بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Harian Ramadhan 1446
🎙️ Bersama Ustadz Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
🗓️ Doha, 23 Ramadhan 1446 / 23 Maret 2025



Metode Meningkatkan Kualitas Ibadah

Alhamdulillah atas nikmat yang Allah ﷻ berikan kepada kita terutama dapat bermuwajahah dalam kelas Online ini.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Mulk ayat 2:

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,

Dalam ayat ini Allah ﷻ tidak menyebut amal yang banyak, tetapi menyebut yang ahsan (yang berkualitas). Yaitu ikhlas dan muttaba’ah (mencontoh Nabi ﷺ).

Kualitas Ibadah inilah yang seharusnya dikejar oleh setiap hamba. Maka, walaupun sedikit beramal tetapi dinilai pahala di sisi Allah ﷻ.

Perhatikan tiga kisah berikut:

  • Lihatlah kisah seorang pelacur yang masuk surga karena memberi minum anjing.

Seorang wanita pezina diampuni oleh Allah. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di sisi sebuah sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan. Si wanita pelacur tersebut lalu melepas sepatunya, dan dengan penutup kepalanya. Lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya ini, dia mendapatkan ampunan dari Allah” (HR. Al Bukhari no.3321, Muslim no.2245).

  • Lihatlah, mencintai Nabi ﷺ dengan ikhlas dijanjikan akan bersama Nabi ﷺ di surga.

Seorang Badui bertanya Kapan hari kiamat. Anas -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan: Seorang arab badui bertanya kepada Nabi ﷺ tentang hari Kiamat. Dia berkata, “Kapan hari Kiamat akan terjadi?” Beliau ﷺ bersabda, “Apa yang telah engkau siapkan untuk hari Kiamat?” Orang itu menjawab, “Tidak ada. Hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya ﷺ.” Beliau bersabda, “Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” [Sahih Bukhari – 3688]

  • Lihatlah bahwa orang yang mengerjakan kewajiban dan menjauhi larangan akan masuk ke dalam surga.

Seorang Arab badui pernah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Tunjukkanlah kepadaku amalan yang jika aku kerjakan, maka aku akan masuk surga.” Beliau bersabda, “Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan shalat yang wajib, menunaikan zakat yang wajib, dan berpuasa di bulan Ramadhan.” Ia (orang Arab badui) berkata, “Demi Allah yang jiwaku di Tangan-Nya, aku tidak menambah sedikit pun dan tidak mengurangi.” Ketika orang itu telah pergi, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang ingin melihat salah seorang penghuni surga, maka lihatlah orang ini” (Muttafaq ‘alaih)

Sederhana dalam beribadah tapi berkualitas

Seperti halnya shalat tarawih 23 raka’at tetapi waktunya cepat, dibandingkan 11 raka’at tetapi waktunya lama. Maka kualitas lebih diutamakan daripada banyaknya amalan.

Maka Nabi ﷺ melarang sahabat yang akan puasa terus menerus, shalat terus menerus atau tidak menikah, ini menandakan kualitas diutamakan dari pada kuantitas.

Setan selalu membisiki manusia agar tidak beribadah

Setan selalu berusaha menyesatkan manusia dengan berbagai cara, termasuk dengan membisikkan hal-hal yang merugikan dan menjauhkan dari jalan kebaikan. Maka, perbanyak dzikir dan do’a memohon perlindungan.

Berikut beberapa metode agar ibadah yang kita lakukan lebih berkualitas:

1. Meningkatkan Keikhlasan dan Memperbaiki Niat

Meningkatkan keikhlasan dan memperbaiki niat adalah kunci dalam beribadah dan beramal, dengan senantiasa menjaga niat tulus hanya untuk Allah dan menjauhi riya (menunjukkan diri).

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Kahfi ayat 110:

فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.

Rasulullah ﷺ bersabda :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kalimat kedua berfungsi untuk menegaskan makna kalimat pertama, yaitu segala perbuatan yang dilakukan manusia akan diberikan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Jadi, niat adalah inti dari sebuah perbuatan yang menjadi tolok ukur baik buruknya perbuatan tersebut.

Buah tauhid: pahalanya berlipat.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Jika hamba-Ku bertekad melakukan kejelekan, janganlah dicatat hingga ia melakukannya. Jika ia melakukan kejelekan tersebut, maka catatlah satu kejelekan yang semisal. Jika ia meninggalkan kejelekan tersebut karena-Ku, maka catatlah satu kebaikan untuknya. Jika ia bertekad melakukan satu kebaikan, maka catatlah untuknya satu kebaikan. Jika ia melakukan kebaikan tersebut, maka catatlah baginya sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat.” (HR. Bukhari no. 7062 dan Muslim no. 129).

2. Cari amalan yang muttaba’ah.

Yaitu dengan banyak mencari amalan yang sesuai Sunnah Rasulullah ﷺ. Berkaitan dengan mutaba’ah Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran [3]: 31)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunan/ajarannya dari kami pasti akan tertolak.” (HR. Muslim).

Oleh sebab itu ikhlas dan mutaba’ah merupakan pondasi utama dalam meniti jalan yang lurus. Jalan yang telah ditempuh oleh para nabi, shiddiqin, syuhada’ dan orang-orang salih. Inilah jalan Allah yang wajib diikuti, sebagaimana firman-Nya (yang artinya), “Dan sesungguhnya yang Kami perintahkan ini adalah Jalan-Ku yang lurus, ikutilah ia dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan yang lain karena hal itu akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.” (al-An’am : 153)

Beberapa sunnah dalam puasa antara lain:
– Berbuka dengan ruthab atau kurma.
– Membinasakan makan sahur.
– Shalat sunnah di rumah. Dll.

3. Mendahulukan yang wajib daripada sunah

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman, ’Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.’”

📃 Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Bukhâri, no. 6502; Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyâ‘ , I/34, no. 1 dan lainnya.

Imam Suyuthi membawakan kaedah dalam masalah ini,

الفَرْضُ أَفْضَلُ مِنَ النَّفْلِ

Amalan wajib lebih utama daripada amalan sunnah.”

Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu inginkan’.” [HR Ahmad 1661]

4. Dikerjakan dengan istiqamah

Dalam hadits yang lain, dijelaskan oleh Ummul Mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anha, saat ditanya oleh seorang sahabat, Alqamah radhiallahu ‘anhu:

قُلتُ لِعَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: هلْ كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَخْتَصُّ مِنَ الأيَّامِ شيئًا؟ قالَتْ: لَا، كانَ عَمَلُهُ دِيمَةً، وأَيُّكُمْ يُطِيقُ ما كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يُطِيقُ؟!

Aku bertanya pada Aisyah radhiallahu ‘anha, ‘Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi ‘alaihi wa sallam mengkhususkan hari tertentu untuk beribadah’? Aisyah menjawab, ‘Tidak. Amal beliau adalah sesuatu yang berkelanjutan. Dan siapa dari yang kalian yang mampu istiqomah seperti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam’?” [HR. Shahih al-Bukhari 1987].

Agar kita bisa istiqomah dalam beramal shaleh adalah mengerjakan amalan sedikit tapi rutin dan kontinyu. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ رواه البخاري (6464)، ومسلم (783)

Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten meskipun sedikit.” [HR. Bukhori, (6464) dan Muslim, (783)].

5. Mendahulukan amalan yang lebih bermanfaat buat orang banyak – muta’addi

Amalan muta’addi adalah amalan yang manfaatnya untuk orang lain, baik manfaat ukhrawi (seperti mengajarkan ilmu dan dakwah ilallah), bisa juga manfaat duniawi (seperti menunaikan hajat orang lain, menolong orang yang dizalimi).

“Barangsiapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga.” (HR. Muslim, no. 2674)

Seperti juga mengajarkan Ilmu Syar’i, memberi makan orang yang berbuka puasa, share kajian menuntut ilmu, sedekah pesantren sunnah, dan lainnya.

Begitupun amalan semacam mengurus jenazah, membesuk orang sakit dan lainnya lebih didahulukan daripada amalan-amalan yang manfaatnya hanya kembali pada si pelaku.

6. Amal Jariyah

Amal jariyah adalah amalan yang pahalanya terus mengalir bahkan setelah pelakunya meninggal dunia, seperti sedekah yang manfaatnya berkelanjutan, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan orang tua. (HR Muslim).

Demikian, semoga kita bisa mengambil faedah agar amalan-amalan yang kita lakukan lebih berkualitas. Aamiin.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم