بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Online – Teams Awqaf
Wakra, 16 Rabi’ul Awal 1445 / 1 Oktober 2023
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱


https://www.assunnah-qatar.com/wp-content/uploads/2023/10/Rahasia-dibalik-Pohon-Kurma.mp3?_=1

Rahasia di Balik Pohon Kurma

Allâh ﷻ menyebut Nakhlah (pohon kurma) dalam Al-Qur’an dan dalam Sunnah Rasul-Nya. Yaitu merupakan tanaman pohon di surga bagi yang bertasbih. Maka, sesuatu yang telah disebut Allâh ﷻ dalam kitab Nya dan Rasul-Nya, pasti memiliki keutamaan.

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 99:

ٱنظُرُوٓا۟ إِلَىٰ ثَمَرِهِۦٓ إِذَآ أَثْمَرَ وَيَنْعِهِۦٓ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكُمْ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Pohon kurma memiliki karakteristik jika semakin panas atau humidity tinggi maka buahnya semakin manis.

Oleh karena itu Allah memerintahkan agar mengambil pelajaran darinya. Dia berfirman, “perhatikanlah,” buah seluruh pohon khsususnya kurma, “diwaktu pohonnya berbuah dan perhatikan pula kematangannya.” Maksudnya, perhatikan waktu dia muncul dan waktu ia matang dan ranum. Karena hal itu mengandung pelajaran-pelajaran dan tanda-tanda kebesaran Allah sebagai bukti rahmatNya, keluasan karunia dan kemurahanNya, serta kesempurnaan kodrat, dan perhatianNya kepada hamba-hambaNya. Akan tetapi tidak semua orang mau memperhatikan dan mengambil pelajaran, dan tidak semua yang merenungkan pasti mengatahui rahasia yang dimaksud. Oleh karena itu Allah membatasi pengambilan manfaat dari tanda-tanda kebesaran Allah kepada orang-orang Mukmin.

Dia berfirman, “Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman.”

  • Kurma sebagai makanan penduduk surga:

فِيْهِمَا فَاكِهَةٌ وَّنَخْلٌ وَّرُمَّانٌۚ

Ar-Rahman ayat 68. Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima.

Nabi ﷺ bersabda dalam sebuah hadits :

وَعَنْ جَابِرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( مَنْ قَالَ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحمْدِهِ ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الجَنَّةِ )) . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ )).

Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan, ‘SUBHANALLOH WA BIHAMDIH’ (Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya), maka ditanamkan untuknya satu pohon kurman di surga.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan) [HR. Tirmidzi, no. 3464).

  • Mukmin disifatkan seperti Pohon kurma, sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ:

إِنَّ مَثَلَ الْمؤْمِنِ كَمَثَلِ النَّخْلَةُ ماَ أَخَذَتَ مِنْ شَيْئٍ نَفَعَكَ

Sesungguhnya permisalan mukmin seperti pohon kurma. Tidaklah kamu mengambil sesuatu darinya, niscaya bermanfaat bagimu.” (Diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, 12/ no.13514 dan Al Hafidz Ibnu Hajar menyatakan: “Sanadnya shohih”).

Pohon kurma seluruhnya bermanfaat, demikian juga seorang mukmin ketika bergaul dengan teman dan sekitarnya. Ia tidak menampakkan kecuali akhlak yang mulia, adab budi pekerti yang luhur, muamalah baik, memberikan kebaikan dan tidak mengganggu mereka. Selalu memberikan manfaat kepada mereka dalam seluruh pergaulannya.

  • Buah yang dimakan Maryam alaihissalam disaat hamil.

Allah berfirman,

وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا.

Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu” (QS. Maryam 26).

Gerakan tangan Maryam menggoyangkan kurma sangat lemah, tetapi kurma bisa jatuh ke bawah. Ini juga bukti tawakkal Maryam dibarengi dengan usaha.

  • Hadits lain Orang Mukmin Seperti Pohon Kurma

Ibnu Umar meriwayatkan bahwa pada suatu majelis, Nabi Muhammad ﷺ pernah bertanya kepada para sahabat tentang sebuah pohon. Pohon yang daunnya tidak berguguran, pohon tersebut merupakan perumpamaan seorang muslim.

Pohon apakah itu?” Nabi bertanya.

Para sahabat yang hadir mencoba menerka pohon apa yang dimaksud oleh Rasulullah. Pikiran mereka jauh melayang membayangkan pohon-pohon yang ada di pedalaman. Rasanya tidak mungkin itu sekadar pohon biasa.

Sementara itu, Ibnu Umar yang masih belia, turut mencoba menerka. Terbesitlah dalam hatinya bahwa yang dimaksud oleh Nabi adalah pohon kurma. Namun ia malu mengutarakannya, lantaran di majelis tersebut turut hadir pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar, ayahnya.

Sampai akhirnya semua sahabat tetap hening karena tidak bisa menerka pohon apa yang dimaksud oleh Nabi.

Nabi pun kemudian menyampaikan bahwa pohon yang beliau maksud adalah pohon kurma. Beliau mengumpamakan seorang muslim seperti pohon kurma, karena banyaknya kebaikan dan manfaat yang dihasilkan oleh pohon kurma.

Pohon kurma terkenal menghasilkan banyak manfaat, baik dari buahnya, batang pohonnya, daunnya dan dahannya. Semuanya bermanfaat. Bahkan biji kurma saja dijadikan sebagai makanan hewan.

Perumpamaan ini memberikan pesan bahwa seorang muslim seharusnya bisa memberikan manfaat dari sisi manapun dari dirinya. Boleh jadi dengan tenaganya, harta, pikiran, ide, gagasan dan lain sebagainya.

Lalu juga ada pesan lain dan luar biasa yang dibawa oleh hadis tersebut.

Lanjutan kisahnya, setelah majelis selesai, Ibnu Umar menyampaikan kepada Umar, ayahnya, bahwa sebetulnya ia sudah menerka bahwa yang dimaksud oleh Nabi adalah pohon kurma. Namun ia malu mengutarakannya karena banyak sahabat yang lebih senior darinya.

Mendengar hal itu Umar sangat menyayangkan jawaban anaknya tersebut. Umar berkata, “Anakku, kamu utarakan apa yang terbesit dalam hatimu itu lebih aku senangi daripada harta termewah di dunia ini.”

Kisah ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Bab: Malu dalam Ilmu dalam Shahih-nya.

  • Tidak Akan Kelaparan Keluarga yang punya Kurma

Dari ibunda kaum mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasannya Nabi ﷺ
bersabda,

لاَ يَجُوْعُ أَهْلُ بَيْتٍ عِنْدَهُمْ التَّمْرُ

“Tidak akan kelaparan rumah tangga seseorang yang memiliki kurma di dalamnya“. (Hadits riwayat Imam Muslim).

Syekh Ibnu al ‘Utsaimin rahimahullah berkata:

“Ini dikarenakan kurma itu sebenarnya adalah buah yang manis, makanan pokok, makanan utama, dan padanya memiliki banyak manfaat serta tidak basi dalam waktu yang lama. Bahkan terkadang، jangka yang lama hanya akan menambahinya bagus dan enak. Oleh sebab itu, jika orang-orang memiliki kurma, maka mereka tidak akan kelaparan. Inilah sisi pendalilan atas makanan yang disimpan oleh sebuah keluarga berupa kurma di dalam rumah. Ya.” (Syarh Shahih Muslim).

  • Kurma menjaga racun dan sihir

Dari Amir Bin Sa’d dari bapaknya, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa setiap pagi mengonsumsi tujuh butir kurma Ajwah, maka pada hari itu ia akan terhindar dari racun dan sihir” (HR Bukhari).

Dalam hadits lain, dari Aisyah Radhiyallahu’anha, Nabi ﷺ bersabda, “Sesungguhnya dalam kurma ajwah dari daerah Aliyah ada obat. Atau itu ajwah adalah anti racun di pagi hari,”. (HR. Muslim 5462)

Imam Ibnul Qayyim mengatakan Ajwah Al-Madinah merupakan salah satu jenis kurma di kota itu, dikenal sebagai kurma Hijaz yang terbaik dari seluruh jenisnya. Betuknya amat bagus, padat, agak keras dan kuat, namun termasuk kurma yang paling lezat, paling harum dan paling empuk. Dan ini adalah keberkahan kurma karena Rasulullah ﷺ menyebutkannya.

  • Berbuka puasa dengan kurma

Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air“ [HR Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim (I/432 no. 1576)].

  • Tahnik dengan kurma

Tahnik adalah mengunyah sesuatu lalu meletakkannya di langit-langit mulut bayi.

Dianjurkan yang mentahnik bayi adalah orang yang memiliki keutamaan, kebaikan dan ilmu. Dianjurkan pula agar memohonkan berkah untuk si bayi, sebagaimana hadits berikut ini.

Dari Abu Musa Al-Asy’ari, ia berkata. :

وُلِدَ لِي غُلاَمٌ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ، فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ، وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ، وَدَفَعَهُ إِلَيَّ

“Anak lelakiku baru saja lahir, lantas aku membawanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesampainya di hadapannya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya nama Ibrahim, lalu mentahniknya dengan kurma dan memohonkan keberkahan baginya, setelah itu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam serahkan lagi kepadaku” [HR Al-Bukhari (no. 5467) dan Muslim (no. 2145)].

  • Bersedekah dengan kurma

Bersedekah tidak mesti banyak, yang penting adalah ikhlas dan halal.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَتَصَدَّقُ أَحَدٌ بِتَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ إِلاَّ أَخَذَهَا اللَّهُ بِيَمِينِهِ فَيُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّى أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ قَلُوصَهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ أَوْ أَعْظَمَ

Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu.” (HR. Muslim, no. 1014).

Selamatkan diri dari api neraka walau hanya sedekah kurma

Dari Adi bin Hatim radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Takutlah kalian terhadap api neraka, walaupun hanya dengan bersedekah separuh kurma.” (HR. Al-Bukhari, no. 6023 & Muslim, no. 1016)

Demikianlah sifat-sifat pohon kurma yang mubarakah, dan tidaklah sesuatu menjadi berkah karena telah disebut Allâh ﷻ dalam Al-Qur’an. Wallohu’alam.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم