بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Qatar Ke-24
Bersama: Ustadz Ammi Nur Baits ST. BA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Markaz Abdullah bin Zaid Al-Mahmoud Doha
Sabtu, 13 Rabi’ul Akhir 1445 / 28 Oktober 2023



Sudahkah Hidup Kita Barokah (Kajian Interaktif)

Ustadz Syukron Khabiby Hafidzahullah mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada kita berupa kesehatan dan kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu.

Sebagai pembuka Ustadz Ammi Nur Baits Hafidzahullah menjelaskan biografi beliau…

Ustadz Ammi Nur Baits mengaku bukan berlatar belakang dari pesantren. Beliau merupakan Sarjana Teknik Nuklir UGM yang lulus di tahun 2006. Selanjutnya ia mengambil jurusan Fiqih dan Ushul Fiqh pada tahun 2011 di Universitas Internasional Madinah.

Menurutnya, berlatar belakang apapun seseorang, ia memiliki peluang sama untuk mendalami ilmu agama. “Mungkin ada orang awalnya belajar bidang kimia lalu mengisi kajian itu sangat mungkin. Karena pada asalnya kita punya peluang yang sama untuk paham agama, Allah menyediakan agama untuk dipelajari dengan mudah,” ujarnya.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allâh ﷻ dalam Al-Qur’an Surat Al-Qamar Ayat 32:

وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا الۡقُرۡاٰنَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِنۡ مُّدَّكِرٍ

Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

Selanjutnya Islam datang melalui Rasulullah ﷺ sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dalam Firman-Nya:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. Al-Qamar ayat 107.

Dan Rasulullah ﷺ diutus sebagai rahmatan Lil alamin. Sehingga Islam bukan hanya untuk kalangan tertentu tetapi semua golongan. Hatta orang liberal menerima ayat ini.

Jika ada yang berpendapat bahwa sebagian ajaran Islam tidak sesuai dengan perkembangan zaman, maka sama saja menuduh Islam gagal sebagai rahmatan Lil alamin.

Hidup yang Berkah

Kadang kita salah paham. Yang kita harap-harap adalah kebaikan dari orang lain, sampai-sampai hati pun bergantung padanya. Mestinya kita tahu bahwa seluruh kebaikan dan keberkahan asalnya dari Allâh ﷻ. Hingga Allâh ﷻ menyebut Tabarok… Untuk dirinya sendiri. Sedangkan makhluk-Nya statusnya diberkahi (Mubarak).

Berkah secara bahasa dari kata al-buruk [البروك] yang artinya menetap. Sumur bahasa arabnya birkah [بِركَة], karena ada air menetap di dalamnya. Kemudian kata ini digunakan untuk menyebut sesuatu yang memiliki banyak kebaikan.

Kitab yang berkah

Allah menyebut al-Quran sebagai kitab yang diberkahi,

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shad: 29).

Nabi Isa Alaihissalam (Manusia yang berkah).

Sifat-sifat manusia yang diberkahi oleh Allah dalam kehidupan, sebagaiman Allâh ﷻ menceritakan tentang ‘Isa bin Maryam. Dalam al-Quran, Allah menyebut Nabi Isa sebagai manusia yang diberkahi. Allah berfirman menceritakan perkataan Nabi Isa sewaktu masih bayi,

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ

“Dan Allah menjadikanku banyak keberkahan di manapun aku berada.” (QS. Maryam: 31).

Beliau disebut orang yang berkah, karena beliau membawa wahyu yang merupakan kebaikan untuk semua hamba.

Madinah yang diberkahi. (Keberkahan Tempat).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendoakan kota Madinah agar diberi limpahan keberkahan oleh Allâh Azza wa Jalla . Diantara do’a Beliau:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا

Ya Allâh! Berilah kepada kami keberkahan pada buah-buahan kami, kota Madinah kami! Limpahkanlah keberkahan untuk kami pada setiap sha’ dan mud kami dapatkan. [HR. Muslim]

Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan. (Keberkahan Waktu).

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhon: 3).

Malam penuh berkah ini adalah malam ‘lailatul qadar’ dan ini sudah menunjukkan keistimewaan malam tersebut.

Hujan membawa berkah. (Fenomena Alam).

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS: Qaaf (50) : 9).

Apakah banyak anak adalah berkah?

Ya jika memberikan kebaikan. Karena anak-anak dan isteri adalah sebagai sarana.

Seperti do’a Nabi ﷺ kepada Anas. Rasulullah ﷺ sering kali mendo’akan Anas bin Malik. Salah satu do’a beliau ﷺ untuk Sahabat Anas adalah: ‘Allahumma arzuqhu maalan wa waladan, wa baarik lahu,’ (Ya Allah, berikanlah ia harta dan keturunan serta berkahilah hidupnya).

Keberkahan kepada kuburan?

Seharusnya keberkahan disematkan kepada orang yang masih hidup. Manusia disesatkan setan jika keluar dari fitrah. Hingga mengkeramatkan kuburan orang mati daripada Allâh ﷻ yang maha hidup.

Kita lihat kisah Abu Bakar Radhiyallahu’anhu tatkala mengingatkan Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu sesaat setelah Rasulullah ﷺ meninggal dunia.

Ketika kabar wafatnya Rasulullah ﷺ diumumkan, Abu ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu baru datang dari Sanh, sebuah daerah dekat Madinah.

Kemudian, ia membuka penutup wajah Rasulullah ﷺ dan mencium kening beliau seraya berkata: “Ayah dan ibuku sebagai tebusan, engkau adalah orang suci baik ketika masih hidup maupun setelah wafat.”

Abu Bakar Radhiyallahu Anhu menutup wajah Rasulullah ﷺ, kemudian berdiri dan naik ke atas mimbar, lalu menyadarkan orang-orang: “Siapa saja di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwasanya Muhammad telah meninggal. Dan, siapa saja di antara kalian yang menyembah Allah, maka ketahuilah bahwasanya Allah Mahahidup, tidak akan pernah mati.”

Lalu beliau membacakan firman Allah Azza wa Jalla:

وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ ۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗوَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ

“Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul, sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur” (QS Ali Imran ayat 144)

Padahal, Alquran telah sempurna pada zaman Rasulullah ﷺ sebelum beliau wafat. Walaupun demikian, ayat ini seolah-olah ayat baru bagi mereka, dan itu disebabkan dahsyatnya musibah wafatnya Nabi ﷺ.

Tujuan ziarah kubur adalah:
1. Mengingat kematian
2. Mendo’akan orang yang mati.

Maka jika ziarah kubur tujuannya untuk dunia maka melenceng dari tujuan ziarah kubur.

Keberkahan Ulama

Semua Salafush Shalih adalah orang-orang yang berkah:
1. Mereka memanfaatkan keberkahan waktu, setiap waktu diisi untuk kebaikan.
2. Mereka memanfaatkan harta untuk membela agama Allâh ﷻ, hingga Abu Bakar Radhiyallahu’anhu berkata Aku sisakan Allâh ﷻ dan Rasul-Nya, tatkala beliau menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah.

Abdurrahman bin Auf memanfaatkan hartanya untuk kebaikan: sepertiga untuk dimanfaatkan, sepertiga untuk sedekah dan sepertiga untuk membayar hutang orang lain.

Hingga Rasulullah ﷺ tidak pernah menyisakan hartanya di rumah. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tidak meninggalkan warisan harta bagi keluarganya.

Ciri-ciri Orang yang Diberkahi

Yaitu Orang yang banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Sesuai dengan latar belakang masing-masing.

“Manusia ibarat barang tambang berharga seperti tambang emas dan perak. Orang yang mulia pada masa jahiliyah, akan menjadi orang yang mulia juga dalam Islam apabila ia berilmu. Ruh ibarat pasukan yang dikumpulkan, ia akan bersatu jika serasi dan akan berselisih jika tidak serasi“. [HR Muslim].

Apakah Berkah bisa Menular

Bisa. Maka tatkala Allâh ﷻ dan Rasul-Nya memberikan berita keberkahan dimaksudkan agar manusia bisa mendapatkan kebaikannya.

Allah telah menurunkan hujan sebagai rahmat di saat diperlukan oleh seluruh makhluk. Allah pula menurunkan hujan agar banyak orang mendapat kegembiraan setelah bertahun-tahun hampir putus asa menunggu. Karena itu, al-Quran menyebut hujan sebagai rahmat dan berkah, bukan musibah.

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS: Qaaf (50) : 9).

Rasulullah ﷺ mengambil berkah saat turunnya hujan. Hal ini dilakukan dengan menyikap baju hingga dibasahi air hujan.

Perbuatan tersebut menurut an-Nawawi dilakukan Nabi untuk mengambil berkah dari hujan yang diturunkan oleh Allâh ﷻ . Sunah ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Abu Dawud yang artinya sebagai berikut:

“Ia berkata: Nabi ketika melihat hujan, beliau membuka bajunya. (Riwayat lain dari Imam) Abu Dawud, (Anas) berkata: Nabi menyingkap pakaiannya hingga terkena guyuran hujan.”

“Kami berkata: Ya Rasulullah, kenapa engkau berbuat seperti ini? Rasulullah menjawab: Karena hujan merupakan rahmat yang diberikan Allah”.

Al-Qur’an adalah kitab yang diberkahi.

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Kitab ini Kami turunkan kepada-mu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS. Shaad [38]: 29)

Cara mengambil berkah kepada Al-Qur’an adalah dengan membaca, mentadaburinya dan mengamalkannya.

Agar keluarga dan anak-anak menjadi berkah

Kita lihat do’a ibadurrahman. Do’a para ibadurrahman diabadikan Allâh ﷻ dalam surah Al-Furqan ayat 74.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Wahai Tuhan kami, jadikanlah istri-istri dan anak-anak kami orang-orang yang shalih. Jadikanlah anak keturunan kami suri teladan bagi orang-orang yang shalih.”

Jadikanlah anak-anaknya menjadi anak yang bertakwa, maka imamnya harus lebih bertaqwa. Jika ini dilakukan, maka seluruh anggota keluarga akan menjadi orang yang bertakwa. Inilah makna berkah keluarga. Maka, taqwa itu bersanad. Bersambung kepada keturunannya…

Dunia ini dihuni oleh empat jenis hamba

Dunia dihuni empat jenis manusia. Yang merupakan kombinasi potensi harta dan ilmu. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam:

“Dunia ini dihuni oleh empat jenis hamba:

(Pertama), hamba yang Allah ta’ala anugerahi harta dan ilmu sehingga keduanya menjadi perantara dia untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, menyambung tali silaturahmi, dan dia mengetahui hak-hak Allah ta’ala. Inilah sebaik-baik golongan.

(Kedua), hamba yang Allah ta’ala anugerahi ilmu namun tidak dianugrahi harta, maka dia berangan-angan: “Andai saja aku punya harta tentu aku akan beramal seperti amalannya si fulan (yakni golongan yang pertama)”. Golongan ini pahalanya sama dengan yang pertama.

(Ketiga), hamba yang Allah ta’ala anugerahi harta namun tidak dianugerahi ilmu, maka dia belanjakan hartanya itu seenaknya tanpa ilmu, dia tidak menggunakannya untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tidak juga untuk menyambung tali silaturahmi, dan bahkan dia sama sekali tidak tahu hak-hak Allah ta’ala. Inilah seburuk-buruk golongan.

(Keempat), hamba yang tidak dianugerahi harta dan tidak pula dianugrahi ilmu, maka dia berangan-angan: “Andai saja aku punya harta, tentu aku akan berfoya-foya seperti si fulan (yakni golongan yang ketiga)”. Golongan ini dosanya sama dengan yang ketiga.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Jadilah manusia yang berkah

Menjadi manusia berkah berarti manusia yang memiliki banyak kebaikan. Kebaikan dalam bentuk, banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Dan itulah prestasi manusia yang sejatinya. Menjadi hamba Allah yang banyak memberikan manfaat bagi yang lain.

Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk istiqomah dalam beribadah dan mengerjakan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam hingga menjadi manusia yang berkah.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم