بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 50-3
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Al-khor, 2 Rabi’ul Akhir 1446 / 5 Oktober 2024
🎞️ Video Kajian ini: Facebook Page
50 – باب الخوف
Bab 50-3: Takut kepada Allah ﷻ
📖 Hadits ke-1:
396 – عن ابن مسعود – رضي الله عنه – قَالَ: حدثنا رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – وَهُوَ الصادق المصدوق: «إنَّ أحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ في بَطْنِ أُمِّهِ أربَعِينَ يَومًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ المَلَكُ، فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ، وَيُؤْمَرُ بِأرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ. فَوَالَّذِي لاَ إلهَ غَيْرُهُ إنَّ أحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وبيْنَهَا إلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيهِ الكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أهْلِ النَّارِ فَيدْخُلُهَا، وَإنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلاَّ ذراعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيهِ الكِتَابُ فَيعْمَلُ بِعَمَلِ أهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
395. Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu’anhu katanya: “Kami diberitahu oleh Rasulullah ﷺ dan ia adalah seorang yang benar lagi dapat dipercaya, sabdanya: “Sesungguhnya seorang diantara engkau semua itu dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari sebagai mani, kemudian merupakan segumpal darah dalam waktu empat puluh hari itu pula, selanjutnya menjadi sekerat daging dalam waktu empat puluh hari lagi. Selanjutnya diutuslah seorang malaikat, lalu meniupkan ruh dalam tubuhnya dan diperintah untuk menulis empat kalimat, yaitu mengenai catatan rezekinya, ajal serta amalnya dan apakah ia termasuk orang celaka ataupun bahagia. Maka demi Zat yang tiada Tuhan selain daripadaNya, sesungguhnya seorang diantara engkau semua, sesungguhnya melakukan dengan amalan ahli syurga, sehingga tiada -batas- diantara dirinya dengan syurga itu melainkan hanya jarak sezira’ -sehasta, tetapi telah didahului oleh catatan kitabnya, lalu ia melakukan dengan amalan ahli neraka, kemudian akhirnya masuklah ia dalam neraka itu. Dan sesungguhnya ada pula seorang diantara engkau semua itu, niscaya mengamalkan dengan amalannya ahli neraka, sehingga tidak ada -batas- antara orang itu dengan neraka, melainkan hanya jarak sezira’ saja, tetapi telah didahului oleh catatan kitabnya, lalu ia mengamalkan dengan amalan ahli syurga dan akhirnya masuklah ia dalam syurga itu.” (Muttafaq ‘alaih)
- Keterangan:
Muttafaq Alaih (disepakati atasnya) yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, dikenal dengan hadist Bukhari dan Muslim.
Dalam hadis ini ada beberapa hal yang perlu kita maklumi, yaitu:
a. Malak -malaikat- yang dikirimkan ini, memang diserahi oleh Allah untuk melihat rahim ibu anak itu sejak ia berupa mani. Di waktu ini Malak itu berkata: “Wahai Tuhan, apa dijadikan terus apa tidak? Kalau tidak terus ditakdirkan oleh Allah menjadi manusia, lalu dijadikan darah kotor yang terlempar sia-sia. Tetapi apabila memang dikehendaki jadi manusia, Malak itu lalu berkata: “Wahai Tuhan, laki-lakikah atau perempuankah ini, bagaimana rezekinya, kapankah ajalnya (waktu meninggalnya), bagaimana kelakuannya dan di bumi mana ia nanti meninggal (di kubur).” Allah lalu berfirman: “Pergilah ke Lauh Mahfuzh, akan engkau temui semuanya.” Malak itu lalu naik ke atas Lauh Mahfuzh dan mencatat semuanya. Jadi semua apa yang terjadi atas diri kita ini benar-benar telah digariskan oleh Allah menurut takdir yang dikehendaki. Tetapi kita tetap harus berusaha menjadi hamba Allah yang baik segala-galanya, sebab kita semua tentu tidak tahu takdir apa yang akan kita alami. Jadi marilah kita berusaha dan berikhtiar, sebab hanya di tangan Allahlah semua takdir itu. Kembali ke atas, yaitu sesudah anak itu ditulis semua ketentuan-ketentuannya, lalu 40 hari jadi nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan 40 hari lagi berupa mudhghah, kemudian ditiupkan ruhnya. Selanjutnya ialah sebagaimana firman Allah dalam al-Quran: “Lalu kami ubahlah mudhghah itu menjadi tulang-belulang, kemudian tulang-belulang itu kami beri daging, selanjutnya Kami lupakanlah -jadikanlah- suatu makhluk lain (yakni jadi manusia benar-benar). Maha Sucilah Allah itu, sebaik-baiknya Zat yang membuat.”
b. Yang meniupkan jiwa dalam tubuh manusia itu malak, tetapi ini tidak bererti bahwa malak yang memberi ruh kita, tetapi Allah jualah yang memberikan, hanya saja dengan tiupan malak itulah yang merupakan sebab musababnya manusia diberi ruh oleh Allah. Jadi tiupan ini hanyalah sebagai perantaraan belaka. Adapun ruh itu adalah benda halus yang hanya Allah saja yang Mengetahui akan keadaannya. Dalam al-Quran disebutkan: “Dan orang-orang itu sama bertanya padamu (Muhammad) tentang halnya ruh. Katakanlah: “Ruh itu adalah dari urusan Tuhanku. Engkau semua ini tidak diberi pengetahuan oleh Allah melainkan hanya sedikit sekali.”
c. Empat kalimat artinya empat ketentuan dari Allah.
d. Maksudnya sehasta ialah karena sangat dekat jaraknya. Adapun Hadis-hadis yang menguraikan bab ini, maka amat banyak sekali pula. Maka dari itu kita akan menyebutkan sebagian dari Hadis-hadis itu, dan dengan Allah jualah datangnya pertolongan.
Syarah Hadits:
Pada hadits ini Rasulullah ﷺ menjelaskan proses kejadian manusia di rahim seorang ibu. Hingga dituliskan takdirnya dan keadaan akhir hayatnya.
Keadaan janin di dalam rahim ditentukan oleh Allah ﷻ, Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an
– Surat Al-Hajj ayat 5:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.
– Dalam surat Surat Ar-Ra’d (13) Ayat 8:
اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنْثَىٰ وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ ۖ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.
Umur yang hina (اَرْذَلِ الْعُمُرِ ) maksudnya usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya.
– Surat Al-Mukminun Ayat 12-14:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٍ مِّن طِينٍ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
ثُمَّ جَعَلْنَٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Malaikat saat meniup ruh menulis empat kalimat, yaitu:
– Catatan rezekinya : banyak atau sedikit nya, kapan datangnya, berkurang atau tidak, baik yang berkaitan tentang badannya atau agamanya (ilmu dan iman).
– Ajalnya: kapan, dimana, waktu, dalam keadaan apa dan sebab-sebab apa dia meninggal. Ada yang meninggal disaat bayi, juga ada yang umur panjang. Tiada seorangpun yang bisa memilih, ataupun ditunda dan dimajukan.
– Amalnya : baik saleh atau tidak. Baik amalan lisan, badan ataupun hati.
– Apakah ia termasuk orang susah ataupun bahagia.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Rahimahullah berkata Perkara ini tidak boleh ditanyakan, bagaimana semuanya ditetapkan.
Keadaan Manusia ditentukan Akhirnya
Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbuatan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
– Sabda Beliau “Sesungguhnya di antara kalian ada orang yang melakukan perbuatan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta akan tetapi catatan itu mendahuluinya, akhirnya dia melakukan perbuatan ahli neraka, ia pun masuk ke neraka”, hal ini menunjukkan bahwa tidak selamanya orang yang mengerjakan amalan ahli surga niatnya baik (ikhlas), karena orang tersebut meskipun tampak di hadapan manusia mengerjakan amalan penduduk surga namun memiliki niat yang buruk, dan niat buruk itu menguasai dirinya sehingga ia mendapatkan suu’ul khaatimah (akhir hayat yang buruk), nas’alullahas salaamah wal ‘aafiyah.
– Sabda Nabi ﷺ: Sesungguhnya di antara kamu ada orang yang melakukan perbuatan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, akan tetapi catatan mendahuluinya, akhirnya dia melakukan perbuatan ahli surga, ia pun masuk ke Surga.
Hal ini seperti kisah Usayrim Bani Ash-hal 𝓡𝓪𝓭𝓱𝓲𝔂𝓪𝓵𝓵𝓪𝓱𝓾’𝓪𝓷𝓱𝓾. Dulunya Musuh dakwah Rasulullah ﷺ, sampai ketika akan berperang Allah ﷻ memberinya hidayah dan berjuang hingga syahid. Maka orang-orang mencari yang terbunuh, dan dia termasuk mati dalam keadaan Islam.
Telah disebutkan dalam banyak hadits larangan meninggalkan beramal karena bersandar dengan taqdir, bahkan kita tetap diperintahkan beramal, dan masing-masing akan dimudahkan kepada sesuatu yang untuknya ia diciptakan. Oleh karena itu, siapa yang termasuk orang bahagia, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala akan memudahkan kepadanya untuk mengerjakan amalan orang yang berbahagia, dan siapa yang termasuk orang celaka, maka Allah akan mudahkan untuk mengerjakan amal orang yang celaka.
Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Oleh karena itu, hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru ia harus selalu memohon kepada Allah agar diberikan keteguhan dan akhir hayat yang baik (husnul khatimah).
Tetapi hati selalu berbolak balik, maka hendaklah kita selalu berdo’a agar hati kita tetap taat.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِينِكَ
“Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu.”
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Ya Allah, Engkau yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu.
📖 Fawaid Hadits:
1. Beriman kepada takdir baik dan buruk.
2. Anjuran untuk bersegera beramal shaleh, terus menerus dan konsisten padanya.
3. Kecilkan amal shaleh dan tutup, cukup antara kita dan Allah ﷻ saja. Ibrah yang diambil dari seseorang adalah di ujungnya, jangan tertipu dengan wujud lahirnya.
4. Seseorang yang mengerjakan amal shaleh harus menjaga kebersihan amal shalehnya,
5. Meminta kepada Allah ﷻ agar husnul khâtimah.
6. Bolehnya bersumpah pada berita yang benar untuk meyakinkan pendengarnya.
7. Peringatan tentang hari kebangkitan dan pembalasan.
8. Anjuran untuk qana’ah dan ancaman keras dari sifat tamak, karena sudah ditetapkan dengan takdirNya. Tidaklah kaya kecuali dengan sebab-sebab (berusaha).
9. Peringatan terhadap sempurnanya ilmu Allah ﷻ baik secara umum maupun rincinya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم