بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 51-2
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Al-khor, 20 Jumadil Akhir 1446 / 21 Desember 2024
51 – باب الرجاء
Bab 51-2: Berharap kepada Allah ﷻ
📖 Hadits ke-2:
413 – وعن أَبي ذر – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم: «يقول الله – عز وجل: مَنْ جَاء بالحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أمْثَالِهَا أَوْ أزْيَد، وَمَنْ جَاءَ بالسَيِّئَةِ فَجَزاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا أَوْ أغْفِرُ. وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا، وَمَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وَمَنْ أتَانِي يَمْشِي أتَيْتُهُ هَرْوَلَةً، وَمَنْ لَقِيني بِقُرَابِ الأرْض خَطِيئةً لا يُشْرِكُ بِي شَيئًا، لَقِيتُهُ بِمِثْلِهَا مَغفِرَةً». رواه مسلم. معنى الحديث: «مَنْ تَقَرَّبَ» إلَيَّ بطَاعَتِي «تَقَرَّبْتُ» إِلَيْهِ بِرَحْمَتِي وَإنْ زَادَ زِدْتُ «فَإنْ أتَاني يَمْشِي» وَأسرَعَ في طَاعَتي «أتَيْتُهُ هَرْوَلَةً» أيْ: صَبَبْتُ عَلَيهِ الرَّحْمَةَ وَسَبَقْتُهُ بِهَا وَلَمْ أحْوِجْهُ إِلَى المَشْيِ الكَثِيرِ في الوُصُولِ إِلَى المَقْصُودِ «وقُرَابُ الأَرضِ» بضم القافِ، ويقال: بكسرها والضم أصح وأشهر ومعناه: مَا يُقَارِبُ مِلأَهَا، والله أعلم.
Dari Abu Zar Radhiyallahu’anhu , katanya: “Nabi ﷺ bersabda: “Allah Azzawajalla berfirman -dalam hadis Qudsi: “Barangsiapa yang datang -mengerjakan- kebaikan, maka baginya adalah pahala sepuluh kali lipatnya atau Aku tambahkan dan barangsiapa yang datang -melakukan- kejelekan balasannya kejelekan ialah kejelekan yang seperti itu atau Aku ampunkan dosanya. Barangsiapa yang mendekat padaKu sejengkal, maka Aku mendekat padanya sehasta, barangsiapa yang mendekat padaKu sehasta, maka Aku mendekat padanya sedepa. Barangsiapa yang datang di tempatKu dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan bergegas-gegas. Barangsiapa yang menemui Aku dengan membawa kesalahan hampir sepenuh bumi, maka asalkan ia tidak menyekutukan sesuatu denganKu, tentu Aku akan menemuinya dengan pengampunan sebanyak kesalahan yang dilakukan olehnya.” (Riwayat Muslim)
– Keterangan:
Makna hadis di atas ialah barangsiapa yang mendekat kepadaKu dengan melakukan ketaatan, maka Aku akan mendekatinya dengan memberikan kerahmatanKu, jikalau itu ditambah oleh orang itu, maka kerahmatan itu pun Kutambahkan. Jikalau seorang itu datang padaKu dengan berjalan dan bergegas-gegas dalam melakukan ketaatan padaKu, maka Aku akan mendatanginya dengan bergegas-gegas pula yakni bahwa Aku akan menuangkan padanya kerahmatan yang berlimpah-ruah dan Aku mendahuluinya untuk melakukan itu dan Aku tidak memerlukan supaya ia berjalan terlalu banyak untuk dapat sampai kepada yang dimaksudkan itu. Qurabul ardhi dengan dhammahnya qaf dan ada yang mengatakan dengan kasrahnya, tetapi dengan dhammah adalah lebih shahih dan lebih tersohor, sedang maknanya ialah sesuatu yang hampir sepenuh bumi. Wallahu a’lam.
Hadits ini termasuk dalam hadits qudsi, yaitu hadits yang secara makna datang dari Allah ﷻ, sementara redaksinya dari Rasulullah ﷺ. Membacanya tidak dihitung pahala setiap huruf seperti halnya membaca Al-Qur’an. Dan terdapat juga hadist yang lemah meskipun hadits Qudsi, tidak seperti Al-Qur’an yang terjaga keasliannya.
📃 Syarah oleh Prof. Dr. Khalid Utsman As-Tsabt Hafidzahullah :
Allah ﷻ berfirman dalam hadits ini, Barangsiapa (umum-siapapun yang dikaitkan dengan syarat penerimaan amal), yang datang dengan satu kebaikan.
Tiga syarat penerimaan amal:
1. Orang yang beriman, maka orang-orang Yahudi dan Nasrani akan tertolak dalam beramal.
2. Ikhlas karena Allah ﷻ.
3. Ittibâ kepada sunnah Rasulullah ﷺ.
... yang datang dengan satu kebaikan. Maka baginya 10 kali lipat atau yang lebih banyak (dalam riwayat lain:aku tambahkan). Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-an’am ayat 160:
مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰٓ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
Pelipatan 10 adalah batas minimal dalam pemberian pahala, karena dalam riwayat lain disebut 700 kali lipat, bahkan lebih.
Sedekah dengan ganjaran 700 kali lipat diterangkan dalam surah Al Baqarah ayat 261,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Maka, bayangkan jika seseorang yang gajinya dilipatkan 10 kali lipat. Tentu akan berbondong-bondong orang ingin mendapatkannya, tetapi janji Allâh banyak yang mengabaikannya.
Akan tetapi: barangsiapa yang datang -melakukan- kejelekan balasannya kejelekan ialah kejelekan yang seperti itu atau Aku ampunkan dosanya.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Qashash ayat 84:
مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌۭ مِّنْهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ٨٤
Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.
Ayat ini merupakan bukti kasih sayang Allah ﷻ kepada hambaNya. Maka, sungguh celaka bagi hamba jika pelipatan pahala 10 dikalahkan oleh 1 dosa, yang selalu bertumpuk.
Bahkan bisa jadi dosa bisa diampuni. Dengan adanya musibah yang kita terima, seperti sakit, kehilangan harta, jiwa dan lainnya, bahkan duri yang melukai tangan kita. Bisa jadi diampuni dosa-dosanya karena syafaat, baik melalui Nabi ﷺ, malaikat, Al-Qur’an, atau teman-teman yang shaleh. Maka, harapan selamat untuk masuk surga sebenarnya probabilitasnya lebih besar, maka celaka yang tidak selamat.
Allah ﷻ berfirman: Jikalau seorang itu datang padaKu dengan berjalan dan bergegas-gegas dalam melakukan ketaatan padaKu, maka Aku akan mendatanginya dengan bergegas-gegas pula yakni bahwa Aku akan menuangkan padanya kerahmatan yang berlimpah-ruah…
Allah ﷻ lebih bahagia dibandingkan dengan bahagianya hamba yang menemukan unta yang hilang di tengah padang pasir. Untuk itu, orang yang mendekatkan diri kepada-Nya, maka Allah ﷻ akan lebih dekat dengannya.
Allah ﷻ berfirman: Barangsiapa yang menemui Aku dengan membawa kesalahan hampir sepenuh bumi, maka asalkan ia tidak menyekutukan sesuatu denganKu, tentu Aku akan menemuinya dengan pengampunan sebanyak kesalahan yang dilakukan olehnya.
Di antara bahaya kesyirikan yang membuatnya menjadi perkara paling berbahaya bagi setiap manusia, adalah bahwa orang yang meninggal dalam keadaan membawa dosa selain syirik maka bisa jadi Allah adzab atau bisa jadi Allah ampuni. Adapun dosa syirik, maka tidak Allah ampuni. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)
Allah Ta’ala juga berfirman:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang berbuat syirik terhadap Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Al Maidah: 72).
“Maksudnya, Allah wajibkan mereka (orang yang berbuat syirik) masuk neraka dan Allah haramkan mereka masuk surga. Sebagaimana Allah juga berfirman (yang artinya): Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (Tafsir Ibnu Katsir).
Hadits di atas tidak membedakan dosa-dosa kecil dan dosa besar. Hanya saja dosa-dosa besar butuh taubat. Adapun dosa-dosa kecil yang banyak, penghapusnya juga banyak.
🏷️ Fiqhul Hadits:
1. Raja’ (Berharap) dengan ampunan Allah ﷻ dan rahmat-Nya dan tidak putus asa dari ampunanNya. Dan pelipatan pahala yang paling sedikit adalah 10 sampai tidak terbatas.
2. Hadits ini termasuk hadits sifat yang menjelaskan datangNya Allah ﷻ tetapi tidak menyerupakan dengan Makhluk-Nya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم