بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Sabtu – Barwa Village
Barwa Village, 28 Jumadil Awwal 1446 / 30 November 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱


  Video Facebook Live


Hadits-hadits Tentang Rumah Tangga

Hadits Ke-6: Wanita Diciptakan dari Tulang Rusuk.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dari Nabi ﷺ beliau bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِيْ جَارَهُ، وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْئٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا.

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya. Dan perlakukanlah wanita dengan baik, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian atasnya. Jika kamu memaksa meluruskannya, kamu akan mematahkannya. Namun, jika kamu membiarkannya, ia akan tetap bengkok. Maka perlakukanlah wanita dengan baik.

Hadis riwayat Bukhari (5185-5186) dan Muslim (1468).

Syarah Hadits:

Hadits ini merupakan salah satu hadits yang mulia karena apa yang disampaikan Rasulullah ﷺ adalah wahyu dan setiap wahyu, pasti membawa kebaikan.

Hadits ini menjadi pedoman bagi suami agar berumah tangga dengan cara yang syar’i. Seorang suami yang dipercaya menjadi pemimpin, berkewajiban membawa rumah tangganya ke arah yang diridai Allah ﷻ. Karena rumah tangga adalah ibadah, hingga untuk menjalaninya diperlukan ilmu.

فَقِيهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ

Seorang yang berilmu lebih susah dihadapi oleh setan dibandingkan seribu orang ahli ibadah.” (Hadits Gharib – Tirmidzi).

Beberapa tanggung jawab laki-laki dalam hadits di atas, agar memberikan nasihat kepada anggota keluarga tentang hak-hak orang lain:

  • Menghormati Tetangga

Besarnya hak tetangga menjadikannya istimewa hingga dalam sebuah hadits tidak henti-hentinya Jibril memberikan wasiat kepada Nabi ﷺ tentang tetangga sehingga aku menduga bahwa ia akan memberikan warisan kepadanya.

Hak-hak tetangga bisa memiliki beberapa hak:
1. Hak tetangga secara umum.
2. Hak tetangga dan hak muslim.
3. Hak tetangga meskipun kafir.

  • Perlakukanlah wanita dengan baik

Hadits ini menunjukkan perintah Rasulullah ﷺ agar berbuat baik kepada isteri. Dan bahwa setiap orang punya keunikan masing-masing, dan suami yang baik adalah dia yang mampu memahami istrinya. Tidak semua hal perlu dijadikan masalah, bukan? Memilih untuk memaafkan dan melupakan kekurangan kecil pasangan akan menjaga suasana rumah tetap damai. Karena wanita dibuat dari tulang rusuk yang bengkok bagian atasnya (lisannya menurut penafsiran ulama).

Untuk menuju ke sana, diperlukan kesabaran yang luar biasa. Namun, namanya manusia, tidak luput dari perbuatan dosa. Suami bisa saja khilaf dan melampiaskan kemarahannya kepada istri, ketika ia melihat ada hal yang tak pantas dilakukan oleh istrinya.

Lantas, apa peran seorang suami dalam hal ini? Sebagai kepala keluarga, seorang suami dituntut untuk bersikap bijaksana, tenang, dan memahami bahwa mungkin akan ada ketidaknyamanan atau hal-hal kecil yang kurang sesuai dengan harapannya.

Hubungan yang indah dalam rumah tangga bukanlah tentang tidak adanya kekurangan, tetapi tentang bagaimana kita bersabar, memaafkan, dan mencari sisi baik dari pasangan kita. Terkadang, Allah menyelipkan kebaikan dalam hal-hal yang pada awalnya terasa sulit kita terima.

Al-Hafizh berkata dalam al-Fath: “Hadits ini berisi anjuran agar berlemah lembut untuk melunakkan hati. Hadits ini pun berisi cara memimpin wanita, yaitu dengan cara memaafkan mereka dan bersabar terhadap kebengkokan mereka. Dan siapa yang ingin meluruskan mereka, berarti mengambil manfaat (adanya) mereka. Karena setiap manusia membutuhkan wanita; ia merasa tenteram kepadanya dan menjadikannya sebagai penopang kehidupannya. Seolah-olah beliau mengatakan: ‘Mengambil manfaat mereka tidak akan tercapai kecuali dengan bersabar terhadapnya.’” (Al-Fath (IX/163).

Jika kita memiliki anak-anak dan menginginkan pasangan mereka yang baik, maka jadilah kita pasangan yang baik dalam keluarga kita. Karena teladan orang tua sangat berpengaruh kepada anggota keluarganya.

Salah satu sunatullah, yaitu الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ (al-jaza’ min jinsil ‘amal, artinya balasan sesuai dengan perbuatan).

Maka, bagi para isteri dinasehatkan untuk selalu taat kepada suaminya, karena dialah surgamu atau nerakamu.

Meneladani Kisah Syuraih Al-Qadhi dalam Menikahi Istrinya

Ini adalah kisah seorang tabi’in (mereka yang sempat bertemu sahabat, tetapi tidak sempat bertemu Nabi) bernama Syuraih al-Qadhi dan isterinya yang solehah. Syuraih adalah seorang yang dilantik oleh Khalifah Umar Al-Khattab menjadi hakim di wilayah kekhalifahan Islam.

Setelah Syuraih menikah dengan seorang wanita Bani Tamim, dia berkata kepada Sya’bi (seorang tabi’in) yakni salah seorang sahabatnya: “Wahai Sya’bi menikahlah dengan wanita Bani Tamim kerana mereka adalah sebenar-benar wanita.”

Singkat cerita, beliau berkisah….

Disaat berkunjung, aku menjelaskan keinginanku, lalu pamannya menikahkanku. Orang-orang memberiku ucapan selamat, kemudian majlis selesai. Begitu sampai di rumah aku merasa menyesal. Aku berkata dalam hati: “Aku telah menikah dengan keluarga Arab yang paling keras dan kasar.” Aku ingat bahawa wanita-wanita Bani Tamim mereka keras hatinya.

Aku berniat menceraikannya, kemudian aku berubah pikiran. Jangan ditalak dulu, jika baik. Jika tidak, barulah ditalak. Berapa hari setelah itu para wanita Tamim datang mengantarkannya kepadaku. Ketika dia didudukkan di rumah, aku berkata kepadanya, “Istriku, termasuk sunah jika laki-laki bersatu dengan istrinya untuk salat dua rakaat dan dia pun demikian.”

Aku beridiri salat, kemudian aku menengok ke belakang, ternyata dia juga salat. Selesai salat para pelayannya menyiapkan pakaianku dan memakaikan jubah yang telah dicelup dengan minyak za’faran. Manakala rumah telah sepi, aku mendekatinya. Aku menjulurkan tangan ke arahnya. Dia berkata, “Tetaplah di tempatmu.”

Aku berkata kepada diriku, “Sebuah musibah telah menimpaku.” Aku memuji Allah dan membaca shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dia berkata, “Aku adalah wanita Arab. Demi Allah, aku tidak melangkah kecuali untuk perkara yang diridai Allah. Dan kamu adalah laki-laki asing, aku tidak mengenal akhlak kepribadianmu. Katakan apa yang kamu sukai, sehingga aku bisa melakukannya. Katakan apa yang kamu benci, sehingga aku bisa menjauhinya.”

Aku berkata kepadanya, “Aku suka ini dan ini (aku menyebut ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, dan makanan-makanan yang aku sukai) dan juga membenci ini dan ini.” Dia bertanya, “Jelaskan kepadaku tentang kerabatmu. Apakah kamu ingin mereka mengunjungimu?”

Aku menjawab, “Aku seorang hakim. Aku tidak mau mereka membuatku jenuh.” Aku melalui malam yang penuh kenikmatan. Aku tinggal bersamanya selama tiga hari. Kemudian aku pergi ke majlis pengadilan (mulai bekerja kembali). Tidak ada hari yang aku lalui tanpa kebaikan darinya.

Satu tahun kemudian (setelah pernikahan kami), tatkala aku pulang ke rumah, aku melihat seorang wanita tua yang memerintah dan melarang, ternyata itu adalah ibu mertuaku. Aku berkata kepada ibu mertuaku, “Selamat datang.”

Ibu mertua berkata, “Wahai Abu Umayyah, apa kabarmu?” Aku menjawab, “Baik, alhamdulillah.” Ibu mertua bertanya, “Bagaimana istrimu?” Aku menjawab, “Wanita terbaik dan teman yang menyenangkan. Ibu telah mendidiknya dengan baik dan mengajarkan budi pekerti dengan baik pula kepadanya.”

Ibu mertua berkata, “Seorang wanita tidak terlihat dalam suatu keadaan di mana prilakunya paling buruk kecuali dalam dua keadaan. Jika dia telah memperoleh tempat di sisi suaminya dan jika dia telah melahirkan anak. Jika kamu melihat sesuatu yang membuatmu marah darinya, maka pukullah (dengan pukulan yang membimbing, tidak membekas). Karena laki-laki tidak memperoleh keburukan di rumahnya kecuali dari wanita bodoh dan manja.”

Syuraih berkata, “Setahun sekali ibu mertuaku datang, dia pulang setelah bertanya kepadaku, ‘Bagaimana menurutmu jika kerabatmu ingin mengunjungimu?’ Kujawab, ‘Terserah mereka’.” Dua puluh tahun aku bersamanya. Aku tidak pernah mencelanya atau marah kepadanya.

Inilah pedoman yang harus dimengerti dan dipahami dengan baik oleh seorang wanita, sebagai pijakan cahaya dalam hidupnya. Mengabdilah dengan baik kepada suamimu, niscaya kamu berbahagia dan mendapatkan suami yang berbahagia dan berhasil dalam pekerjaannya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم