بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 51-8
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Syarah: Prof. Dr. Khalid Utsman Ats-Tsabt 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Al-khor, 16 Sya’ban 1446 / 15 Februari 2025
51 – باب الرجاء
Bab 51-8: Berharap kepada Allah ﷻ
Rahmat Allah ﷻ mendahului murkaNya.
📖 Hadits ke-8:
419 – وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «لَمَّا خَلَقَ الله الخَلْقَ كَتَبَ في كِتَابٍ، فَهُوَ عِنْدَهُ فَوقَ العَرْشِ: إنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبي». وفي رواية: «غَلَبَتْ غَضَبي» وفي رواية: «سَبَقَتْ غَضَبي». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, katanya: “Rasulullah ﷺ bersabda: “Ketika Allah menciptakan semua makhluk, maka ditulislah olehNya dalam suatu kitab, maka kitab itu ada di sisiNya di atas ‘Arasy, yang isinya: Bahwasanya kerahmatanKu itu dapat mengalahkan kemurkaanKu.” Dalam riwayat lain disebutkan: “Telah mengalahkan kemurkaanKu” dan dalam riwayat lainnya lagi disebutkan: “Telah mendahului kemurkaanKu.” -maksudnya bahwa kerahmatan itu jauh lebih besar daripada kemurkaanNya. (Muttafaq ‘alaih)
Keterangan:
Maksudnya “KerahmatanKu itu mengalahkan atau mendahului kemurkaanKu” itu ialah bahwa kemurkaan Allah Ta’ala ataupun keridhaanNya itu kembali kepada pengertian iradah yakni kehendak Allah sendiri. Jadi sudah menjadi kehendak Allah bahwa pahala itu tentulah diberikan kepada orang yang mentaatiNya, sedangkan seorang hamba Allah yang memperoleh kemuliaan dari Allah itu berarti mendapatkan keridhaan serta kerahmatanNya. Sebaliknya jika Allah berkehendak menyiksa orang yang melakukan kemaksiatan itupun sudah sepatutnya, sedang kehinaan yang diterima oleh manusia semacam itulah yang dinamakan kemurkaan Allah. Jadi pengertian mendahului dan mengalahkan di sini ialah karena banyaknya kerahmatan dan apa saja yang terkandung dalam makna rahmat atau kasih sayang Allah itu.
📃 Penjelasan:
Para ulama ahlus sunnah wal jama’ah telah jauh hari menetapkan kaidah-kaidah universal dalam memahami teks-teks yang berbicara masalah sifat Allah. Upaya ini tidak lain bertujuan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dalam mempelajari dan memahami sifat-sifat Allah Ta’ala. Serta untuk meng-counter pemikiran-pemikiran luar yang berupaya untuk merusak metode berpikir umat Islam.
Di antara kaidah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Hakikat sifat Allah tidak sama dengan sifat makhluk-Nya.
- Seluruh sifat Allah adalah sifat sempurna, tidak mengandung aib dan kekurangan.
- Teks yang berbicara masalah sifat Allah harus dipahami sesuai dengan makna lahiriahnya.
- Tidak boleh menggambarkan bagaimana hakikat sifat Allah.
Sifat Allah ﷻ Maha Penyayang telah ditetapkan pada sunnah, dan sifat ini telah ditetapkan dalam surat Al-Ahzab ayat 43,
وَكَانَ بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
Dan ada konsekuensi berbuat baik (Ihsan) kepada orang-orang yang disayangi. Dan Allah ﷻ sangat sayang kepada orang yang beriman di dunia dan di akhirat.
Di dunia mereka diberi rezeki, kesehatan, kebutuhan hidup, jalan-jalan untuk menempuh hidayah yang dengannya dia mendapatkan petunjuk untuk mengerjakan perbuatan yang diridhaiNya dan dicintaiNya. Hidayah inilah nikmat terbesar dan betapa seharusnya kita bersyukur dengan dipilihnya kita dari sekian juta orang yang tidak diberi hidayah.
Dengan kelemahlembutanNya dan rahmat-Nya ada orang Islam yang diberikan keteguhan dalam memegang teguh syariat Islam, dan ada yang dipilih untuk mendakwahkan Islam ini, diantara mereka menjadi Rasul. Inilah yang patut kita syukuri.
Diantara manusia juga ada yang memerangi Islam, bahkan dengan rahmat-Nya mereka berbalik membela Islam, kita lihat kisah sahabat yang mulia Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu tatkala pertama kali masuk Islam, demikian juga kisah Abu Sufyan masuk Islam setelah Fathu Mekah.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Mumtahanah ayat 7:
عَسَى ٱللَّهُ أَن يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ ٱلَّذِينَ عَادَيْتُم مِّنْهُم مَّوَدَّةً ۚ وَٱللَّهُ قَدِيرٌ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam surat Ali-Imran ayat 128 Allah ﷻ berfirman:
لَيْسَ لَكَ مِنَ ٱلْأَمْرِ شَىْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَٰلِمُونَ
Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].
🏷️ Fiqhul Hadits:
1. Ini adalah dalil tingginya Allah ﷻ di atas hambaNya dan Allah ﷻ berada di atas Arsy-Nya. Kita mengimani sesuai dengan yang pantas bagiNya.
2. Menetapkan dua sifat Ar-Rahman dan Al-Ghadhab dan tidak boleh dipalingkan maknanya dengan makna lainnya.
3. Luasnya rahmat Allah ﷻ bagi hamba-Nya dan rahmat Allah ﷻ mendahului kemurkaanNya atau krmarahanNya.
Allah ﷻ Membagi Satu RahmatNya untuk Makhluk dari Seratus Bagian MilikNya
📖 Hadits ke-9:
420 – وعنه، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – يقول: «جَعَلَ الله الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ، فَأمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ، وَأنْزَلَ في الأرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا، فَمِنْ ذلِكَ الجُزءِ يَتَرَاحَمُ الخَلائِقُ، حَتَّى تَرْفَعَ الدَّابّةُ حَافِرهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ».
وفي رواية: «إنّ للهِ تَعَالَى مئَةَ رَحمَةٍ، أنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الجنِّ وَالإنس وَالبهائِمِ وَالهَوامّ، فبها يَتَعاطَفُونَ، وبِهَا يَتَرَاحَمُونَ، وبِهَا تَعْطِفُ الوَحْشُ عَلَى وَلَدِهَا، وَأخَّرَ اللهُ تَعَالَى تِسْعًا وَتِسْعينَ رَحْمَةً يرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ القِيَامَة». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
ورواه مسلم أيضًا مِنْ رواية سَلْمَانَ الفارِسيِّ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «إنَّ للهِ تَعَالَى مِئَة رَحْمَةٍ فَمِنْهَا رَحْمَةٌ يَتَرَاحمُ بِهَا الخَلْقُ بَيْنَهُمْ، وَتِسْعٌ وَتِسعُونَ لِيَومِ القِيَامَةِ».
وفي رواية: «إنَّ الله تَعَالَى خَلَقَ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاواتِ وَالأَرْضَ مَئَةَ رَحْمَةٍ كُلُّ رَحْمَةٍ طِبَاقُ مَا بَيْنَ السَّماءِ إِلَى الأرْضِ، فَجَعَلَ مِنْهَا في الأرضِ رَحْمَةً فَبِهَا تَعْطفُ الوَالِدَةُ عَلَى وَلَدِهَا، وَالوَحْشُ وَالطَّيْرُ بَعْضُهَا عَلَى بَعْض، فَإذا كَانَ يَوْمُ القِيَامَةِ أكملَهَا بِهذِهِ الرَّحمَةِ».
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu pula, katanya: “Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Allah menjadikan kerahmatan itu sebanyak seratus bagian, olehNya ditahanlah yang sembilan puluh sembilan dan diturunkanlah ke bumi yang satu bagian saja. Maka dari kerahmatan yang satu bagian itu sekalian makhluk dapat saling sayang-menyayangi, sehingga seekor binatangpun pasti mengangkat kakinya dari anaknya karena takut kalau akan mengenai -menginjak- anaknya itu.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki sebanyak seratus kerahmatan dan olehNya diturunkanlah satu bagian dari seratus kerahmatan itu untuk diberikan kepada golongan jin, manusia, binatang dan segala yang merayap. Maka dengan satu kerahmatan itu mereka dapat saling kasih mengasihi, dengannya pula dapat sayang menyayangi, bahkan dengannya pula binatang buas itu menaruh iba hati kepada anaknya. Allah mengakhirkan yang sembilan puluh sembilan kerahmatan itu yang dengannya Allah akan merahmati hamba-hambaNya pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)
Juga diriwayatkan Hadis seperti itu dari riwayat Salman al-Farisi Radhiyallahu’anhu, katanya “Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah itu memiliki seratus kerahmatan, maka diantara seratus itu ada satu bagian kerahmatan yang dengannya sekalian makhluk dapat saling kasih-mengasihi antara sesamanya, sedang yang sembilan puluh sembilan untuk hari kiamat nanti.”
Dalam riwayat lain disebutkan: “Sesungguhnya Allah itu di waktu menciptakan semua langit dan bumi, diciptakan pula olehNya seratus kerahmatan, setiap -satu- kerahmatan itu dapat merupakan tutup yang memenuhi alam diantara langit dan bumi. Kemudian dari seratus tadi yang satu kerahmatan dijadikan untuk diletakkan di bumi, maka dengan satu kerahmatan inilah seorang ibu dapat mengasihi anaknya, binatang buas dan burung, sebagian kepada setengah yang lainnya. Selanjutnya apabila telah tiba hari kiamat, Allah akan menyempurnakan dengan kerahmatan ini -yakni dilengkapkan menjadi seratus penuh.”
📃 Penjelasan:
Jangan menyamakan sifat Allah ﷻ disamakan dengan makhluk-Nya. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-a’la ayat 2-3:
ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ
Yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),
وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ
Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
Hadits ini semuanya sama yang menerangkan bahwa Allah ﷻ memiliki 100 rahmat yang dibagi satu rahmatNya di dunia dan menahan 99 rahmatNya di akhirat kelak.
Dan satu rahmat ini dibagi untuk semua makhluk dan ini menunjukkan banyaknya Rahmat Allah ﷻ dan pengharapan kita menjadi banyak. Ketika hamba berbuat dosa, dia tidak putus asa dan rahmat-Nya sangat luas.
Seorang tua mengobati anaknya yang sakit, meskipun anaknya menangis dan kesakitan, hakekatnya dia sayang kepada anaknya agar segera sembuh.
Demikian juga tatkala Allah ﷻ memberi ujian kepada hamba-hamba-Nya berupa kematian, berkurangnya rezeki, sakit dan lainnya. Hakekatnya Allah ﷻ sayang hamba-Nya dan rahmat-Nya sangat luas. Wallohu’alam.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم