بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullohu taala. (Bag. 66).
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah
Al Khor, 18 Rabi’ul Akhir 1446 / 21 Oktober 2024 .


🎞️ Facebook page Assunnah Qatar 


Cinta adalah Asal segala Amalan – 3

Pengaruh Kalimat Tauhid terhadap Tegaknya Kehidupan Ruh

📖 Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:

Inilah realisasi syahadat Laa Ilaha illaallah. Oleh karena itulah, Allah mengharamkan Neraka bagi orang yang menyatakan syahadat Laa Ilaha illaallah dengan sebenar-benarnya. Mustahil orang yang meyakini dan menerapkan syahadat ini masuk Neraka. Pernyataan ini sesuai dengan firman Allah ﷻ :

وَالَّذِيۡنَ هُمۡ بِشَهٰدٰتِهِمۡ قَآٮِٕمُوۡنَ ۙ‏ ٣٣

Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.” (QS. Al-Ma’aarij: 33)

Syarah oleh Syeikh Abdurrazaq Al-Badr Hafidzahullah :

Inilah keutamaan kalimat tauhid yang besar, bagi yang mengucapkannya haram masuk neraka. Tetapi bukan hanya mengucapkannya, tetapi benar-benar menegakkan kalimat ini, karena orang-orang yang menerapkan kalimat tauhid akan masuk surga tanpa azab.

Hakekat kalimat tauhid yaitu dia mendatangi tanpa duri yang menerapkannya, membersihkan tauhid dari kesyirikan, kebidahan dan maksiat. Karena itu penghalang dimana sunnah tegak di atasnya. Penghalang kemaksiatan adalah menjauhinya dan bertaubat darinya. Maka barangsiapa yang melaksanakan tauhid dengan murni akan masuk surga tanpa hisab dan azab.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari ‘Itban Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda:

فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ

Sesungguhnya Allah ﷻ mengharamkan neraka bagi orang orang yang mengucapkanلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ dengan ikhlas dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah”.

Sisi pendalilannya adalah keutamaan bagi orang yang mengucapkan kalimat tauhid dengan ikhlas mengharapkan wajah Allah, yaitu neraka diharamkan baginya. Dan ini merupakan kelaziman dari hadits sebelumnya (dalil kedua).

Kalau hadits lainnya Nabi berkata “Allah pasti memasukkannya ke dalam surga, bagaimanapun kondisi amal perbuatannya“, maka pada hadits ini “Sesungguhnya Allah mengharamkan atasnya neraka“. Dan pengharaman dari neraka merupakan kelaziman dari pemasukan ke dalam surga.

Kalau ada ahli tauhid yang masuk neraka, maka dia telah menerjang larangan Allah ﷻ yang mengharuskan masuk neraka, tetapi tidaklah sama dengan orang musyrik. Karena mereka masuk neraka selama-lamanya. Sementara ahli tauhid tidak kekal karena digunakan untuk membersihkan sebelum masuk surga. Tetapi, siksa neraka tidaklah ringan!

Surga itu bersih, tidak ada keburukan, maka jika ada kotoran dalam dirinya harus dibersihkan dulu sebelum masuk surga.

📖 Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:

Hamba tersebut telah melaksanakan syahadat tersebut secara lahir dan batin, baik melalui hati maupun anggota badannya.

Sebagian manusia ada yang syahadatnya mati, sebagian lagi syahadatnya tertidur sehingga harus dibangunkan supaya terjaga, sebagian lagi ada yang syahadatnya berbaring, dan sebagian lagi syahadatnya hampir berdiri.

Syarah oleh Syeikh Abdurrazaq Al-Badr Hafidzahullah :

Perbedaan pada setiap orang akan hakekat tauhid padanya merupakan faedah bagi setiap muslim hendaklah melakukan tuntutan konsekuensi syahadat sebaik-baiknya. Persaksian dengan syahadat yang dengannya setiap rasul diutus pada setiap makhluk.

Matinya hati adalah hatinya orang-orang kafir. Dan bagi yang tidur perlu dibangunkan. Semakin baik mengamalkan konsekuensi syahadat maka dia bisa berdiri.

📖 Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:

Kedudukan syahadat dalam hati seperti halnya kedudukan roh terhadap badan. Ada roh yang mati, roh yang sakit dan lebih dekat kepada kematian, roh yang lebih dekat dengan kehidupan, serta roh yang sehat dan melaksanakan kemaslahatan badan.

Syarah oleh Syeikh Abdurrazaq Al-Badr Hafidzahullah :

Ini adalah perumpamaan yang bagus, persaksian seperti ruh pada badan.

وَالَّذِيۡنَ هُمۡ بِشَهٰدٰتِهِمۡ قَآٮِٕمُوۡنَ ۙ‏ ٣٣

dan orang-orang yang berpegang teguh pada kesaksiannya,

Persaksiannya ada yang mati, tidur dan lemah. Maka, kemaksiatan itu dilihat sejauh mana dia menegaskan kalimat tauhid.

📖 Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:

Disebutkan dalam hadits yang shahih, dari Nabi ﷺ , beliau bersabda:

Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat yang tidaklah seorang hamba mengucapkannya ketika meninggal dunia, melainkan rohnya akan mendapatkan roh baginya.”

HR. Ahmad (1/63), al-Hakim (1/72), Ibnu Hibban (no. 204), Abu Nu’aim dalam al Hilyah (1/296), Ibnu Khuzaimah dalam at-Tauhid (hlm. 328), dan Ibnul Banna’ dalam Fadhlut Tahlil (no. 1), dari ‘Umar bin al-Khaththab serta Utsman, dan sanadnya kuat.

Syarah oleh Syeikh Abdurrazaq Al-Badr Hafidzahullah :

Ya Allah kami berharap agar ketika mati mampu mengucapkan kalimat tauhid. Inilah penutup kebahagian dan taufik ketika meninggal dunia.

Dan siapa yang persaksiannya tegak, diberi taufik mengucapkan kalimat tauhid maka dia akan mendapat kehidupan yang sebenarnya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-an’am ayat 122:

اَوَمَنۡ كَانَ مَيۡتًا فَاَحۡيَيۡنٰهُ وَجَعَلۡنَا لَهٗ نُوۡرًا يَّمۡشِىۡ بِهٖ فِى النَّاسِ كَمَنۡ مَّثَلُهٗ فِى الظُّلُمٰتِ لَـيۡسَ بِخَارِجٍ مِّنۡهَا​ ؕ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلۡكٰفِرِيۡنَ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ‏ ١٢٢

Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat ke luar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir apa yang mereka kerjakan.

Dalam surat Al-Anfal ayat 24:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَجِيبُوا۟ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَقَلْبِهِۦ وَأَنَّهُۥٓ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.

Maka orang yang mengucapkan kalimat tauhid di akhir hayatnya dipengaruhi oleh kekuatan ruh dalam memahami kalimat tersebut di hatinya.

Allah membolak balik sesukaNya, dan memalingkannya kemana yang Dia inginkan, maka hendaknya seorang hamba memperbanyak doa, ”wahai dzat yang Maha membolak balikan hati, teguhkan hatiku diatas agamaMu, wahai dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hatiku kepada ketaatan kepadaMu” dan sesungguhnya kepadaNYalah kamu akan dikumpulkan” yakni kamu dikumpulkan untuk suatu hari yang tiada keraguan padanya, lalu orang yang baik akan di balas dengan kebaikannya dan orang jahat akan dibalas dengan kejahatannya.

📖 Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:

Dengan demikian, kehidupan roh bergantung pada kehidupan kalimat tersebut di dalamnya, seperti halnya kehidupan badan tergantung pada keberadaan roh di dalamnya, begitu pula orang yang meninggal di atas kalimat ini berhak berada di Surga dan bergerak bebas di dalamnya. Maka dari itu, barang siapa yang meyakini dan melaksanakan inti kalimat ini niscaya rohnya akan bergerak bebas dalam Surga, bahkan tempat tinggal dan hidupnya menjadi kehidupan yang terbaik.

Syarah oleh Syeikh Abdurrazaq Al-Badr Hafidzahullah :

Maksudnya, bahwasanya orang yang mengucapkan syahadat dengan sebenar-benarnya maka akan mendapatkan kenikmatan kehidupan dunia yang disegerakan.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Surat Al-Infitar Ayat 13:

إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍ

Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan,

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa yang menegakkan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-hamba NYA benar-benar dalam kenikmatan. Yakni kenikmatan di dunia, alam barzakh dan hari kiamat.

📖 Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:

Allah ﷻ berfirman:

وَاَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَ نَهَى النَّفۡسَ عَنِ الۡهَوٰىۙ‏ ٤٠ فَاِنَّ الۡجَـنَّةَ هِىَ الۡمَاۡوٰىؕ‏ ٤١

Dan adapun orang orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya Surgalah tempat tinggalnya.” (OS. An-Naazi’aat: 40 – 41)

Surga adalah tempat tinggal mereka pada hari Pertemuan denganNya kelak.

Surga yang diketahuinya, kecintaan, kedekatan dengan Allah, kerinduan terhadap pertemuan dengan-Nya, senang dengan Allah, dan ridha terhadap-Nya merupakan tempat tinggal rohnya di dunia.

Barang siapa yang Surga tersebut adalah tempat tinggalnya di dunia maka Surga yang abadi akan menjadi tempat tinggalnya di akhirat. Adapun barang siapa yang terhalang dari Surga dunia maka dia akan lebih terhalang dari Surga yang abadi. Orang-orang yang melakukan kebajikan berada dalam Surga kenikmatan meskipun mereka mengalami kesulitan dan kesempitan hidup di dunia, sedangkan orang-orang yang durhaka berada dalam Neraka kepedihan meskipun kehidupan dunia mereka serba cukup.

Syarah oleh Syeikh Abdurrazaq Al-Badr Hafidzahullah :

Surga yang disegerakan di dunia maksudnya adalah kedekatan dia kepada Allah ﷻ dan ketenangan hidup meskipun dari segi harta mungkin tidak banyak.

📖 Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:

Allah ﷻ berfirman:

مَنۡ عَمِلَ صَالِحًـا مِّنۡ ذَكَرٍ اَوۡ اُنۡثٰى وَهُوَ مُؤۡمِنٌ فَلَـنُحۡيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً​ ۚ وَلَـنَجۡزِيَـنَّهُمۡ اَجۡرَهُمۡ بِاَحۡسَنِ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ‏ ٩٧

Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS An-Nahl ayat 97).

Kehidupan yang baik adalah surga dunia.

فَمَنۡ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنۡ يَّهۡدِيَهٗ يَشۡرَحۡ صَدۡرَهٗ لِلۡاِسۡلَامِ​ۚ وَمَنۡ يُّرِدۡ اَنۡ يُّضِلَّهٗ يَجۡعَلۡ صَدۡرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَآءِ​ؕ كَذٰلِكَ يَجۡعَلُ اللّٰهُ الرِّجۡسَ عَلَى الَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ‏ ١٢٥

Barang siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS Al An’am ayat 125).

Kenikmatan manakah yang lebih baik dibandingkan dengan kelapangan dada? Adzab manakah yang lebih baik dari pada sempitnya dada?

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم