بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Sabtu – Barwa Village
Barwa Village, 11 Rabi’ul Awal 1446 / 14 September 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱



Metode Mentadaburi Al-Qur’an

Allâh Azza wa Jalla telah menurunkan Kitab-Nya yang mulia kepada hamba-Nya sebagai petunjuk, rahmat, penerang, pembawa kabar gembira serta peringatan bagi siapa saja yang mau mengambil peringatan. Allâh Azza wa Jalla juga mengajak mereka untuk membaca dan mentadaburinya (merenunginya).

Kalau kita menjaga Al-Qur’an, maka Allah ﷻ akan menjaga kita, karena Al-Qur’an adalah kalamullah. Al-Qur’an itu bersih atau suci, maka hanya akan berada di hati orang-orang yang bersih.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu.” (HR. Tirmidzi – Shahih). Maksudnya, barangsiapa menjaga perintah-perintah Allah ﷻ dan melaksanakan kewajibannya serta menahan diri dari apa yang dilarang darinya, niscaya Allah ﷻ akan menjaga agama, keluarga, harta, dan dirinya karena Allah Azza wa Jalla akan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan-Nya.

Jadikan kita dan keturunan kita sebagai Generasi Qurani, merupakan generani yang meyakini kebenaran isi Al-Qur’an, membaca, menghafal, serta memahami dengan baik dan benar.

Kata tadabbur digunakan untuk setiap bentuk merenungkan sesuatu, bagian-bagiannya, perkara yang mendahuluinya, perkara yang mengikutinya, atau akibat suatu perkara. Oleh karena itu Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah mendefinisikan tadabbur sebagai berikut ini.

التأمل في الألفاظ للوصول إلى معانيها

“Merenungkan lafal-lafal untuk sampai kepada kandungan-kandungan maknanya”

Kata tadabbur berasal dari wazan At-Tafa’ul (التفعل) yang berfungsi menunjukkan kepada makna membebani perbuatan dan meraih sesuatu setelah mengerahkan usaha yang sungguh-sungguh.

Dengan demikian, orang yang bertadabur adalah orang yang memperhatikan suatu perkara secara berulang-ulang atau dari berbagai sisi.

1. Membacanya dengan Tartil (dengan suara merdu)

Allah ﷻ memerintahkan kita membaca Al Qur’an dengan tartil:

وَرَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِيۡلًا ؕ‏ ٤

dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Muzamil ayat 4)

Nabi shallallahu alaihi wasallam menganjurkan kita membaca alquran dengan tartil sebagaimana sabdanya :

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ

Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak memperbagus suaranya ketika membaca al-Qur’an. (HR. Imam al-Bukhâri dalam Shahihnya, no. 7527 dari hadist Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.)

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Para Ulama dari zaman dahulu dan sekarang, baik dari kalangan Sahabat, Tabi’in maupun para Ulama dan imam kaum Muslimin setelah mereka telah bersepakat tentang disunahkannya memperbagus suara ketika membaca al-Qur’an. Perkataan dan amalan mereka sangat mashur dalam masalah ini, sehingga kita tidak perlu menukilkan riwayat dari masing-masing individu. Dalil-dalil dari hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masalah ini juga sudah masyhur baik dikalangan Ulama maupun awam.” [At-Tibyân fi Adâbi Hamalatil Qur’an, hlm. 109 ].

Ibnu kasir berkata: yang di anjurkan syariat adalah dengan memperbaiki suara Ketika membaca Al Qur’an ,yang akan menambah untuk mentadabburi Alqur’an serta memahaminya semakin tambah khusu’ dan tunduk untuk ketaatan.

2. Membacanya di Malam Hari

Allah ﷻ berfirman :

اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيۡلِ هِىَ اَشَدُّ وَطۡـاً وَّاَقۡوَمُ قِيۡلًا ؕ‏ ٦

Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan. (QS. Al-Muzamil ayat 6)

Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma berkata : bacaan pada malam hari itu lebih berkesan dan lebih gampang untuk memahami Al-Qur’an,karena di malam hari itu waktu yang tepat untuk membaca Al Qur’an dibandingkan Ketika membaca di siang hari dikarenakan di malam hari itu tenang dan sunyi,disinilah waktu yang tepat untuk mentadabburi Al-Qur’an.

Allah menyebutkan hikmah dalam perintah qiyamul lail seraya berfirman, “Sesungguhnya bangun di waktu malam,” yakni, shalat pada waktu malam setelah tidur, “adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan,” yakni, lebih dekat mencapai maksud al-Quran sehingga sesuai dengan hati dan lisan, beban menjadi ringan, apa yang diucapkan bisa dipahami, dan urusannya menjadi lurus. (Tafsir As-Sa’di).

3. Diam ketika Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an.

Dalilnya adalah surat al-A’raf/7 : 204.

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Apabila dibacakan al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah agar kalian mendapat rahmat”

Imam at-Thabari berkata: Dengarkanlah dengan baik agar kamu dapat memahami ayat ayat Al-Qur’an, mengambil Pelajaran dari bacaannya, diamlah Ketika mendengarkannya agar engkau dapat metadabburinya, janganlah engkau ribut ketika mendengarkannya agar engkau mendapatkan rahmat dan pelajaran dari bacaannya.

4. Membaca dengan Memahami Waqaf dan Wasalnya.

Untuk membantu agar mampu untuk mentadabburi Al-Qur’an adalah dengan mengetahui waqaf dan wasal Ketika membaca Al Qur’an.

Waqaf berarti berhenti, maka arti washal adalah sebaliknya yaitu terus dibaca atau bersambung.

5. Memahami Makna atau Artinya.

Alloh mencela orang yang tidak memahami Kitab-Nya. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat an-Nisa ayat 78:

فَمَالِ ھٰٓؤُلَۤاءِ الۡقَوۡمِ لَا يَكَادُوۡنَ يَفۡقَهُوۡنَ حَدِيۡثًا‏ ٧٨

Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?

Imam at-Thobari berkata: aku heran dengan orang yang membaca Al Qur’an akan tetapi tidak mengetahui artinya, terus bagaimana dia bisa menikmati bacaan Al-Qur’an?

6. Berhenti Sejenak

Nabi shalalloohu alaihi wasallam bersabda: Apabila Nabi ﷺ membaca Al-Qur’an didalamnya terdapat tasbih dia membaca tasbih, Ketika melewati ayat permintaan maka dia meminta kepada Allah ﷻ,bila melewati ayat perlindungan dia berlindung kemudian beliau rukuk (HR. muslim)

7. Mengulang-ulang Ayat yang Terkesan di Hati

Salah satu faktor yang bisa membantu seseorang dalam merenungi makna al-Qur’an dan agar bisa merasakan keindahannya yaitu dia berhenti pada ayat-ayat yang menggugahnya, mengulangnya beberapa kali dan tidak melewatinya begitu saja. Dia memperhatikannya berulang kali sambil terus memikirkannya, terutama saat pikirannya sedang tenang tidak tersibukkan dengan perkara dunia dan penghalang-penghalang lainnya. Keadaan seperti ini biasanya jarang didapatkan kecuali ketika gelapnya malam tengah menyelimuti dunia.

Sebagian Ulama salaf ada menunaikan shalat Tahajjud dengan membaca satu ayat sampai terbit fajar. Dan ini mereka lakukan karena mencontoh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Diriwayatkan dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, dia mengatakan, ”Nabi pernah bangun (shalat malam) membaca satu ayat sampai pagi. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulang-ulanginya. Ayat tersebut adalah :

إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [Al-Mâidah/5:118]

HR. An-Nasâ’I, no. 1010; Ibnu Majah, no. 1350; Ahmad, no. 21328; Ibnu Khuzaimah, no. 120 dan al-Hakim, 1/241 dan beliau menilai hadits ini shahih.

8. Mengetahui Gaya Bahasa Al-Qur’an.

Gaya bahasa al-Qur’an adalah cara atau metode yang khas dan berbeda dengan yang lain dalam menyusun kalam serta pemilihan lafaz-lafaz yang digunakan. Dengan begitu al-Qur’an memiliki cara atau metode sendiri dalam menyampaikan berita yang menjadi ciri khasnya dan berbeda dengan gaya bahasa sastra lainnya. Gaya bahasa dalam al-Quran sendiri memiliki banyak jenis atau macamnya.

Contoh gaya Bahasa Al-Qur’an:
1. Ayat yang di akhiri dengan asmaul husna : menunjukkan akan hukum yang terkandung di dalamnya.
2. Memberikan permisalan ,penjelasan yang utuh dan bermanfaat,memberikan permisalan secara dhahir seakan akan bisa terlihat dengan mata.
3. Membuang kalimat.
4. Memberi semangat :

  • mengingatkan sesuatu yang agung
  • memberi semangat untuk mendapatkan pahala besar
  • anjuran untuk taubah
  • anjuran untuk beristighfar

5. Kisah ummat ummat terdahulu.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم