بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd Hafidzahullah
Al Khor, 4 Dzulhijjah 1445 / 10 Juni 2024.
Penutup Kajian Libur Summer 2014 – Ringkasan dan Murajaah Materi Sebelumnya.
Dalam Shahih Al-Bukhari tercantum sebuah hadits yang dikutip dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ًمَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاء
“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Allah juga menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari, no. 5354)
Disebutkan juga dalam Shahih Muslim, dari Jabir bin ‘Abdillah, ia menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِلِكُلِّ دَاءِ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِاِذْنِ الله
“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah.” (HR. Muslim, no. 2204)
Disebutkan pula dalam Musnad Imam Ahmad, dari Usamah bin Syarik, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُإِنَّ اللهَ لَمْ يُنْزِل دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَه
“Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan Allah juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak diketahui oleh yang lain.” (HR. Ahmad, 4:278, Sanad hadits ini sahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, juga ada hadits dari Ibnu Mas’ud)
Dalam lafaz lain disebutkan,
إن الله لم يضع داء إلا وضع له شفاء أو دواء إلا داء واحدا قالوا يا رسول الله ما هو قال الهرم
“Sungguh, Allah tidak meletakkan penyakit, melainkan Allah juga meletakkan obatnya, kecuali satu penyakit.” Para sahabat bertanya, “Penyakit apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Pikun.” Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini sahih. (HR. Tirmidzi, hasan sahih)
Dzikir yang dilakukan seseorang adalah penting bagi penyembuhan penyakit. Demikian juga melihat waktu dan tempat yang mustajabah dan dengan hati yang lembut.
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitab Shahih-nya, dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّعَاءُ سِلاَحُ المُؤْمِنِ وَعِمَادُ الدِّيْنِ وَنُوْرُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ
“Doa adalah senjata kaum mukminin dan merupakan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi.”
Disebutkan dalam Al-Mustadrak Al-Hakim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُدْعُو اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالاِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan doa kalian terkabul. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak serius.” [HR. Al-Hakim, 1:493]
Kekuatan do’a bisa dengan tiga keadaan:
1. Do’a bisa mengangkat penyakit (kekuatan do’a lebih kuat dari pada ujian)
2. Kekuatan do’a lebih rendah daripada ujian, maka seseorang akan diuji dengannya. Dan terkadang ujiannya melemah meskipun penyakitnya masih ada.
3. Kekuatan do’a dan penyakit sama, jika semakin berdo’a (ilhah) maka ujiannya melemah. Seperti halnya do’a-do’a para anbiya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa salah seorang di antara kalian pasti dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa. (Yaitu) orang tersebut berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Rabbku, tetapi Dia tidak mengabulkannya untukku.’” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6340 dan Muslim, no. 2735]
1. Sepertiga malam terakhir.
2. Setelah adzan.
3. Antara adzan dan Iqamah.
4. Setelah shalat fardhu.
5. Ketika sholat Jum’at ketika imam naik mimbar.
6. Setalah ashar hari Jum’at.
Dan lainnya…
1. Dia mencintai apa yang dia harapkan.
2. Takut dari kehilangan.
3. Berusaha mendapatkan apa yang diharapkan. Baik hal do’a, ibadah atau dunia.
– Islam semakin hilang
– Zina dan riba yang merajalela
– Pembahasan dosa-dosa yang merupakan penyebab musibah.
– Penyakit badan munculnya dari maksiat.
– Hukumnya kejahatan adalah munculnya kejahatan Setelahnya.
– Maksiat termasuk penyakit yang berbahaya dan mendekatkan kepada kebinasaan.
– Maksiat akan mengangkat rasa malu.
– Pelaku maksiat hina dimata Allah ﷻ
– Maksiat merusak akal
– Maksiat menyebabkan laknat
– Maksiat menghilangkan kebaikan, dll sebanyak 51 poin.
– Hukum-hukuman maksiat: seperti dihancurkan kepalanya dengan terus menerus karena tidur dari sholat fardhu (HR Bukhari).
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم