بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab: 𝕀𝕘𝕙𝕠𝕥𝕤𝕒𝕥𝕦𝕝 𝕃𝕒𝕙𝕗𝕒𝕟 𝕄𝕚𝕟 𝕄𝕒𝕤𝕙𝕠𝕪𝕚𝕕𝕚𝕤𝕪 𝕊𝕪𝕒𝕚𝕥𝕙𝕒𝕟
(Penolong Orang yang Terjepit – Dari Perangkap Syaitan)
Karya: Ibnul Qayyim al-Jauziyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan: 26 Rabi’ul Akhir 1445 / 10 November 2023



Bab 13 – 4 – Melumpuhkan Senjata-senjata Setan

Pada pertemuan yang lalu telah dijelaskan salah satu senjata setan adalah: Memperpanjang Angan-angan.

Senjata selanjutnya adalah:

Memperdaya Manusia untuk Memandang Sesuatu yang Jahat sebagai Sesuatu Yang Baik

Di antara perdayaan syetan terhadap manusia adalah ia menampakkan berbagai macam perkara dan mengkhayalkannya di sana terdapat banyak kemanfaatan baginya. Selanjutnya ia memunculkan beberapa perkara yang di dalamnya terdapat kebinasaan manusia. Lalu ia meninggalkannya, membiarkannya dan senang dengan kebinasaan manusia itu, ia pun menertawakannya, kemudian memerintahkannya mencuri, berzina dan membunuh. Setelah semua kejahatan ditunjukkannya, ia pun mempermalukan manusia itu.

Perangkap ini bukan hanya kepada manusia awam, tetapi juga kepada ahli ibadah. Dan biasanya diawali dengan teman-teman yang buruk. Karena teman itu akan menarik, baik perbuatan baik maupun yang buruk. Itulah pentingnya ilmu dan amal, hanya dengan taufiq Nya Allâh ﷻ akan menolong hamba-Nya.

Allâh ﷻ befirman,

وَاِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَاِنِّيْ جَارٌ لَّكُمْۚ فَلَمَّا تَرَاۤءَتِ الْفِئَتٰنِ نَكَصَ عَلٰى عَقِبَيْهِ وَقَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكُمْ اِنِّيْٓ اَرٰى مَا لَا تَرَوْنَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ ۗوَاللّٰهُ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Dan (ingatlah) ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (dosa) mereka dan mengatakan, “Tidak ada (orang) yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini, dan sungguh, aku adalah penolongmu.” Maka ketika kedua pasukan itu telah saling melihat (berhadapan), setan balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu; aku dapat melihat apa yang kamu tidak dapat melihat; sesungguhnya aku takut kepada Allah.” Allah sangat keras siksa-Nya. (QS Al-Anfal ayat 48).

Ayat ini berkaitan dengan Rasulullah ﷺ di saat perang Badar. Setan membisikkan janji-janji kepada para sahabat. Al-Hasan berkata, “la menunjukkan mereka dengan tipu daya lalu menelantarkan mereka. Sesungguhnya orang yang jahat itu memperdaya orang yang setia padanya.”

Ustadz menjelaskan contoh tentang buruknya rokok, dimana banyak manusia memandang indah dan hal biasa, padahal seluruh dokter memandang buruk.

Sebagaimana juga firman Allah, “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syetan ketika ia berkata kepada manusia, ‘Kafirlah kamu!’ Maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam’.” (Al-Hasyr: 16).

Pada ayat ini setan berkata Aku takut (khouf) kepada Allah, maksudnya takut yang tidak disertai ketundukan tetapi atas dasar kekhawatiran.

Beda Takut (khouf) dengan khosyyah:
Khosyyah terkandung keagungan dan penghambaan kepada Dzat yang ditakuti sedangkan khouf tidak ada unsur ketundukan. Lihat penjelasan ulama pada paragraf berikutnya…

Ungkapan ini tidaklah khusus bagi orang yang diceritakan dalam kisah 1) tetapi ia umum bagi setiap orang yang mentaati syetan dalam perintahnya terhadap kekufuran, agar membantunya dan memenuhi hajatnya; (setelah itu) syetan berlepas diri daripadanya, sebagaimana ia berlepas diri dari orang-orang yang setia padanya (ketika di dunia) di neraka, dan syetan berkata kepada mereka, “Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” (Ibrahim: 22).

Syetan memberikan seburuk-buruk sumber kejahatan, lalu ia berlepas diri sama sekali daripadanya.

1) Yaitu seorang ahli ibadah yang bernama Barshisha. Kisahnya terdapat di antara kisah-kisah Bani Isra’il. Kisahnya disebutkan dalam banyak tafsir, padahal kisah itu tidak benar!

Kaidah fikih yang berbunyi:

العِبْرَةُ بِعُمُوْمِ اللَّفْظِ لَا بِخُصُوْصِ السَّبَبِ

“‘Ibrah / Pelajaran itu Diambil dari Keumuman Lafadz bukan dari Kekhususan Sebab”

Maksudnya, apabila datang nash dari Al-Quran ataupun hadits, tentunya akan ada sebab nuzul dan sebab wurudnya nash tersebut (walaupun sebagian ada yang tidak). Nah, pelajaran yang diambil dari ayat atau hadits yang ada sebab nuzul dan wurudnya itu bukan dilihat dari sebabnya, namun dilihat dari keumuman makna yang ada di nash tersebut.

Para ulama memperbincangkan tentang ucapan musuh Allah, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah. “Qatadah dan Ibnu Ishaq berkata, “Musuh Allah itu berkata jujur dalam ucapannya, ‘Sesungguhnya aku dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihatnya’, tetapi ia berdusta saat berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ Demi Allah, ia tidak takut kepada Allah, tetapi ia mengetahui bahwa dirinya tidak memiliki kekuatan sama sekali di hadapan-Nya, tidak pula dapat menolak, maka ia pun membiarkan mereka. Demikian kebiasaan musuh Allah terhadap orang yang mentaatinya.”

Segolongan lain berpendapat, “Syetan itu hanya takut siksaan Allah di dunia, sebagaimana orang kafir atau orang berdosa takut dibunuh atau dihukum karena dosanya. Jadi takut di situ, bukan takut terhadap siksa Allah kelak di akhirat.” Pendapat terakhir inilah yang lebih benar, dan takut yang dimaksud tidak mengharuskan adanya iman dan keselamatan.

Atha’ berkata, “Maksud ucapan syetan itu adalah sesungguhnya aku takut kepada Allah, jika ia membinasakanku bersama orang yang binasa. Jadi, takutnya di sini adalah takut dari kebinasaan di dunia, sehingga takut seperti ini tidak ada manfaatnya.”

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم