بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Keluarga – Wakra
Wakra, 11 Rabi’ul Akhir 1446 / 14 Oktober 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Hadits-hadits Tentang Rumah Tangga
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)
Penjelasan:
Hadits ini sejalan dengan firman-Nya dalam Al-Qur’an:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (QS Al-Baqarah ayat 30).
Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan perihal anugrah-Nya yang diberikan kepada Bani Adam, yaitu sebagai makhluk yang mulia, mereka disebutkan dikalangan makhluk yang mempunyai kedudukan tertinggi -yaitu para malaikat- sebelum mereka diciptakan.
Menjadikan seorang khalifah di muka bumi, maknanya kaum yang saling memimpin satu sama lain, masa demi masa, dan dari generasi ke generasi.
Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin
Ketika seorang laki-laki menjadi pemimpin rumah tangga, tidak lantas dia hanya memikirkan hak-haknya saja sebagai suami sekaligus kepala rumah tangga. Akan tetapi, dia juga harus memperhatikan tanggung jawab yang harus dia tunaikan.
Tanggung jawab laki-laki yang terbesar adalah membimbing dan mendidik keluarganya agar terhindar dari api neraka. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا …
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim [66]: 6)
Makna رَاعٍ dalam hadits ini adalah penggembala, maka dia bertugas menjaga apa yang digembalakannya. Maka kepala rumah tangga bertanggung jawab terhadap anggota keluarganya agar terjaga dari pengaruh luar, dari segala penyakit lahir dan batin. Menjaga dari pengaruh luar terutama terhadap urusan akhirat.
Seorang suami adalah penggembala keluarganya yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia lakukan atas gembalaannya (keluarga).
Seorang laki-laki datang menemui Sahabat Umar bin al-Khatab. Ia mengadu akan tindakan kurang ajar anaknya. Lantas Sahabat Umar memanggil sang anak durhaka tersebut untuk dipertemukan dengan orang tuanya sekaligus dimintai klarifikasi.
Karena tidak terdidik dengan baik, bukannya mengakui kesalahannya, si anak justru mencela orang tuanya karena telah menelantarkannya.
“Wahai Amirul Mukminin… Bukankah orang tua juga punya kewajiban kepada anaknya?” tegas sang anak.
“Ya, benar,” ujar Sayyidina Umar.
“Lantas apa itu kewajiban orang tua kepada anaknya?” si anak kembali bertanya kepada Khalifah Umar.
Atas pertanyaan perihal kewajiban orang tua kepada anaknya, Sahabat Umar mengatakan:
أَنْ يَنْتَقِيَ أُمَّهُ وَيُحَسِّنَ اسْمَهُ وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ
“Memilihkan ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang bagus, dan mengajarkannya Al-Qur’an”.
Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya
Hadits ini menunjukkan bahwa wilayah kepemimpinan wanita adalah rumah tangga yang dibangun bersama suaminya. Seorang wanita hendaknya memiliki kemampuan dan kelayakan untuk menjadi pemimpin sehingga dapat menunaikan amanah kepemimpinan dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu,-sebagai ratu rumah tangga-seorang wanita harus mampu mengelola semua anggota keluarganya dengan baik sehingga tercipta pola hubungan yang harmonis, konstruktif, dan produktif. Sebagai buahnya mereka dengan penuh kesadaran dan keridhaan senantiasa mendukung semua kebijakan dan tindakan positif yang digulirkannya.
Di samping mengelola sumber daya manusia, seorang wanita bertanggung jawab untuk mengelola berbagai urusan internal rumah tangga. Rasulullah ﷺ bersabda,
وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ (رواه البخاري ومسلم)
“Seorang wanita menjadi pemimpin (pengelola semua urusan) rumah tangga suaminya dan anak-anaknya serta bertanggung jawab atas mereka.” (HR Al Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, dia harus mampu mengelola semua urusan yang menjadi tanggung jawabnya sehingga menjadi wanita saleh yang disegani, dihormati, dan dicintai oleh seluruh anggota keluarganya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم