بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 46 – 6
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Alkhor, 22 Rajab 1445 / 3 Februari 2024
🎞️ Lihat di Facebook
باب فضل الحب في الله والحث عَلَيهِ وإعلام الرجل من يحبه، أنه يحبه، وماذا يقول لَهُ إِذَا أعلمه
Bab 46. Keutamaan Dan Anjuran Cinta Karena Allah, Orang Yang Mencintai Dan Memberitahukan Cintanya Kepada Orang Yang Dicintai Dan Jawabannya Untuknya Bila Dia Memberitahukannya
📖 Hadits 6:
وعن البرَاءِ بن عازب رضي الله عنهما، عن النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم – أنَّهُ قَالَ في الأنصار: «لاَ يُحِبُّهُمْ إلاَّ مُؤمِنٌ، وَلاَ يُبْغِضُهُمْ إلاَّ مُنَافِقٌ، مَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللهُ، وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ الله». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
380. Dari Albara’ bin ‘Azib radhiallahu’anhuma dari Nabi ﷺ bahwasanya beliau bersabda mengenai golongan sahabat Anshar: “Tidak mencintai kaum Anshar itu melainkan orang mu’min dan tidak membenci mereka itu melainkan orang munafik; barangsiapa yang mencintai mereka, maka ia dicintai oleh Allah dan barangsiapa membenci mereka, maka mereka dibenci oleh Allah.” (Muttafaq ‘alaih).
📝 Syarah Hadits:
Hadits di atas amat jelas telah mewajibkan kita untuk mencintai semua sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , baik sahabat dari kalangan Muhajirin maupun Anshar.
Asal-usul kaum Anshar
Istilah kaum ‘Anshar’ hanya melekat pada dua suku, Aus dan Khazraj yang tinggal menetap di Madinah. Sebelumnya, mereka dikenal dengan Bani Qailah. Qailah adalah ibu yang menyatukan mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam menamakan mereka dengan sebutan Anshar sebagaimana tertuang dalam hadits di atas (dan hadits lainnya) dan selanjutnya menjadi simbol nama yang melekat erat pada mereka.
‘Perkenalan’ mereka dengan Islam dimulai dengan terjunnya Rasulullah untuk mendakwahi kabilah-kabilah yang datang pada musim haji tahun 11 kenabian. Seruan dakwah yang disampaikan beliau kepada mereka tidak menemui hambatan. Sebagian mereka berkata kepada yang lain, “Kalian tahu tidak, demi Allah, ia adalah benar-benar nabi (akhir zaman) yang sudah disebut-sebut oleh kaum Yahudi. Janganlah kalian sampai didahului orang-orang Yahudi untuk mengimaninya”.
Pada musim haji tahun 12 dan 13 kenabian, terjadilah baiat (perjanjian setia) antara rombongan dari mereka dengan Nabi di Mina yang kemudian dikenal dengan Baiat ‘Aqabah Pertama dan Baiat ‘Aqabah Kedua. Ringkasnya, mereka menerima untuk bertauhid kepada Allah, tidak mencuri, tidak berzina dan tidak berbuat kedustaan, serta berjanji membela Nabi dan menyediakan tempat tinggal bagi beliau di Madinah.
Kisah Rasulullah ﷺ tatkala Menjelaskan Kedudukan Kaum Anshar
💡Harta Fai’ adalah harta-harta yang didapatkan dari orang kafir dengan cara damai tanpa peperangan. Sedangkan harta yang diperoleh dari musuh Islam dalam peperangan disebut ghonimah.
Di dalam riwayat disebutkan bahwa Rasulullah memberikan bagian fai’ yang lebih banyak kepada orang-orang yang baru masuk islam [Muallaf], akan tetapi masing-masing bagian tidak sama.
Salah seorang laki laki munafiq berkata dengan perkataan yang kurang baik terhadap Nabi. Ia berkata “Pembagian yang dilakukan oleh Rosululloh itu tidak karena Alloh karena tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki olehNya”.
Pembagian harta rampasan yang demikian itu rupa-rupanya menimbulkan salah faham dan kegelisahan dalam hati para pemuda kaum Anshar.
Isu-isu miring dan komentar yang demikian itu oleh pemimpin mereka yaitu Sa’ad bin Ubadah di perhatikan benar-benar. Lalu ia berpendapat sebaiknya disampaikan langsung kepada Rasulullah, agar semuanya jelas dan dapat dijelaskan langsung oleh Nabi sendiri.
Sa’ad bin Ubadah berkata kepada Raslullah: “Ya Rasulullah, segolongan kaum Anshar ada perasaan pada diri mereka terhadap apa yang engkau lakukan mengenai pembagian harta rampasan yang engkau membagi-bagikannya kepada kabilah Arab dengan pembagian yang banyak sedangkan kaum Anshar tidak engkau beri sedikitpun, seperti yang engkau berikan kepada mereka”.
Setelah mendengarkan penuturan Sa’ad yang demikian itu maka beliau bersabda kepadanya: “Kamu sendiri bagaimana pendapatmu tentang itu?”, “Ya Rasulullah bukanlah aku ini melainkan bagian dari kaumku”. maka Rasulullah bersabda: “Kumpulkanlah kaummu di kemah ini”.
Setelah kaum Anshar berkumpul semua di kemah tersebut Rasulullah bersabda: “Apakah diantara kalian ini ada orang lain selain dari golonganmu”, mereka menjawab: “Tidak, melainkan seorang dari anak saudara perempuan kami”.
Nabi bersabda: “Anak saudara perempuan suatu kaum itu bagian dari mereka juga”. Selanjutnya Nabi bersabda: “Barangsiapa yang ada di sini selain kaum Anshar hendaknya ia kembali ketempatnya”.
Rasulullah lalu membuka pertemuan itu dan beliau bertany kepada mereka: “Apa isu-isu pembicaraan yang telah sampai kepadaku dari kalian wahai orang-orang Anshar?” mereka menjawab: “Ya Rasulullah para pemimpin-pemimpin kami tidaklah mengatakan apa-apa, sesungguhnya yang berkata demikian itu hanyalah para pemuda”, maka Nabi bersabda: “Apakah desas desus yang telah sampai kepadaku dari kalian suatu perasaan yang kalian rasakan pada diri kalian kepadaku”.
Mereka menjawab: “Ya Rasulullah adapun pemimpin-pemimpin kami maka mereka tidak mengatakan apa-apa yang mengatakan hanyalah para pemuda-pemuda kami”; para pemuda-pemuda itu berkata: “Semoga Allah mengampuni Rasulullah, beliau memberi kepada Quraisy dan tidak memberi kepada kami, padahal pedang-pedang kamilah yang menitikkkan darah-darah mereka”.
Berhubung dengan itu maka Nabi bersabda: “Wahai orang-orang Anshar tidakkah aku datang kepada kalian sedang kalian dalam kesesatan lalu Allah menunjukkan kalian hidayah lantaran aku? Dan kalian dalam keadaan papah lalu Allah memberi kecukupan lantaran aku? Dan kalian dalam keadaan bermusuhan lalu Allah mempersatukan kalian lantaran aku?” serentak kaum Anshar menjawab: “Memang Allah dan Rasul-Nya amat murah dan menganugrahi”.
Nabi bersabda: “Tidakkah kalian menyanggahku wahai orang-orang Anshar?”, mereka menjawab: “Dengan apa kami menjawab engkau ya Rasulullah…….karena bagi Allah dan Rasul-Nya segala kemurahan dan keutamaan”.
Nabi bertanya lagi: “Apa yang menghalangi kalian menjawab Rasulullah”, mereka menjawab: “Ya Rasulullah engkau mendapati kami dalam kegelapan lalu Allah mengeluarkan kami ke dalam cahaya lantaran engkau…..engkau mendapati kami sedang di atas jurang api neraka lalu Allah menyelamatkan kami lantaran engkau……engkau mendapati kami dalam kesesatan lalu Allah menunjukkan kami lantaran engkau…..maka dari itu kami rela Allah sebagai Illah islam sebagian din dan Muhammad sebagai Nabi, maka lakukanlah apa yang menjadi kehendak engkau karena engkau dalam ke halalan ya Rasulullah”.
Rasulullah lalu memberi penjelasan kepada mereka: “Demi Allah jika kalian mau, tentu kalian berkata maka kalian benar dan pasti akan di benarkan “engkau [Nabi] datang kepada kami dengan didustakan lalu kami [Anshar] yang membenarkan engkau, dihinakan…..lalu kami menolong engkau, sebagai buron…..lalu kami yang melindungi [memberi tempat] engkau, sebagai orang papa……lalu kami yang memberi kecukupan, sebagai orang takut……lalu kami yang mengamankan”.
Nabi berkata: “Apakah kalian dapati pada diri kalian masing-masing wahai orang Anshar di dalam hati sekelumit dari dunia aku menjinakkan suatu golongan agar mereka ikut islam dan aku menyerah kalian kepada keislaman kalian yang tetap teguh dan tidak berguncang”. Menurut riwayat lain Nabi bersabda: “Demi Allah sesungguhnya aku memberi kepada beberapa orang yang baru saja masuk islam karena aku sengaja menjinakkan hati mereka.
Apakah kalian rela orang-orang pergi dengan membawa harta benda sementara kalian pulang dengan Rasulullah ke tempat-tempat kalian? Dmi Allah apa yang kalian bawa kembali itu lebih baik dari pada yang mereka bawa kembali”.
Orang-orang Anshar setelah mendengarkan peringatan yang mengandung pelajaran itu berkata: “Bahkan ya Rasulullah sungguh kami telah rela [ridho]”, kemudian Nabi bersabda: “Wahai orang-orang Anshar tidakkah kalian rela orang-orang pergi dengan membawa kambing dan unta, sedangkan kalian kembali dengan Rasulullah ke tempat tinggal kalian? Demi Dzat yang diri Muhammad di tangan-Nya, jikalau tidak karena hijrah, tentulah aku seorang Anshar……jikalau manusia menempuh jalan suatu lembah atau tepi gunung sedang orang-orang Anshar menempuh jalan suatu lembah atau gunung ,niscaya aku menempuh jalan lembah orang-orang Anshar atau gunung mereka”, setelah orang-orang Ansar mendengarkan sabda Nabi yang demikian itu, mereka masing-masing diam dan tenang.
Nabi bersabda: “Kalian semuanya sebagai baju dalam dan orang lain sebagai baju luar, sesungguhnya kalian akan menjumpai sesudah aku kelak terasing oleh karena itu bersabarlah hingga kalian akan menemui aku di telaga, kemudian Nabi berdo’a: “Ya Allah sayangilah orang-orang Anshar, anak-anak orang Anshar, cucu-cucu orang Anshar”.
Sebagian besar kaum Anshar ketika itu menangis, sampai air mata mereka bercucuran dan membasahi jenggot-jenggot mereka. Serentak mereka berkata: “Kami telah rela Rasulullah sebagai pembagian dan pemberian”.
Kaum Anshar sampai demikian keadaannya, karena Nabi ketika berbicara dari hati nurani beliau dan dari kasih perasaan sayang beliau kepada mereka. Beliaupun tetap menghargai jasa-jasa mereka dalam arti kata yang sesungguhnya dan seluas-luasnya. Dengan demikian selesailah polemik harta rampasan di kalangan orang-orang Anshar. Sebagai penutup Nabi mendo’akan kaum Anshar :
“ Ya Allah ampunilah orang-orang Anshar, anak-anak orang Anshar, cucu-cucu orang Anshar, orang-orang perempuan kaum Anshar, anak-anak perempuan kaum Anshar, cucu-cucu perempuan kaum Anshar kepada para budak kaum Anshar”.
Setelah selesai, maka bubarlah pertemuan tersebut.
Dilarang Menghukumi para Sahabat Nabi ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda: Janganlah kalian mencela para Sahabatku. Karena sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, itu tidak sebanding dengan satu mud yang diinfakkan oleh salah seorang dari mereka, bahkan tidak juga setengahnya.
Tidak ada sedikitpun celah untuk mencela dan membenci para shahabat Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Keutamaannya sangat banyak sekali. Mereka yang menolong agama dan menyebarkannya. Mereka yang memerangi orang-orang musyrik. Mereka yang menukil Quran, Sunnah dan hukum. Mereka telah mencurahkan jiwa, darah dan hartanya di jalan Allah. Allah telah memilih menemani Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam. Maka jangan mencela dan jangan menghinanya kecuali orang munafik yang tidak suka agama dan tidak mempercayainya.
🏷️ Kandungan Hadits:
▪️ Cinta kepada kaum Anshar termasuk bagian dari iman.
▪️Benci kepada kaum Anshar termasuk cabang dari kemunafikan.
▪️ Mencintai para wali Allah dan membantu mereka termasuk salah satu sebab kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
▪️Keutamaan orang-orang pertama lagi terdahulu dalam Islam.
▪️Diperbolehkan mendo’akan keburukan (melaknat) atas orang-orang munafik dan orang-orang yang memerangi Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.