بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Ummahat Doha – Senin Pagi
Bersama Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. Hafidzahullah
Doha, 25 Rabi’ul Awal 1445 / 10 Oktober 2023
Link: Assunnah Qatar Facebook Page
Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 153
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
Ayat ini adalah lanjutan dari ayat sebelumnya:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
152. Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menerangkan dalam tafsirnya : Setelah Allâh ﷻ menerangkan perintah untuk bersyukur kepada-Nya, maka melalui ayat ini Dia menjelaskan perihal sabar dan hikmah yang terkandung di dalam masalah menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong serta pembimbing. Karena sesungguhnya seorang hamba itu adakalanya berada dalam kenikmatan, lalu ia mensyukurinya; atau berada dalam cobaan, lalu ia bersabar menanggungnya.
Sebagaimana yang disebutkan oleh sebuah hadis yang mengatakan:
“عَجَبًا لِلْمُؤْمِنِ. لَا يَقْضِي اللَّهُ لَهُ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ، فَشَكَرَ، كَانَ خَيْرًا لَهُ؛ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ فَصَبَرَ كَانَ خَيْرًا لَهُ”.
Mengagumkan perihal orang mukmin itu. Tidak sekali-kali Allah menetapkan suatu ketetapan baginya, melainkan hal itu baik belaka baginya. Jika dia mendapat kesenangan, maka bersyukurlah dia yang hal ini adalah lebih baik baginya; dan jika tertimpa kesengsaraan, maka bersabarlah dia yang hal ini adalah lebih baik baginya.
Maka, dua hal yang paling utama dalam mendalami kehidupan adalah syukur dan sabar. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Pada ayat ini, diawali dengan kalimat: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا yang seharusnya menjadikan kita fokus akan hal ini. Karena pasti yang Allâh ﷻ sampaikan kepada orang-orang yang beriman tentu sangat penting.
Dan dalam menjalani kehidupan kita, hal yang paling utama adalah dengan mengingat Allâh ﷻ. Karena tidak ada kekuatan yang mampu menolong kita kecuali Allâh ﷻ.
Allâh ﷻ menjelaskan bahwa sarana yang paling baik untuk menanggung segala macam cobaan ialah dengan sikap sabar dan banyak shalat, seperti yang dijelaskan di dalam firman-Nya:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّها لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong kalian. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Al-Baqarah: 45).
Sabar secara bahasa berarti al habsu yaitu menahan diri. Secara syari’at sabar adalah menahan diri dari hal-hal yang tidak diridhai Allâh ﷻ dan menahan diri di atas ketaatan kepada Allâh ﷻ.
Sabar itu ada tiga macam, yaitu sabar dalam ketaatan (tingkat tertinggi), sabar dalam menjauhi maksiat dan sabar dalam menghadapi takdir.
Sabar dalam ketaatan (tingkat tertinggi) karena adanya amalan (ekstra). Sedangkan yang lain hanya perasaan sabar yang tidak dituntut amalan. Seperti sabar dalam meninggalkan maksiat, kita hanya disuruh pasif, diam dan tidak mengamalkan suatu amalan.
Analoginya seperti ini: ada besi 200 kg dan disuruh diangkat dan ada besi disuruh dijaga, maka tentu yang mengangkat adalah yang lebih berat.
Maka istiqamah adalah amalan yang paling disukai, yang meskipun sedikit tapi terus menerus.
Imam Ahmad rahimahullah menjelaskan bahwa Allâh ﷻ menyebut kata sabar dalam 90 tempat. Salah satu sifat Allâh ﷻ adalah ma’iyah yaitu kebersamaan Allâh ﷻ bersama hamba-Nya, berupa pertolongan, taufik dan bantuan Allâh ﷻ kepada hamba-hambaNya.
Allâh ﷻ berfirman dalam Surat Ali ‘Imran Ayat 200:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
Do’a adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allâh ﷻ. Dan shalat adalah do’a ibadah, ketika ketika sholat adalah mencari ridha Allâh ﷻ dan ini adalah bentuk minta tolong kepada Allâh ﷻ.
Maka tatkala kita sholat dengan ikhlas, akan kita dapatkan ridha Allâh ﷻ dan jika Allâh ﷻ ridha maka segala hajat kita akan Allâh ﷻ kabulkan.
Selain kebersamaan Allâh ﷻ, maka dengan sabar akan mendapatkan kemenangan yang pada akhirnya surgaNya yang akan Allâh ﷻ berikan. Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa sabar itu merupakan pengakuan seorang hamba kepada Allah atas apa yang menimpanya, dan ia jalani hal ini dengan penuh ketabahan karena mengharapkan pahala yang ada di sisi-Nya. Adakalanya seorang lelaki itu berkeluh kesah, tetapi dia tabah dan tiada yang kelihatan dari dirinya melainkan hanya kesabaran semata.
Ibrahim At-Taimi berkata tidaklah ada seorang hamba yang dikaruniai kesabaran ketika mendapatkan hal-hal yang menyakiti, ketika ujian ataupun musibah maka dia telah mendapatkan keutamaan setelah iman yang ada pada dirinya.
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
Kenapa Allâh ﷻ tidak menyebut sesungguhnya Allâh ﷻ bersama orang-orang yang sholat, tapi bersama orang-orang yang sabar. Karena di dalam sabar telah mencakup semua ibadah yaitu sabar dalam ketaatan, sabar dalam menjauhi maksiat dan sabar menghadapi takdir. Jadi dalam sabar sudah mencakup di dalamnya sholat.
Allâh ﷻ memerintahkan kaum mukminin untuk meminta pertolongan dalam segala urusan mereka, baik dunia maupun akhirat “dengan sabar dan shalat.” Kesabaran adalah pengendalian dan penjagaan diri terhadap hal yang dibenci.
Dan kesabaran ada 3 macam, yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah hingga mampu menunaikannya, sabar dalam kemaksiatan kepada Allah hingga menjauhinya, dan sabar atas takdir takdir Allah yang memilukan agar tidak memakinya.
Kesabaran adalah pertolongan yang besar terhadap segala sesuatu, karena sama sekali tidak ada jalan bagi orang yang tidak bersabar untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, khususnya dalam hal ketaatan yang sangat sulit dan berkesinambungan. Di mana hal itu sangatlah membutuhkan kesabaran dan keberanian untuk merasakan kepahitan yang menyakitkan.
Namun jika pelakunya itu konsekuen dengan kesabarannya niscaya dia akan memperoleh kemenangan, namun bila dia dijauhkan oleh hal yang tidak disukai dan hal yang sulit dari kesabaran dan konsekuen terhadapnya niscaya dia tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kehampaan.
مَنْ تَعَجَّلَ شَيْئًا قَبْلَ أَوَانِهِ عُوْقِبَ بِحِرْمَانِهِ
Barangsiapa tergesa-gesa ingin mendapatkan sesuatu sebelum datang waktunya maka ia mendapatkan hukuman dengan tidak mendapatkan apa yang ia inginkan tersebut
Kaidah ini menjelaskan tentang ‘iqâb (hukuman) yang didapatkan oleh seseorang yang terburu-buru mendapatkan sesuatu yang ia inginkan sebelum datang waktunya. Ia mendapatkan hukuman berupa kebalikan dari apa ia inginkan itu.
Demikian pula dalam hal kemaksiatan yang mana dorongan nafsu dan godaannya yang begitu kuat untuk melakukannya, dan dia sendiri mampu melakukannya, dan ini tidaklah mungkin ditinggalkan kecuali dengan kesabaran yang besar serta menahan dorongan dan godaan nafsunya karena Allah, lalu dia meminta pertolongan kepadaNya untuk memeliharanya dari perbuatan tersebut, karena hal itu adalah termasuk fitnah-fitnah yang besar.
Demikian juga, ujian yang paling berat khususnya bila berlanjut. Dan ini akan lemah dengan adanya kekuatan rohani dan jasmani, namun ujian tersebut akan menimbulkan kecaman bila dia tidak melawannya dengan kesabaran karena Allah, dan bertawakal kepadaNya dengan bersandar kepadaNya serta melakukannya secara terus menerus.
Akhirnya anda ketahui bahwa kesabaran itu sangatlah dibutuhkan oleh seorang hamba, bahkan menjadi suatu yang darurat dalam setiap kondisi. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepadanya dan mengabarkan bahwasanya dia “beserta orang-orang yang sabar,” maksudnya, beserta orang yang menjadikan kesabaran sebagai akhlak, sifat, dan karakternya dengan adanya pertolongan bimbingan dan arahanNya, hingga kesulitan dan kemalangan itu terasa sepele, segala hal yang besar terasa mudah dan segala kesusahan yang dirasakan akan lenyap. Ini adalah kebersamaan khusus yang akan menyebabkan kecintaan, pertolongan, pembelaan, dan kedekatanNya, dan Ini semua adalah keutamaan yang besar bagi orang-orang yang bersabar.
Sekiranya orang-orang yang bersabar itu tidak memiliki keutamaan, kecuali mereka memperoleh kebersamaan dari Allah itu niscaya cukuplah bagi mereka hal itu sebagai keutamaan dan kemuliaan, adapun kebersamaan yang umum yaitu kebersamaan ilmu dan kekuasaan, sebagaimana dalam firman Allah ta’ala :
” Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada” QS Al Hadid ayat 4, maka ini bersifat umum untuk seluruh makhluk.
Dan Allah memerintahkan untuk meminta pertolongan dengan shalat, karena salat adalah tiang agama dan cahaya kaum Mukminin, dan ia adalah penghubung antara seorang hamba dengan rabbnya.
Apabila salat seorang hamba itu sempurna, ditambah dengan apa yang diwajibkan dan yang disunnahkan padanya. Shalat yang terisi oleh kehadiran hati yang merupakan intinya, hingga seorang hamba bila mulai melaksanakan shalat dia merasa masuk menemui Tuhannya dan berdiri berhadapan denganNya, sebagaimana berdirinya seorang pembantu yang bersopan santun dan penuh perhatian dengan apa yang dia bicarakan dan apa yang ia lakukan, serta terbuai dengan bermunajat kepada rabb-nya dan berdoa kepadaNya; maka tidak salah lagi bahwa shalat itu adalah sebesar-besar penolong dari segala perkara, karena salat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar dan karena kehadiran hati di dalam shalat itu mengharuskan adanya sebuah karakter dalam hati seorang hamba yang mengajaknya kepada pelaksanaan perintah rabbnya dan menjauhi larangan-larangan Nya. Inilah shalat yang diperintahkan oleh Allah untuk dijadikan penolong dalam segala perkara.