Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 44 Hadits ke-2
- ┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
Bab 44. Memuliakan Alim Ulama, Orang-orang Tua, Ahli Keutamaan Dan Mendahulukan Mereka Atas Lain-lainnya, Meninggikan Kedudukan Mereka Serta Menampakkan Martabat Mereka
كَانَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا في الصَّلاةِ، ويَقُولُ: «اسْتَوُوا وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، لِيَلِني مِنْكُمْ أُولُوا الأحْلاَمِ وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ». رواه مسلم. وقوله – صلى الله عليه وسلم: «لِيَلِني» هُوَ بتخفيف النون وليس قبلها ياءٌ، وَرُوِيَ بتشديد النُّون مَعَ يَاءٍ قَبْلَهَا. «وَالنُّهَى»: العُقُولُ. «وَأُولُوا الأحْلام»: هُم البَالِغُونَ، وقَيلَ: أهْلُ الحِلْمِ وَالفَضْلِ.
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu’anhu pula, katanya: “Rasulullah ﷺ mengusap bahu-bahu kita dalam shalat dan bersabda:
“Ratakanlah – saf-saf dalam shalat – dan jangan berselisih lebih maju atau lebih ke belakang, sebab jikalau tidak rata, maka hatimu semua pun menjadi berselisih. Hendaklah menyampingi saya – dalam shalat itu – orang-orang yang sudah baligh dan orang-orang yang berakal di antara engkau semua. Kemudian di sebelahnya lagi ialah orang-orang yang bertaraf di bawah mereka ini lalu orang yang bertaraf di bawah mereka ini pula.” (Riwayat Muslim)
Sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam : Liyalini diucapkan dengan takhfifnya nun -tidak disyaddahkan- serta tidak menggunakan ya’ sebelum nun ini, tetapi ada yang meriwayatkan dengan syaddahnya nun dan ada ya’ sesudah nun itu – lalu dibaca liyalianni -. Annuha yakni akal. Ululahlami ialah orang-orang yang sudah baligh, ada pula yang mengertikan: ahli hilm – kesabaran – dan fadhal – keutamaan.
Berbeda dalam yang dhohir akan menyebabkan perbedaan dalam batin. Jika hati baik, maka baiklah anggota badan yang lain. Jika hati tidak khusyuk , maka tidak khusyuk pula yang lainnya.
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Maka kita dilarang untuk menyerupai orang-orang kafir, hewan, syetan dan lainnya. Karena akan berpengaruh terhadap hati.
Maka Rasulullah ﷺ bersabda
وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ،
Janganlah kalian berselisih karena akan berselisih pula hatimu…
Kenapa harus orang yang berakal (baligh) di belakang imam?
1. Agar bisa membenarkan bacaan imam.
2. Agar bisa menggantikan imam jika ada udzur.
Kemudian Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menjelaskan kejadian di Masjid yang kacau karena ketidaktahuan pengganti di belakang imam.
Bagaimana jika anak kecil? Hadits di atas maknanya adalah anjuran: hendaklah dibelakang saya (liyalianni), sehingga tidak dimaknai larangan. Kecuali jika mengganggu. Maka yang dahulu, dialah yang berhak. Kaidah ini juga berlaku bagi yang lain.
Maka, sebuah kesalahan jika mengusir anak kecil:
1. Menghalangi yang lebih berhak.
2. Menjadikan mereka jauh (membenci) dari masjid.
3. Bisa jadi membenci orang yang mengusirnya.
Untuk menghindari agar anak-anak tidak main-main hendaklah dipisah agar tidak saling mengganggu.
- Wajibnya meluruskan shaf, menutup celah dan sejajar pundak dan kaki.
- Sepatutnya imam memperhatikan shaf para makmum.
- Perbedaan pertengkaran seseorang menyebabkan rusaknya hati.
- Sesuatu yang dhahir memiliki pengaruh dalam pembentukan yang batin.
- Yang didahulukan adalah orang yang paling utama kemudian yang utama.
- Hendaklah orang yang memiliki ilmu dan baligh langsung di belakang imam untuk menggantikan imam jika ada udzur.
- ┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم