بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Online – Ahad
Wakra, 5 Rajab 1446 / 5 Januari 2025
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱



Meraup Keuntungan di Bulan Rajab

Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (Qs. At Taubah: 36).

Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.

Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah berkata, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna:
1. Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
2. Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36)

Dikisahkan dalam tafsir surat Al-Baqarah ayat 217:

Rasulullah mengutus pasukan yang kemudian bertemu dengan ‘Amr bin Hadhramy yang sedang menuju Thaif pada malam pertama di bulan Rajab (salah satu bulan yang diharamkan berperang) namun mereka tidak tahu (telah masuk bulan Rajab). Kemudian salah satu pasukan membunuh ‘Amr bin Hadhramy dan merampas harta yang bersamanya. Maka kaum Musyrikin dikirim untuk menjelek-jelekkan hal itu. Sehingga turunlah ayat ini.

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلشَّهْرِ ٱلْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَكُفْرٌۢ بِهِۦ وَٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِۦ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَٱلْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ ٱلْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ ٱسْتَطَٰعُوا۟ ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Banyak kaum muslimin yang tidak paham akan keutamaan bulan haram. Untuk itu perlu belajar keutamaan bulan Rajab.

1. Memuliakan Kemuliaan Bulan Haram.

Cara memuliakan adalah dengan cara menzalimi diri sendiri dan orang lain. Yaitu dengan cara tidak bermaksiat dan melakukan amal shalih.

Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207)

Hasan Al-Bashri Rahimahullah saat memasuki bulan Rajab berkata, ini adalah bulan yang mulia maka perbanyaklah bulan ini dengan taubat dan istighfar. Banyak manfaat dari istighfar yaitu akan dimasukan ke dalam surga, akan dijauhkan dari marabahaya, ditambah rezekinya dan akan mengurus semua urusannya. Karena kedzaliman di bulan Rajab itu lebih dahsyat dan ketaatan pahalanya sungguh sangat besar.

2. Memperbanyak amal shalih.

Terdapat hadits dhaif akan keutamaan puasa bulan Rajab, tetapi bagi yang terbiasa berpuasa sungguh beruntung jika mampu memperbanyak puasa di bulan ini.

Meskipun tidak terdapat hadis sahih yang secara khusus menunjukkan tentang puasa di bulan Rajab, kepentingan berpuasa pada empat bulan suci, yakni Dzulhijjah, Muharram, Rajab, dan Sya’ban, sangat ditekankan.

Puasa adalah ibadah yang istimewa karena memiliki banyak keutamaan. Di antara keistimewaannya yaitu puasa merupakan perisai bagi seorang muslim. Dalam sebuah hadits, Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ

Puasa adalah perisai” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Demikian juga memperbanyak sedekah, terutama kepada keluarga.

3. Banyak Bertaubat dari Dosa-dosa.

Bertobat dapat dilakukan kapan saja, tetapi bulan Rajab dianggap sebagai waktu yang proporsional untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah ﷻ. Mengakui kesalahan di masa lalu dan berkomitmen untuk memperbaiki diri merupakan langkah positif. Tak lupa, perbanyaklah doa dan mohonlah kepada Allah untuk kebaikan di dunia dan akhirat.

Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bermaksiat kepada-Nya kepada ketaatan kepada-Nya.

وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيماً

Allah menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 27)

Allah ta’ala juga berfirman,

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ حَكِيمٌ

Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ

Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS. An Najm: 32)

Imam Ahmad rahimahullah tatkala memasuki bulan Rajab, berkata ini adalah bulan taubat, maka perbanyaklah istighfar.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Aku memohon ampun kepada-Nya serta bertaubat kepada-Nya.

4. Meniatkan Diri Kita untuk Bertemu Bulan Ramadhan.

Karena perjalanan ke arah bulan kebaikan memerlukan persiapan, sama halnya dengan persiapan sebelum safar.

وقال أبو بكر البلخي : شهر رجب شهر الزرع ، وشهر شعبان شهر سقي الزرع ، وشهر رمضان شهر حصاد الزرع .

Abu Bakr Al Balkhi berkata, “Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.”

Banyaklah berdo’a dimana seorang hamba agar di pertemukan dengan bulan Ramadan. Seorang hamba berdoa kepada Allah ﷻ agar diberi taufik untuk beramal saleh dibulan Ramadhan nanti. Hal ini karena hanya dengan pertolongan Allah-lah seorang hamba dapat dengan mudah menunaikan semua ibadahnya.

Mu’ala Bin al Fadhal rahimahullah berkata:

كَانُوا يَدْعُونَ الله سِتَّةَ أَشْهُرِ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ رَمَضَانُ، ثُمَّ يَدْعُونَهُ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ.

Dulu Sahabat Rasulullah berdoa kepada Allah sejak enam bulan sebelum masuk Ramadan, agar Allah sampaikan umur mereka ke bulan yang penuh berkah itu. Kemudian selama enam bulan sejak Ramadan berlalu, mereka berdoa agar Allah terima semua amal ibadah mereka di bulan itu.” [HR. At Thabrani: 2/1226]

5. Banyak bersedekah dan tolong menolong dalam kebaikan.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 261:

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Ayat ini menjelaskan: Dan diantara hal yang paling bermanfaat bagi kaum mukminin adalah infak di jalan Allah. Dan perumpamaan kaum mukminin yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah, adalah seperti satu benih yang ditanam di tanah yang subur. Maka tak berapa lama, benih itu telah menumbuhkan batang yang bercabang tujuh. Dan pada tiap cabang terdapat satu tangkai. Dan pada tiap tangkai terdapat seratus biji. Allah menggandakan pahala bagi siapa saja yang dikehendakiNya, sesuai dengan keadaan hati orang yang berinfak berupa keimanan dan keikhlasan yang sempurna. Dan karunia Allah itu luas. Dan Dia Maha Mengetahui siapa-siapa yang berhak memperolehnya, juga Maha Mengetahui niat-niat hamba-hambaNya.

Dalam Surat Al-Munafiqun Ayat 10:

وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”

Ayat ini menganjurkan Infakkanlah (wahai orang-orang yang beriman) kepada Allah dan RasulNya, sebagian dari apa yang Kami berikan kepada kalian di jalan-jalan kebaikan dengan bersegera sebelum salah seorang di antara kalian dijemput oleh kematian, melihat tanda-tanda dan alamat-alamatnya, lalu dia menyesal dan berkata, “Wahai Tuhanku, berikanlah aku kesempatan, tundalah kematianku barang beberapa saat, akau akan menyedekahkan hartaku dan aku akan menjadi orang-orang shalih yang bertakwa.”

Sedekah bukan harus dengan uang.

Banyak orang yang masih memiliki anggapan bahwa sedekah adalah memberikan uang/harta kepada orang lain. Padahal makna sedekah tidak sesempit itu, karena sedekah adalah memberi bantuan, baik bantuan itu berupa uang, barang, jasa, dan lain sebagainya kepada orang lain dengan sukarela. Dengan pengertian tersebut kita masih memiliki peluang untuk bersedekah meskipun tidak memiliki uang. Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat at-Tirmizi:

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ الغِفَارِي -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- أَنَّ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: (تَبَسُّمُكَ فِيْ وَجْهِ أَخِيْكَ لَكَ صَدَقَةٌ وَأْمُرُكَ بِالمَعْرُوْفِ وَنَهْيُكَ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ وإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِيْ أَرْضِ الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ وَبَصَرُكَ لِلرَّجُلِ الرَّدِيءِ البَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ وَإِمَاطَتُكَ الحَجَرَ وَالشَّوْكَ وَالعَظْمَ عَنِ الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِيْ دَلْوِ أَخِيْكَ لَكَ صَدَقَةٌ)

Dari Abi zar al-Ghifari radhiyallahu’anhu sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: “senyummu kepada saudaramu adalah sedekah, seruanmu untuk melakukan kebaikan serta larangan berbuat munkar adalah sedekah, petunjukmu terhadap orang yang tersesat di suatu tempat adalah sedekah, penglihatanmu bagi orang yang lemah penglihatannya adalah sedekah untukmu, kamu membuang batu, duri dan tulang dari jalan adalah sedekah untukmu, dan mengosongkan embermu ke dalam ember saudaramu adalah sedekah untukmu”.

Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk istiqomah dalam beribadah dan mengerjakan sunnah-sunnah Rasulullah ﷺ terutama di bulan haram, Rajab yang mulia ini. Aamiin.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم