- Ketahuilah kabar gembira ketika datang kematian ada tiga macam, maka dikatakan: “Bergembiralah wahai kekasih Allah Subahanahu wata’aala dengan keridhaan dan Surga Allah Subahanahu wata’aala, bergembiralah wahai musuh Allah Subahanahu wata’aala dengan kemurkaan Allah Subahanahu wata’aala dan Neraka, dan bergembiralah wahai hamba Allah Subahanahu wata’aala dengan Surga setelah Islam,” demikian itu pendapat Ibnu Abbas.
- Ketahuilah, Orang yang pertama kali menyaksikan Allah Subahanahu wata’aala di Surga kelak adalah orang buta 63 lalu kaum laki-laki kemudian kaum wanita dengan mata kepala mereka, sebagaimana sabda Rasulullah:
- Ketahuilah semoga Allah Subahanahu wata’aala merahmatimu, sesungguhnya tidak ada zindiq, kekufuran, keraguan, kebid’ahan dan kesesatan serta kebimbangan dalam agama kecuali setelah menyebar ilmu kalam dan pengikutnya, berbantah-bantahan, adu mulut dan berdebat. Sangat mengherankan bahwa ada sebagian orang sangat berani berdebat sementara Allah Subahanahu wata’aala beriman:
- Beriman bahwa Allah Subahanahu wata’aala akan menyiksa makhluk dalam api Neraka dengan belenggu, rantai dan terali. Api Neraka masuk ke dalam perut mereka, dari atas mereka dan dari bawah mereka orang-orang Jahmiyah di antaranya orang yang bernama Hisyam Al Futhi65, dia adalah orang yang berpendapat bahwa Allah Subahanahu wata’aala menyiksa mereka di sisi Neraka sebagai bentuk penolakan putusan Allah Subahanahu wata’aala dan Rasul- Nya.
- Ketahuilah bahwa shalat fardhu sebanyak lima kali, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi dari waktunya, daiam keadaan bepergian menjadi dua rokaat kecuali maghrib. Barangsiapa yang berpendapat lebih dari lima waktu maka ia telah berbuat kebid’ahan dan siapa berpendapat kurang dari lima waktu maka ia juga berbuat kebid’ahan. Allah Subahanahu wata’aala tidak menerima shalat seseorang kecuali dikerjakan tepat pada waktunya terkecuali bila ia lupa, maka ia termasuk orang yang dimaklumi sehingga wajib menunaikan ketika sudah ingat. Jika seorang sedang musafir, boleh menjama’ dua jenis shalat bila ia mau.
- Zakat wajib dari jenis emas, perak, kurma, biji-bijian dan hewan ternak sesuai dengan perintah Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam dan boleh langsung dibagikan kepada yang berhak atau diserahkan kepada imam.
- Ketahuilah bahwa syarat awal masuk Islam bersaksi La ilaha IllAllah Subahanahu wata’aala (tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Subahanahu wata’aala) dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
- Sesungguhnya apa yang difirmankan oleh Allah Subahanahu wata’aala adalah sebagaimana yang Dia firmankan dan tidak ada pengingkaran terhadap apa yang Dia firmankan, dan Dia sesuai dengan apa yang Dia firmankan.
- Beriman terhadap seluruh ajaran syariat.
- Ketahuilah barang-barang yang diperjualbelikan daiam pasar kaum Muslimin adalah halal, selagi dijual sesuai dengan ketentuan Al Kitab, Islam dan As Sunnah tanpa ada perubahan, dzalim, curang, penipuan, menyelisihi Al-Qur’an atau menyelisihi ilmu agama.
- Ketahuilah semoga Allah Subahanahu wata’aala Subahanahu wata’aala merahmatimu, selagi masih hidup di dunia hendaklah seorang hamba selalu merasa prihatin sebab ia tidak tahu nasib ketika mati dan mengakhiri hidup dengan apa dan tidak pasti nasib akhir ketika bertemu dengan Allah Subahanahu wata’aala meskipun beramal segala macam kebaikan.
- Seharusnya seorang hamba yang telah mengotori dirinya dengan dosa-dosa ketika mati tidak putus harapan dari rahmat Allah Subahanahu wata’aala bahkan berprasangka baik kepada Allah Subahanahu wata’aala Subahanahu wata’aala dan merasa cemas dengan dosa-dosanya. Jika Allah Subahanahu wata’aala is memberinya rahmat itu semata-mata hanya karena karunia-Nya dan jika menyiksanya hanya karena dosa.
- Beriman bahwa Allah Subahanahu wata’aala Subahanahu wata’aala telah menampakkan kepada Nabi Muhammad Sholallohu’alaihi wasallam tentang peristiwa yang akan terjadi pada umatnya hingga hari kiamat.
- Ketahuilah sesungguhnya Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam bersabda:
- Ketahuilah sesungguhnya kawin mut’ah atau istihlal berhukum haram hingga hari kiamat.
- Kenalilah keutamaan bani Hasyim karena ada hubungan kerabat dengan Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam dan kenalilah keutamaan Quraisy dan orang Arab serta seluruh keturunan mereka, serta kenalilah jasa dan hak- hak mereka dalam Islam. Dan maula-maula mereka adalah bagian dari mereka dan kenalkan kepada semua manusia hak-hak mereka dalam Islam.
- Ketahuilah para ulama sunnah senantiasa memberi peringatan keras terhadap bahaya Jahmiyah hingga pada zaman pemerintah bani fulan muncul kelompok Ruwaibidhah (orang kerdil ilmu) berbicara soal agama sehingga mereka dengan gampang menghujat atsar Nabi dan mengedepankan qiyas dan ra’yu lalu mengkafirkan setiap orang yang dianggap menyelisihi pendapatnya. Orang bodoh dan lalai ikut campur tangan terhadap urusan mereka tanpa dasar ilmu sehingga mereka mengkafirkan orang lain tanpa dasar ilmu maka umat mengalami kehancuran dari berbagai arah dan mengkafirkan dengan segala cara tanpa kaidah, mereka banyak menjadi zindiq dengan berbagai sebab, mereka tersesat karena berbagai macam fitnah dan membuat bermacam- macam kebid’ahan kecuali sebagian umat yang tetap teguh di atas sunnah dan ajaran para sahabat. Mereka tidak berani melangkahi seorangpun dan tidak berani melampaui perkara mereka sedikitpun, yang terbaik untuknya adalah sesuatu yang telah dianggap baik oleh mereka. Mereka tidak membenci ajaran dan madzhab para salaf karena mereka mengetahui bahwa para ulama salaf berada di atas Islam yang benar dan keimanan yang benar, mereka mengikuti jejak para ulama salaf ‘sehingga merasa tenang, karena mereka faham bahwa agama itu hanya berpijak pada prinsip taklid, meniru perilaku para sahabat Nabi Muhammad Sholallohu’alaihi wasallam.67
- Ketahuilah bahwa siapa yang mengatakan, “Lafadh saya akan Al-Qur’an makhluk maka ia termasuk Ahli bid’ah, dan barangsiapa diam, tidak menyatakan bahwa Al-Qur’an makhluk atau bukan makhluk maka ia termasuk kelompok Jahmiyah. Itulah pernyataan imam Ahmad bin Hambal.68
- Ketahuilah awal kehancuran jahmiyah dikarenakan mereka berfikir tentang hakekat Rabb, lalu mereka mengajukan pertanyaan kenapa dan bagaimana? Mereka meninggalkan atsar dan membuat qiyas lalu mereka mengukur agama dengan ra’yunya sehingga mereka datang membawa kekufuran secara terang-terangan dan tidak diragukan bahwa demikian itu kufur, dan mereka mengkafirkan makhluk dan mengingkari ciptaan kemudian mereka mengeluarkan pernyataan ta’thil.
- Sebagian ulama menyatakan di antaranya imam Ahmad bin Hambai bahwa Jahmiyah adalah kafir bukan termasuk Ahli kiblat, halal darahnya, tidak boleh menerima warisan dan tidak boleh diwarisi karena mereka berpendapat bahwa tidak ada anjuran shalat jum’at, jamaah, shalat idul fitri dan idul adhha dan tidak ada kewajiban untuk bersedekah. Mereka juga menyatakan bahwa barangsiapa tidak mengatakan Al-Qur’an makhluk maka ia dianggap kafir, mereka membuat fitnah di tengah umat dengan sesuatu yang tidak pemah dinyatakan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, mereka hendak membuat masjid dan jami’ kosong, melecehkan Islam, menggugurkan syariat Jihad, menciptakan perpecahan dan menyelisihi Atsar. Mereka berbicara seputar ayat-ayat yang sudah dinasakh dan mutasyabihat sehingga membuat orang-orang diracuni sikap bimbang dan ragu terhadap ajaran Islam Ialu berbantah-bantahan dalam perkara yang menjadi urusan Rabb mereka dan mereka menafikan adzab kubur, telaga, syafa’at, surga dan neraka belum diciptakan dan mereka banyak mengingkari sunnah Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam akhirnya di antara ulama ada yang menghalalkan untuk mengkafirkan mereka70 dan darah mereka halai sebab siapa menolak satu ayat dari Kitabullah sama saja menolak seluruhnya dan siapa menolak satu atsar dari Rasullullah berarti ia telah menolak semua atsar, dengan demikian ia bisa dianggap kafir terhadap Allah Subahanahu wata’aala Yang Maha Agung. Mereka punya cukup waktu untuk menyebarkan kesesatan ditambah dukungan dari pemimpin, pedang dan cambuk untuk itu sehingga lenyaplah ilmu tentang As sunnah dan Al Jamaah, mereka menghinakan Ahli sunnah wal Jamaah hingga benar-benar redup dan berganti dengan kebid’ahan dan ilmu kalam. Mayoritas umat berpihak kepada mereka sehingga mereka memiliki beberapa majlis untuk menebar kesesatan ra’yu mereka dan mereka menulis buku-buku untuk menipu manusia serta mencari posisi jabatan maka muncullah fitnah besar dan tidak ada yang selamat kecuali orang yang telah mendapat pemeliharaan dari Allah Subahanahu wata’aala. Pengaruh yang paling sederhana akibat bergaul dan duduk-duduk dengan mereka adalah timbulnya benih keraguan terhadap agama atau mengikuti mereka atau menganggap mereka di atas kebenaran, sementara tidak tahu persis apakah ia di atas kebenaran atau kebatilan sehingga menjadi orang bimbang dan ragu, maka hampir semua orang hancur hingga datang masa pemerintahan Ja’far yang sebutan Mutawakkil71 dan melalui perantara beliau Allah Subahanahu wata’aala memadamkan bid’ah, menampakkan kebenaran dan memenangkan Ahli sunnah hingga perjuangan mereka hingga sekarang meskipun mereka sedikit sementara kebid’ahan banyak sekali. Peninggalan dan simbol kesesatan masih tersisa diamalkan dan didakwahkan oleh sekelompok kaum sementara tidak seorangpun yang mencoba untuk menghambat dan menghalangi penyebaran dan pengamalan kesesatan tersebut.
“Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhanmu sebagai mana kalian melihat bulan purnama yang tidak terhalangi dalam melihat-Nya.”64‘
Dan beriman terhadap perkara ini wajib dan ingkar ter-hadapnya adalah perbuatan kufur.
“Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah Subahanahu wata’aala, kecuali orang-orang yang kafir.” (Al- Mu’min: 4)
Maka cukuplah bagimu berserah diri, rela menerima segala atsar dan para pembela atsar. Hendaklah beriman dan menahan diri dari sikap melawan agama dengan hawa nafsu.
“Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya masuk Neraka kecuali satu yaitu Al Jama’ah, beliau ditanya: ‘Wahai Rasulullah siapa mereka?’ Beliau bersabda: jalan yang sekarang aku tempuh bersama para sahabatku.’66‘
Ajaran agama dalam keadaan seperti itu hingga masa khilafah Umar bin Khaththab Radhiyallohu’anhu dan Utsman bin Affan Radhiyallohu’anhu, dan ketika Utsman Radhiyallohu’anhu terbunuh muncullah perselisihan dan kebid’ahan sehingga umat terbagi menjadi beberapa kelompok dan firqah, di antara mereka ada yang tetap teguh di atas kebenaran pada saat terjadi fitnah, mereka tetap komitmen dan konsis mengamalkan dan menyampaikan kebenaran tersebut kepada manusia.
Perkara agama tetap dalam kondisi istiqamah hingga Thabaqah ke empat masa pemerintah bani Fulan maka zaman berubah, manusia berubah sikap, kebid’ahan merajalela dan banyak muncul para juru dakwah yang tidak berpijak di atas kebenaran dan jamaah sehingga timbul berbagai macam fitnah dalam seluruh lini kehidupan yang belum pernah dikenal oleh Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam dan para sahabat bahkan mereka mengajak kepada firqah sesat padahal Rasulullah melarang berfirqah.
Satu kelompok dengan yang lainnya saling mengkafirkan dan masing-masing mengajak kepada pemikirannya. Ajakan untuk mengkafirkan setiap para penentangnya, sehingga sesatlah orang-orang bodoh, kelompok puritan dan orang yang kerdil ilmu, serta orang yang tamak terhadap kenikmatan dunia serta sangat takut kehilangan posisi dunia sehingga membuat jejak untuk orang lain agar bersikap gila dunia dan tergantung terhadap kenikmatan semu. Sunnah dan para pengikutnya dibungkam dan termarginal sementara kebid’ahan unjuk gigi dan merajalela.
Tanpa disadari banyak orang menjadi kafir lewat berbagai macam sebab, mereka banyak membuat qiyas, menilai kekuasaan Allah Subahanahu wata’aala, ayat-ayat-Nya, hukum-Nya dan perintah-Nya serta larangan-Nya dengan akal dan pikiran mereka. Apa yang sesuai dengan akal mereka maka mereka mau menerima dan bila tidak sejalan dengan kemauan akal mereka, maka mereka menolak mentah-mentah akhirnya Islam menjadi aneh, sunnah menjadi perkara langka dan bahkan Ahli sunnah merasa terasing dalam lingkungan sendiri.
Kenalilah keutamaan kaum Anshar dan wasiat Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam yang berkaitan dengan kedudukan mereka begitu juga jangan melupakan kedudukan, keutamaan dan kehebatan keluarga Rasulullah? serta kenalilah kedudukan orang-orang Madinah. Kenalilah keutamaan mereka semua.
Rasulullah Sholallohu’alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya barangsiapa di antara kalian hidup setelahku maka akan melihat perselisihan yang sangat banyak, waspadalah terhadap perkara bid’ah karena ia adalah sesat, dan berpegang teguhlah dengan sunnah-ku dan sunnah para khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk serta peganglah dengan kuat.69
————————————–
- Ada hadits seputar masalah ini namun tidak ada yang sahih. Ad Dailami menuturkan dalam kitab Firdausul Akhbar (1/55) dari Samurah bin Jundub dengan cara marfu’ dan Imam Al Lalika’i dalam “As Sunnan’ (924) dengan sanad dhaif dari Hasan Al Bashry
- Dikeluarkan oleh Bukhari dalam kitab Al Mawaqit, bab Fadhlu Shalatil Ashry{2l33, Fathul Bari) dan Muslim dalam kitab AlMasajid, bab Shalati As Subh wal’ Ashr. (633) dari hadits Jarir bin Abdullah.
- Hisyam Al Futhi bin Umr salah seorang pengikut Abu Hudzail tokoh Mu’tazilah, “Lisanul Arab (6/195) dan lihat Al fahrasat Ibnu Nadim (Hal. 214) serta “AlFashl’ Ibnu Hajm. (5/62).
- Hadits Hasan dikeluarkan oleh At Tirmidzi dalam kitab Al Iman bab Ma Ja’a fif Tiraqil hadzihil Ummah, (5/26), Ibnu Wadhdhah, dalam “Al Bida” (Hal. 85) Al Ajiri “As Syari’ah” (Hal.15) dan “Al Arba’in {Ha\.13) Al Hakim (1/128-129) dan Ibnu Nashr dalam As Sunnah (62), Ai Lalikal dalam As Sunnah (148) dan Ibnu Jauzi dalam “Talbisul lblis” (16) dan ‘Uqaili dalam “Ad Duafa” dan lihat As Silsilah Ash Shahihah Al Bani (2,3,4).
- Yang dimaksud dengan taklid disini adalah Ittiba pada Rasulullah
- Li hat kitab “Al Masail war Rasail Al Marwiyah anil Imam Ahmad Fil Aqidah(1/232/241) dan kitab Al Aqidah As salafiyah fikalamirabbil Barriyah Syaikh Abdullah Al Judai’ (181-260)
- Penggalan dari hadits Al Irbadh bin Sariyah dan hadits tersebut sahih yang dikeluarkan oleh Ahmad (4./126-127), Abu daud dalam kitab As Sunnah, bab Luzumus Sunnah (5/13) At Tirmidzi dalam kitab Al Ilm, bab Ma ja’a Fil Akhdi Bis sunnah waj tinabil Bida’ (5/44) dan Ibnu MAJAHI dalam Muqaddimah, bab Ittiba”sunnatil Khulafaurrasyidin (42). Dan lihat Ta’liq dan Takhrij saya terhadap kitab “Al Mudzakkar wa tadzkir wa dzikr” Ibnu Abu Ashim (Hal.98).
- lihat kitab “Masail wa Rasail Al Marwiyah anil Imam Ahmad Fil Aqidah (2/375) dan kitab Al Aqidah As salafiyah fl kalamirabbil Bariyah Syaikh Abdullah Al Judai’ (Hal.303-321)
- Dia adalah Khalifah Al Abbasy Al Mutawakkil “AlAllah Subahanahu wata’aala. Abu Fadhl Ja’far bin Al Mu’tashim Billah bin Muhammad bin Rasyid Harun bin Al Mahdi bin Manshur Al Quraisy Al Abbasy Al Baghdady wafat tahun (248) H lihat biografinya dalam kitab “Siyar A’lamin Nubala’ (12/30 dan As Syadzuraat (2/114)