بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Online Dzulhijjah – Teams Awqaf
Wakra, 15 Muharram 1446 / 21 Juli 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱


https://www.assunnah-qatar.com/wp-content/uploads/2024/07/Kenapa-Harus-Habasyah.mp3?_=1

Mengapa Harus Habasyah?

Muharram adalah bulan hijrah. Dalam sejarah, Rasulullah ﷺ memilih negeri Habasyah untuk berhijrah, kenapa demikian? Kenapa tidak di Taif, Yatsrib, Irak, Syam, Mesir atau tempat lainnya? Karena Habasyah masih ada hubungannya dengan suku Quraisy.

Pada saat itu Madinah (Yatsrib), suku Aus dan Khajraj masih bertikai dan banyak kaum Yahudi di sana. Rasulullah ﷺ tahu akan sikap permusuhan Yahudi meskipun mereka.

Di Irak, Suku bani Syaiban meskipun terdiri dari suku Arab tetapi keadaan mereka:
1. Masih musyrik dan menghormati Quraisy.
2. Dikuasai Romawi.

Demikian juga negeri Syam, Yaman dan Mesir dikuasai Romawi dan sangat besar permusuhan mereka terhadap Islam.

Sebagaimana pelajaran dari kisah hijrah ke Habasyah ini, boleh bagi kaum muslimin meminta pertolongan kepada orang kafir dengan memenuhi dua syarat:
1. Ini adalah keadaan darurat sehingga terpaksa meminta tolong pada orang kafir.
2. Orang kafir tidak membuat bahaya dan makar pada kaum muslimin yang dibantu.

Maka, pilihan Rasulullah ﷺ berhijrah ke Habasyah adalah tepat.

  1. Karena merupakan negara yang kuat dan dipimpin oleh raja yang adil.

Dalam Syiar Alami Nubala yang dishahihkan oleh Shu’ayb al-Arna’ut disebutkan Nabi ﷺ menyebutkan “Di negeri Habasyah bertakhta seorang raja yang tidak suka berlaku zalim terhadap sesama. Pergilah kalian ke sana dan berlindunglah di dalam pemerintahannya, sampai Allah membukakan jalan keluar dan membebaskan kalian dari kesulitan ini.”

Hijrah yang dilakukan para sahabat rasul ke negeri Habasyah yang bertujuan mencari tempat yang aman untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.

  1. Kebanyakan penduduk Habasyah adalah Nasrani yang lebih lembut kepada kaum Muslimin dibanding dengan Yahudi dan Orang-orang Musyrik.

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Ma’idah Ayat 82:

۞ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُم مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّا نَصَٰرَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.

  1. Habasyah adalah negeri yang jauh dari Mekah. Sehingga mereka akan merasa aman.
  2. Habasyah adalah negeri yang merdeka. Sehingga akan mudah untuk beraktivitas.
  3. Habasyah adalah negeri yang disegani pada saat itu, terutama orang-orang Quraisy.

Golongan pertama yang dikirim untuk berhijrah adalah tokoh yang berpengaruh seperti eberapa orang yang pergi hijrah pertama ke Habasyah yakni Utsman bin Affan, Ruqayyah, Abu Hudzaifah, Sahlah binti Suhail, Abu Salamah, Ummu Salamah alias Hindun binti Abu Umayyah, Az-Zubair bin Al-Awwam, Mush’ab bin Umair, Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Mazh’un, Amir bin Rabi’ah, Laila binti Abu Hatsamah, dan Abdullah bin Mas’ud.

  1. Habasyah memiliki ekonomi yang stabil.

.┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم