بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 46 – 1
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Alkhor, 17 Jumadil Akhir 1445 / 30 Desember 2023
باب فضل الحب في الله والحث عَلَيهِ وإعلام الرجل من يحبه، أنه يحبه، وماذا يقول لَهُ إِذَا أعلمه
Bab 46. Keutamaan Dan Anjuran Cinta Karena Allah, Orang Yang Mencintai Dan Memberitahukan Cintanya Kepada Orang Yang Dicintai Dan Jawabannya Untuknya Bila Dia Memberitahukannya
Dalam bab ini dijelaskan empat poin:
- Keutamaan cinta karena Allâh ﷻ
- Benci karena Allâhﷻ
- Memberitahukan orang yang dicintainya
- Menjawab orang yang mencintai dirinya
📖 Mukadimah
Imam An-Nawawi Rahimahullah membawakan ayat-ayat Al-Qur’an:
قَالَ الله تَعَالَى: مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ ٱلسُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى ٱلْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسْتَغْلَظَ فَٱسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا [الفتح: 29]
Allah Ta’ala berfirman: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (al-Fath: 29)
📝 Tafsir ayat:
Allah mengabarkan tentang RasulNya, Muhammad dan para sahabat beliau dari kalangan Muhajirin dan Anshar, bahwasanya mereka adalah sosok dengan sifat yang paling mulia dan kondisi pribadi yang paling luhur, dan mereka, “ keras terhadap orang-orang kafir.” Artinya serius dan bersungguh-sungguh dalam memusushi orang-orang kafir serta mencurahkan segenap tenaga untuk memusuhi orang-orang kafir. Yang terlihat dari mereka hanyalah sikap keras dan tegas.
“Tetapi berkasih sayang sesama mereka,” artinya, mereka saling menyayangi, mengasihi, serta saling bersikap lemah lembut laksana satu tubuh, menyayangi saudaranya seperti halnya menyayangi diri sendiri dan inilah interaksi mereka terhadap sesama manusia.
Adapun hubungan mereka terhadap Sang Pencipta, kamu dapat menyaksikan sendiri dimana mereka “rukuk dan sujud,” Allah menyifati mereka sebagai orang-orang yang banyak shalat, di mana rukuk dan sujud merupakan rukun shalat yang terbesar. “Mereka mencari,” dengan ibadah itu, “karunia Allah dan keridhaanNya.” Artinya, itulah maksud dan tujuan mereka yaitu mencari keridhaan Rabb mereka serta mencapai pahalaNya.
“Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” Artinya, banyak serta baiknya ibadah yang mereka lakukan itu membekas di wajah mereka hingga wajah mereka bersinar, karena batin mereka bersinar disebabkan shalat, maka lahir mereka juga bersinar.
Sifat mulia mereka itu tercantum dalam kitab Taurat dan Injil, dan dalam dua kitab ini mereka disebutkan seperti tanaman yang menumbuhkan cabangnya, kemudian semakin kuat dan besar. Tanaman itu menjadi berdiri kokoh dan lurus di atas pokoknya, sehingga orang yang menanamnya merasa takjub atas keindahan pemandangan ini. Orang-orang kafir akan menjadi murka terhadap orang-orang beriman karena jumlah mereka yang banyak, kasih sayang yang ada pada mereka, dan kekuatan mereka yang besar dalam melawan musuh-musuh Allah. Allah menjanjikan bagi orang-orang beriman yang beramal shalih, ampunan atas dosa-dosa mereka dan rezeki yang besar di surga yang penuh dengan kenikmatan.
قَالَ الله تَعَالَى: وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ [الحشر: 9].
Allah Ta’ala berfirman pula: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (al-Hasyr: 9).
📝 Tafsir ayat:
Allah memuji para sahabat dari kalangan Anshar, penduduk Madinah: Mereka mencintai para sahabat dari kalangan Muhajirin, dan membagikan harta mereka bagi kaum Muhajirin.
Dalam hati kaum Anshar tidak terdapat penyakit hati seperti iri dengki dan marah. Mereka sama sekali tidak iri terhadap harta fai’ yang diberikan kepada kaum Muhajirin.
Mereka bahkan lebih mengutamakan saudara seiman mereka (kaum Muhajirin) dari pada kepentingan mereka sendiri, sekalipun sebenarnya mereka juga sangat membutuhkan harta itu. Mereka mencegah dan menjaga diri mereka dari sifat kikir, yaitu terlalu mencintai harta dan enggan untuk bersedekah.
💡 Asy-Syuhh adalah sifat bakhil yang disertai rakus. Ibnu Rajab—Semoga Allah meridhainya—mendefinisikan sifat ini dengan: “Keinginan yang kuat untuk memperoleh apa yang diharamkan Allah dan pelit memberikannya kepada orang lain, serta rasa tidak puas dengan harta benda dan segala hal yang telah dihalalkan oleh Allah.”
Merekalah orang-orang yang beruntung, mereka akan mendapatkan pahala baik di dunia maupun di akhirat dan kebahagiaan yang hakiki.
Dua ayat ini yang disebutkan Imam An-Nawawi Rahimahullah sebagai pembuka pada bab ini sebelum menjelaskan beberapa hadits yang berkaitan dengan tema pada bab ini.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم