Kajian Malam Jum’at
Umsaeed, 15 Shafar 1445 / 31 Agustus 2023 Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱



Setelah memuji Allâh dan bersyukur atas nikmat yang Allâh ﷻ karuniakan kepada kita, Ustadz memulai kajian dengan mengingatkan kita akan karunia Allâh ﷻ yang telah diberikan kepada kita berupa hikmah dan kemampuan untuk beribadah.

Ada orang yang beribadah karena terpaksa, ada yang beribadah karena riya. Karena ingin dikatakan sebagai ahli ibadah, padahal itu adalah sifat orang yang munafik.

Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma pernah menghitung tiga puluh sahabat yang takut dikatakan munafik. Bahkan sekelas Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu yang dikatakan Rasulullah ﷺ memiliki istana di surga, mendatangi Khudzaifah Ibnul Yaman, apakah ia termasuk golongan orang-orang yang munafik.

Allâh ﷻ berfirman:

فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًاۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ ﴿١٠﴾

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah[2]: 10)

Dari Ikrimah dan Tawus disebutkan sehubungan dengan firman-Nya, “Fi qulubihim maradun” di dalam hati mereka ada penyakit, yang dimaksud ialah riya (pamer).

Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang munafik itu akan dicampakkan ke dalam kerak neraka dan kamu tidak akan melihat mereka memperoleh penolong” (QS: 4: 145).

Adapun tanda-tanda orang munafik antara lain:

1. Sombong.

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Munafiq un ayat 5:

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ لَوَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَرَاَيْتَهُمْ يَصُدُّوْنَ وَهُمْ مُّسْتَكْبِرُوْنَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (beriman), agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu,” mereka membuang muka dan engkau lihat mereka berpaling dengan menyombongkan diri.

Dalam hadits itu disebutkan bahwa Kesombongan adalah :

بطر الحق وغمط الناس

yaitu menolak kebenaran dan meremehkan sesama manusia.

Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran yang datang dari Allâh ﷻ dan Rasul-Nya,yakni yg ada dalam Alquran atau dalam Hadits dan meremehkan Sesama manusia. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun tulisan.

2. Malas untuk Beribadah

Al-Quran menjelaskan bahwa malas dalam sholat termasuk salah satu ciri orang munafik. Allâh ﷻ berfirman dalam surat An-Nisaa ayat 142:

إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An-Nisaa: 142).

Begitulah yang mereka lakukan. Bahkan, kecenderungan ini menimpa mereka dalam semua aspek ibadah. Sungguh, Nabi ﷺ telah memaparkan keterangan tentang semua itu secara jelas.

Bahkan orang yang sholat disebut celaka, inilah ciri-ciri sholatnya orang munafik. Allâh ﷻ berfirman dalam Surat Al-Maun ayat 4-7:

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

Celakalah orang-orang yang melaksanakan salat, (yaitu) yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat riya, dan enggan (memberi) bantuan.

3. Menghina ayat-ayat Allâh ﷻ dan benci kepada Ahlussunnah

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah :

وَاِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَالُوْٓا اٰمَنَّا ۚ وَاِذَا خَلَوْا اِلٰى شَيٰطِيْنِهِمْ ۙ قَالُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ ۙاِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُوْنَ

14. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”

4. Tidak suka Orang yang Berinfak kepada Orang-orang yang Beriman

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Munafiquun:

هُمُ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لَا تُنْفِقُوْا عَلٰى مَنْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ حَتّٰى يَنْفَضُّوْاۗ وَلِلّٰهِ خَزَاۤىِٕنُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۙ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَفْقَهُوْنَ

7. Mereka yang berkata (kepada orang-orang Ansar), “Janganlah kamu bersedekah kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar (meninggalkan Rasulullah).” Padahal milik Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.

5. Menjadikan Orang Kafir sebagai Teman(pemimpin)

Dalam surat An Nisa ayat 138, Al Qur’an memberi kabar atau pesan kepada orang-orang munafik. Bahwa mereka akan mendapatkan siksa yang pedih akibat kemunafikannya.

بَشِّرِ الْمُنٰفِقِيْنَ بِاَنَّ لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.” (QS An Nisa 138).

ۨالَّذِيْنَ يَتَّخِذُوْنَ الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗ اَيَبْتَغُوْنَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَاِنَّ الْعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًاۗ

“(yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah.” (QS An Nisa 139)

Jangan-jangan saya munafik?