بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Ummahat Doha – Senin Pagi
Tanggal: 25 Jumadil Akhir 1445 / 8 Januari 2024
Tempat: Izghowa Qatar
Bersama: Ustadz Abu Abdus Syahid Isnan Efendi, Lc, M.A Hafidzahullah


Watch this video on Facebook


Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 159-163

Surat Al-Baqarah Ayat 159:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَآ أَنزَلْنَا مِنَ ٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلْهُدَىٰ مِنۢ بَعْدِ مَا بَيَّنَّٰهُ لِلنَّاسِ فِى ٱلْكِتَٰبِ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ يَلْعَنُهُمُ ٱللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ ٱللَّٰعِنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati,

Laknat bermakna dijauhkan dari rahmat Allâh ﷻ. Maka, kata ini tidak boleh diucapkan sembarangan karena maknanya yang dalam, yaitu sumber kebaikan dunia dan akhirat.

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan ayat-ayat Allah tentang dalil kebenaran risalah nabi Muhammad ﷺ dari manusia setelah adanya penjelasan tentang beliau dalam Taurat, yaitu para ulama’ yahudi dan para pendeta Nasrani.

Maka mereka itu akan ditolak dari rahmat Allah. Para malaikat dan orang-orang mukmin akan melaknat mereka. Ayat ini turun untuk para ulama’ ahli kitab dan karena kebisuan mereka terkait ayat tentang hukuman rajam dan penggambaran nabi Muhammad ﷺ.

Hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi.

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمً فَكَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ.

Nabi Muhammad bersabda: Barangsiapa ditanya tentang sesuatu ilmu lalu ia menyembunyikannya maka ia akan diberi kekang pada hari kiamat dengan tali kekang dari neraka.

Salah satu karakter mereka adalah menyuburkan riba dan karakteristik buruk lainnya. Tentu umat islam dilarang mengikuti millah mereka.

Allâh ﷻ mempunyai sifat Al Mubin (Yang Maha jelas) dan ini dibuktikan dengan kejelasan dalam menerangkan syariat Allâh ﷻ melalui para Rasul yang diutus. Sehingga haram dan halal sudah jelas.

Surat Al-Baqarah Ayat 160:

إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ وَأَصْلَحُوا۟ وَبَيَّنُوا۟ فَأُو۟لَٰٓئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنَا ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.

Kecuali orang-orang yang bertaubat dari tindakan menyembunyikan ayat-ayat yang jelas tersebut dan memperbaiki amal perbuatan mereka, baik lahir maupun batin, serta memberikan keterangan yang jelas perihal kebenaran dan petunjuk yang telah mereka sembunyikan tersebut.

Mereka itu akan Ku terima taubatnya. Dan Aku adalah Tuhan Yang Maha Menerima taubat para hamba yang mau bertaubat lagi Maha Penyayang kepada mereka.

Dalam ayat ini disebutkan bertaubat, memperbaiki kesalahan dan menerangkan kepada umat yang telah disesatkan.

Surat Al-Baqarah Ayat 161-162:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كُفَّارٌ أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ ٱللَّهِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya.

خَٰلِدِينَ فِيهَا ۖ لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ ٱلْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ

Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.

Orang-orang yang mendustakan Allah dan rasul-Nya, dan terus menerus melakukan itu sampai mereka mati, maka balasan bagi mereka adalah dijauhkan dari rahmat Allah dan mendapat laknat dari para malaikat dan manusia seluruhnya.

Mereka akan tetap dalam laknat dan kekal di neraka, azab tidak akan dihentikan bagi mereka dan mereka tidak akan dibebaskan. Inilah aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah karena dosa syirik tidak akan diampuni jika belum bertaubat sebelum ajal.

Rasulullah ﷺ yang sudah dijamin masuk surga saja masih bertaubat minimal 100 kali setiap hari. Tentu kita sebagai insan yang dhaif harus lebih banyak untuk bertaubat.

Surat Al-Baqarah Ayat 163:

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ

Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat ini menjelaskan Ketauhidan Allâh ﷻ. Dari tiga sisi:

Tauhid rububiyah berupa mengesakan Allâh ﷻ dari sisi perbuatanNya yang menciptakan langit dan bumi serta seluruh makhluk yang ada di dalamnya.

Tauhid Uluhiyah menegaskan dari sisi perbuatan hamba-Nya yang ditujukan hanya untuk Allâh ﷻ.

Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allâh ﷻ dan sifat-sifat-Nya sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an dan sunah Rasul-Nya. Dan sifat-sifat Allâh ﷻ berbeda dengan makhluk-Nya.

Allah mengabarkan dan Dia adalah Yang Maha benar perkataanNya bahwa Dia “sesembahan yang Maha Esa,” maksudnya, hanya satu dan sendiri pada dzatNya, nama-namaNya, sifat-sifatNya, dan perbuatan-perbuatanNya, tidak ada sekutu bagiNya pada dzatNya, tidak ada yang menyamaiNya, tidak ada bandinganNya, dan yang serupa denganNya, tidak ada yang sesuai denganNya, tidak ada pencipta, tidak ada pengatur selain diriNya. Oleh karena itu, apabila kondisinya demikian, maka Dialah yang berhak dituhankan dan disembah dengan segala bentuk peribadahan, dan tidak satu makhluk pun yang dapat disekutukan denganNya, karena sesungguhnya Dia, “Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” bersifat Rahmat yang agung yang tidak bisa disamakan dengan rahmat seorangpun, yang meliputi segala sesuatu dan menyebar kepada setiap yang hidup.

Karena rahmatNyalah sehingga para makhluk tercipta, dengan rahmatNyalah mereka memperoleh berbagai bentuk pelengkap, dengan rahmatNyalah tercabut dari nya segala kesulitan, dengan rahmatNyalah Dia memperkenalkan diri kepada hambaNya dengan sifat-sifat dan karunia-karuniaNya, Dia menjelaskan kepada mereka segala yang mereka butuhkan dari kemaslahatan agama dan dunia mereka dengan mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab.

Apabila diketahui bahwa nikmat yang diperoleh seorang hamba hanyalah dari Allah dan bahwa seseorang dari makhluk tidaklah mampu memberikan manfaat kepada orang lain, maka dari situ diketahui bahwa hanya Allah yang berhak atas segala bentuk ibadah, dan hanya Dialah yang berhak mendapatkan kecintaan, rasa takut, harap, pengagungan dan tawakal, serta lain-lainnya dari berbagai bentuk ketaatan. Kezhaliman yang paling zhalim dan keburukan yang paling buruk adalah dimana beribadah kepadaNya diubah menjadi beribadah kepada hamba, dan dengan para makhluk yang berasal dari tanah disekutukan dengan Tuhannya segala Tuhan, atau seorang hamba menyembah makhluk yang diatur lagi lemah dari segala sisi dengan Sang Pencipta lagi maha mengatur dan mampu lagi kuat, yang menguasai segala sesuatu, dan segala sesuatu tunduk kepadaNya.

Ayat ini menunjukkan penetapan akan keesaan dan ketuhanan sang pencipta, dan penegasannya dengan cara meniadakan hal itu dari selain diriNya dari para makhluk, serta penjelasan tentang dasar dalil terhadap hal itu, yaitu penetapan tentang rahmatNya yang salah satu pengaruhnya adalah adanya ke segala kenikmatan dan penolakan segala kesulitan. Ini adalah dalil global tentang keesaan Allâh ﷻ. (Tafsir As-Sa’di Rahimahullah).

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم