بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab Masail Jahiliyah
(Perkara-perkara Jahiliyah)
Karya: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 7: 4 Rajab 1446 / 4 Januari 2025



Masail Jahiliyah – 7

Telah berlalu, pembahasan beberapa poin dalam Masail Jahiliyah:
1. Mereka Ahlu Jahiliyyah beribadah dengan menjadikan orang-orang sholih sekutu didalam berdo’a dan beribadah kepada Allah ﷻ. (Syirik).
2. Mereka berpecah belah dalam agamanya.
3. Mereka senang menyelisihi Ulil Amri (pemimpin) dan perbuatan mereka tidak taat kepada pemimpinnya dianggap sebagai keutamaan, sedangkan mendengar dan taat kepadanya dianggap kenistaan dan kerendahan.
4. Agama mereka dibangun di atas pondasi yang paling utama bagi mereka yaitu taklid.

– Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

5. Termasuk kaidah besar yang mereka yakini, mereka terpedaya dengan jumlah yang banyak.

Mereka berhujjah benarnya sesuatu karena diikuti oleh orang banyak dan mereka berdalil batilnya sesuatu karena yang mengikutinya sedikit dan asing. Maka nabi pun membawa sesuatu yang bertentangan dengan mereka dan menjelaskannya pada beberapa tempat di dalam Al Qur’an.

📃 Penjelasan:

💡 Banyaknya jumlah, bukan barometer kebenaran!

Inilah sistem demokrasi yang merupakan sistem Jahiliyyah. Mengukur kebenaran atau menentukan kebaikan bukanlah dilihat dari jumlah pengikutnya, tetapi sandarannya Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dalam Al-Qur’an, jika menyebutkan hal yang banyak maka akan merujuk pada hal-hal yang buruk. Seperti pada surat Al-A’raf ayat 187.

وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

…tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Dalam Surat Al-A’raf Ayat 102:

وَمَا وَجَدْنَا لِأَكْثَرِهِم مِّنْ عَهْدٍ ۖ وَإِن وَجَدْنَآ أَكْثَرَهُمْ لَفَٰسِقِينَ

Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik.

إِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS al-Mumin ayat 59).

Dan beberapa ayat lainnya… Seperti dapat ditemukan pada surah al-Ghafir ayat 61, an-Naml ayat 73, Yusuf ayat 38, Yunus ayat 60, dan juga pada al-Baqarah ayat 243.

Sementara untuk hal-hal yang positif, disebut dalam Al-Qur’an jumlahnya sedikit. Seperti dalam surat Saba ayat 13:

وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ

Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.

Demikian juga dalam kenyataan, kebanyakan manusia dalam berakidah kebanyakan manusia adalah menyimpang, seperti kelompok Asy’ariyah… Dimana jumlahnya sangat banyak di Asia. Demikian halnya dengan prinsip-prinsip demokrasi.

Kelompok Asy’ariyah adalah kelompok yang mengklaim dirinya sebagai Ahlus Sunnah dan menganut paham al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari.

Benarkah pengakuan mereka? Karena banyak yang mengaku dirinya sebagai Ahlus Sunnah, padahal akidahnya jauh dari akidah Ahlus Sunnah. Mereka mengutamakan ra’yu (akal) mereka dalam membahas perkara agama. Oleh karena itu, kita akan mendapatkan penyimpangan mereka dalam ber-istidlal (pengambilan dalil) dengan menakwil nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah tentang nama-nama dan sifat Allah.

Maka, berpegang teguhlah pada Jama’ah, yaitu Rasulullah ﷺ dan para sahabat. Sahabat Nabi, Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu’anhu, menafsirkan istilah Al Jama’ah:

الجماعة ما وافق الحق وإن كنت وحدك

Al Jama’ah adalah siapa saja yang sesuai dengan kebenaran walaupun engkau sendiri”

Dalam riwayat lain:

وَيحك أَن جُمْهُور النَّاس فارقوا الْجَمَاعَة وَأَن الْجَمَاعَة مَا وَافق طَاعَة الله تَعَالَى

“Ketahuilah, sesungguhnya kebanyakan manusia telah keluar dari Al Jama’ah. Dan Al Jama’ah itu adalah yang sesuai dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala” (Dinukil dari Ighatsatul Lahfan Min Mashayid Asy Syaithan, 1/70)

Imam Nu’aim bin Hamad al-khuza’i rahimahullah (guru Imam Bukhari) berkata: apabila jamaah telah rusak, maka kamu harus tetap pada jamaah sahabat sebelum dirusakkan, sekalipun kamu sendirian, maka sesungguhnya pada saat itu kamu adalah jama’ah.

Imam Al-Auza’i yang dikutip oleh Khatib Al-Baghdadi dalam kitabnya Sharaf Ashab al-Hadits berkata: Hendaklah kamu tetap meniti jejak-jejak para salaf walaupun semua orang menolakmu dan jauhkan kamu dari pemikiran orang-orang meskipun dihiasi dengan retorika yang indah karena kebenaran sudah jelas dan kita tetap istiqomah di jalan ini.

Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah Rahimahullah dalam I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin berkata ketahuilah bahwa ijma dan hujjah pengikut kebenaran adalah orang yang alim yang memegang kebenaran walaupun dia seorang diri meskipun semua orang di dunia ini menyelisihinya.

Imam As-Sa’di Rahimahullah berkata, sesungguhnya jumlah orang yang banyak tidak menjadi dalil atas kebenaran sesuatu, tidak juga sedikitnya pengikut tidak menjadi petunjuk kebenaran sesuatu, faktanya yang sedikit itulah yang benar tetapi kedudukan yang agung disisi-Nya, yang wajib adalah mengukur kebenaran melalui jalan yang benar melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Maka at-talawwun (bunglon) yang berubah-ubah adalah pengikut jumlah yang banyak, akan berubah dalam memegang prinsip dimanapun tempat, dan ini akidah yang buruk.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم