بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Ummahat Doha – Senin Pagi
Membahas: Tematik – Bekal Ramadhan
Bersama Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. Hafidzahullah
Ain Khalid – Doha, 25 Sya’ban 1446 / 24 Februari 2025
Nasihat untuk Ummahat sebelum Bertemu Ramadhan
Ustadz mengawali kajian dengan menyampaikan syukur kepada Allah ﷻ atas nikmat yang telah Allah ﷻ berikan kepada kita terutama nikmat kesehatan dan kesempatan berkumpul dalam rangka menuntut ilmu.
Dan juga nikmat bertemu bulan Ramadhan yang telah banyak penjelasan tentang keutamaannya, antara lain dimana di dalamnya ada kemuliaan turunnya Al-Qur’an.
Firman-Nya dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 berbunyi:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ … – ١٨٥
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).”
Maka bersegeralah untuk beramal. Dalam sebuah hadits, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ غُلِّقَتِ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ فِي كُلُّ لَيْلَةٍ حَتَّى يَنْقَضِيَ رَمَضَانُ.
Apabila awal malam dari bulan Ramadhan (telah tiba-red) ditutuplah pintu-pintu neraka dan tidak ada satupun pintu yang dibuka, dan dibuka pintu-pintu surga, tidak ada satupun darinya yang ditutup. Penyeru (dari malaikat) pun berseru, ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan! Sambutlah! Wahai orang-orang yang menginginkan keburukan! Tahanlah! Dan Allâh mempunyai orang-orang yang akan dibebaskan dari neraka, dan hal itu ada pada setiap malam sampai bulan Ramadhan berakhir”
Dan yang paling utama ibadah dalam bulan Ramadhan adalah puasa. Beliau Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda kepada Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu’anhu,
عليك بالهجرةِ فإنَّه لا مثلَ لها ، عليك بالصَّومِ فإنَّه لا مثلَ له ، عليك بالسُّجودِ ، فإنَّك لا تسجُدُ للهِ سجدةً إلا رفعك اللهُ بها درجةً ، وحطَّ عنك بها خطيئةً
“Hendaknya engkau hijrah, karena ia ibadah yang tidak ada tandingannya, hendaknya engkau berpuasa karena puasa itu ibadah yang tidak ada tandingannya, hendaknya engkau bersujud karena tidaklah engkau sujud sekali melainkan Allah tinggikan derajatmu satu derajat dan menghapus satu dosamu” (HR. An Nasa-i no. 2220. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa-i).
Maka dua keutamaan, puasa dan Keutamaan Ramadhan bertemu menjadi satu merupakan rahmat Allah ﷻ yang begitu besar, belum lagi keutamaan-keutamaan yang lain yang begitu banyak.
Maka, sungguh rugi jika masuk bulan Ramadhan sementara dosa-dosanya tidak diampuni.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” [HR. Ahmad, shahih]
Dan tidak ada yang menjamin keselamatan dari neraka baik laki-laki maupun wanita, dan Allah ﷻ tidak membedakan syari’at antara keduanya. Sementara dijelaskan penghuni terbanyak neraka adalah wanita… Maka, perlu muhasabah dalam menghadapi bulan Ramadhan ini. Semoga kita semua meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
Dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa mengucapkan laa ilaha illallah karena mencari wajah Allah kemudian amalnya ditutup dengannya, maka ia masuk surga. Barang siapa berpuasa karena mencari wajah Allah kemudian amalnya diakhiri dengannya, maka ia masuk surga. Barang siapa bersedekah kemudian itu menjadi amalan terakhirnya, maka ia masuk surga.”
(Disebutkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ahkam Al-Janaiz, hlm. 58. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Hadits ini peluangnya sangat besar di bulan Ramadhan. Karena ketiganya terkumpul dan bisa dilakukan di dalam bulan Itu.
Bagi wanita, dimana aktivitas utamanya ada di dalam rumah, maka niatkan segala aktivitas di dalamnya untuk mengharapkan ihtisab (pahala dari Allah) dilandasi iman kepadaNya.
Maka, niatilah perkara-perkara mubah diniatkan karena iman dan ihtisab, sehingga akan berbuah pahala. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Hindarkan potensi rusaknya ibadah karena pengaruh media sosial dan lingkungan. Imbangi niat yang sudah terpasang dengan baik dengan amalan-amalan yang mendukung. Karena semua akan bertanggung jawab sendiri-sendiri.
Siapkan target dan planing yang tepat, agar dalam bulan Ramadhan nanti bisa lebih fokus seperti dalam kondisi haidh. Ingatlah, Waktu kosong akan membunuhmu!
Selain itu, ingatlah bahwa sebaik-baik amal bagi wanita adalah di rumah, maka fokuskan kegiatan rumah tangga dengan amalan-amalan shalih. Kurangi aktivitas yang mubah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Tetaplah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj (berpenampilan) sebagaimana penampilannya orang-orang jahiliyah yang pertama.” (Al Ahzab: 33)
Dari Ummu Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
خَيْرُ مَسَاجِدِ النِّسَاءِ قَعْرُ بُيُوتِهِنَّ
“Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah diam di rumah-rumah mereka.” (HR. Ahmad 6/297. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan berbagai penguatnya).
Namun demikian, jika wanita ingin melaksanakan shalat berjamaah di masjid selama memperhatikan aturan seperti menutupi aurat dan tidak memakai harum-haruman, maka janganlah dilarang. Dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin ‘Umar berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا
“Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia” (HR. Muslim 442).
Perhatikanlah waktu-waktunya agar tidak tersibukan dengan waktu belanja atau memasak. Dan kurangi aktivitas di luar rumah. Terutama pada 10 malam terakhir. Karena semuanya akan mempertanggungjawabkan masing-masing dan dianjurkan untuk diskusi dengan anggota keluarga yang lain, hingga urusan rumah tangga dan ibadah tidak saling terabaikan.
Ingatlah akan pencuri Ramadhan! Yaitu dunia maya, dimana setiap orang tidak terlepas dari handphone, maka perlu dihighlight masalah ini, karena kadang dianggap remeh tetapi pengaruhnya begitu besar. Ada di antara kaum muslimin yang melakukan puasa, dia tidaklah mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja yang menghinggapi tenggorokannya. Inilah yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang jujur lagi membawa berita yang benar,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
Belajarlah Fiqh dan hukum-hukum syar’i yang berkaitan dengan amalan puasa. Jangan sampai tidak berpuasa karena hal-hal yang tidak diketahui, seperti wanita haid di akhir malam, belum sempat mandi dan sahur hingga dia tidak berpuasa karena dianggap tidak wajib berpuasa baginya.
Semoga Allah Ta’ala memberi taufik kepada kita dan keluarga kita agar istiqomah baik di luar atau di dalam bulan Ramadhan.
Q&A Kajian:
1. Seseorang yang masuk islam pada umur 79 tahun dan tidak kuat puasa, meninggal setelah satu minggu Ramadhan.
Jawaban: Membayar fidyah pada puasa yang ditinggalkan.
2. Wanita yang hutang puasa di karenakan nifas selesai, belum sempat bayar puasa dan hamil lagi.
Jawaban: hukum asalnya selama masih kuat berpuasa, maka qadha bukan fidyah.
3. Bagaimana cara masbuq tarawih.
Jawaban: shalatnya disempurnakan ditambah setelah imam selesai agar kita mendapatkan pahala seperti qiyamul lail penuh. Terkait qiyamul lail lebih baik sendiri-sendiri di rumahnya. Bagi wanita lebih baik di rumahnya.
4. Bagi laki-laki mana yang lebih baik shalat tarawih di masjid atau Jama’ah di rumah.
Jawaban: lebih baik di masjid setelah shalat isya untuk tarawih bersama imam.
5. Hukum takbir ziyadah pada Masbuq shalat ied.
Jawaban: Takbir ziyadah (tambahan) tidak mengapa ditinggalkan karena hukumnya sunnah, yang wajib adalah takbiratul ihram.
6. Bagaimana niat dan do’a buka puasa yang benar.
Jawaban: Niat adalah keinginan yang kuat di dalam hati dan tidak perlu dilafadzkan, seperti sudah makan sahur maka otomatis sudah berniat.
7. Kalo ikut tarawih dan tidak ikut witir. Kemudian qiyamul lail maka jumlahnya tidak pas. Bagaimana menyikapinya.
Jawaban: hendaklah ikut shalat tarawih dan witir komplit agar ikut mendapatkan pahala seperti shalat semalam suntuk. Jika sudah witir maka pada saat qiyamul lail tidak perlu witir lagi. Adapun jumlah raka’at qiyamul lail tidak dibatasi.
8. Jika imam menyambung witir tengah malam. Bagaimana hukumnya.
Jawaban: tidak mengapa witir di rumah. InshaAllah dapat shalat bersama imam. Jika ada kesempatan ikuti Imamnya di masjid yang sama.
9. Hukum membaca Mushaf saat shalat malam.
Jawaban: Tidak mengapa jika hafalannya kurang dan ingin memperpanjang shalat, tetapi diharapkan dengan gerakan yang minimal.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم