah usaha mereka, dan patutlah mereka mendapat azab yang pedih, sedang tandingan-tandingan yang mereka buat itu tidak dapat menolong mereka, dan tidak dapat memberikan manfaat sedikit pun, bahkan mereka akan mendapatkan bahaya dari arah yang mulanya mereka sangka ada manfaatnya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم