بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 50-6
50 – باب الخوف
Bab 50-6: Takut kepada Allah ﷻ
402 – وعن المقداد – رضي الله عنه – قَالَ: سمِعْتُ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – يقول: «تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنَ الخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ». قَالَ سُلَيْم بنُ عامِر الراوي عن المقداد: فَوَاللهِ مَا أَدْرِي مَا يَعني بِالمِيلِ، أمَسَافَةَ الأرضِ أَمِ المِيلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ العَيْنُ؟ قَالَ: «فَيكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ في العَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ، ومنهم مَن يكُون إِلَى رُكبتَيه، ومنهم مَنْ يَكُونُ إِلَى حِقْوَيْهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ العَرَقُ إلْجَامًا». قَالَ: وَأَشَارَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – بيدهِ إِلَى فِيهِ. رواه مسلم.
Dari al-Miqdad Radhiyallahu’anhu, katanya: “Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Didekatkanlah matahari pada hari kiamat itu dari para makhluk hingga jarak matahari tadi adalah bagaikan sekadar semil saja.” Sulaim bin ‘Amir yang meriwayatkan hadis ini dari al-Miqdad berkata: “Demi Allah, saya sendiri tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan kata mil itu, apakah artinya itu jarak semil bumi ataukah mil yang artinya alat untuk mengambil celak -dari tempatnya- guna celak mata.” Rasulullah ﷺ bersabda seterusnya: “Maka keadaan manusia-manusia pada hari itu adalah menurut kadar masing-masing amalannya dalam banyak sedikitnya keringat -yang keluar dari badannya-. Di antara mereka ada yang berkeringat sampai di kedua tumitnya dan diantaranya ada yang sampai di kedua lututnya dan diantaranya ada pula yang sampai di tempat pengikat sarungnya yang ada di kedua lambungnya, bahkan diantaranya ada yang dikendalikan oleh keringat itu dengan sebenar-benarnya dikendalikan -yakni seperti kendali kuda yaitu keringat tadi sampai masuk ke mulut dan kedua telinganya-.” Ketika menyabdakan ini Rasulullah ﷺ menunjuk dengan tangannya ke arah mulutnya.” (Riwayat Muslim).
403 – وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه: أن رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «يَعْرَقُ النَّاسُ يَومَ القِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ في الأَرضِ سَبْعِينَ ذِراعًا، وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. ومعنى «يَذْهَبُ في الأَرضِ»: ينزل ويغوص.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: “Para manusia sama berkeringat pada hari kiamat, sehingga keringatnya itu turun dalam bumi sedalam tujuh puluh hasta dan keringat itu mengendalikan mereka hingga mencapai ke telinga-telinga mereka -mengendalikan maksudnya sampai ke mulut dan telinga seperti kendali.” (Muttafaq ‘alaih)
– Maknanya Yadzhabu fil-ardhi ialah turun dan menyelam.
Pada hadits ke-7 dijelaskan matahari didekatkan hingga semua manusia berkeringat. Ukuran dekatnya matahari sudah ditetapkan Allah ﷻ hingga makhluk-Nya bisa dibangkitkan sesuai kadarnya. Demikian itu untuk maslahat makhluk-Nya.
Keringat manusia bercucuran hingga bumi menyerap keringat sampai kedalaman 70 hasta, seperti hujan yang lebat dan terus menerus dan terserap bumi. Semuanya tergantung dari amal perbuatannya. Bahkan ada yang tidak berkeringat karena dinaungi oleh Allah (7 golongan yang diberi perlindungan (Hadits shaihain):
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh dalam keadaan beribadah kepada Allâh.
3. Seseorang yang hatinya bergantung pada masjid.
4. Dan orang yang saling mencintai di jalan Allah.
5. Seorang laki-laki yang menolak diajak berzina wanita cantik dan berkedudukan.
6. Seseorang yang bersedekah diam-diam.
7. Seseorang yang selalu mengingat Allah ﷻ sampai keluar air mata.
1. Dahsyatnya huru hara kiamat dan padang mahsyar.
2. Orang-orang nanti dalam kondisi kesulitannya sesuai dengan kadar amal mereka.
3. Anjuran untuk beramal yang baik dan ancaman ketika beramal keburukan.
4. Menjelaskan dahsyatnya kiamat dan peringatan amalan keburukan.
404 – وعنه، قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – إذْ سمع وجبة ، فَقَالَ: «هَلْ تَدْرُونَ مَا هَذَا؟» قُلْنَا: الله وَرَسُولُهُ أعْلَمُ. قَالَ: «هذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ في النَّارِ مُنْذُ سَبْعينَ خَريفًا، فَهُوَ يَهْوِي في النَّارِ الآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِها فَسَمِعْتُمْ وَجْبَتَهَا». رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu pula, katanya: “Kita semua bersama Rasulullah ﷺ, tiba-tiba terdengarlah suara benda yang jatuh keras, lalu beliau bersabda: “Adakah engkau semua mengetahui suara apakah ini?” Kita semua berkata: “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.” Beliau ﷺ lalu bersabda: “Ini adalah batu yang di lemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun yang lalu dan kini sudah sampai di dasar neraka itu. Maka dari itu engkau semua dapat mendengarkan suara jatuhnya.” (Riwayat Muslim)
Salah satu adab beragama adalah mengatakan tidak tahu jika memang kenyataannya begitu. Dalam masalah agama, Allah dan Rasul-Nya lebih tahu daripada kita. Oleh karena itu kalau ada pertanyaan berkaitan dengan agama (syari’at), maka kita katakan, “اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ – Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”.
Tapi kalau dalam urusan dunia, jangan katakan, “Rasul lebih tahu” (karena telah Beliau katakan untuk urusan dunia) أنتم أعلم بأمور دينكم. Tapi cukup katakan: “الله اعلم”.
Hadits ini juga menjelaskan kedalaman neraka dimana, dimana batu dilemparkan ke dalamnya (bukan dijatuhkan karena tentu ada perbedaan kecepatan), hingga mencapai waktu 70 tahun. Dan tidak disebutkan beratnya batu tersebut, ini membuktikan dalamnya neraka.
1. Jauhnya dasar neraka jahanam yang bahan bakarnya manusia dan batu.
2. Kemuliaan para sahabat, pada mereka diperdengarkan suara yang jatuh agar kembali bertaubat.
3. Anjuran agar menyandarkan ilmu kepada Allah -Ta’ālā- pada perkara yang tidak diketahui manusia.
4. Seorang pengajar hendaknya memacu perhatian dan konsentrasi para pembelajar sebelum menjelaskan suatu pelajaran agar lebih mudah memahamkan mereka.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم