بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Kitab Masail Jahiliyah (Perkara-perkara Jahiliyah)
Karya: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 9: 18 Rajab 1446 / 18 Januari 2025
7. Berargumen Dengan Pihak Yang Kuat Bahwa Itulah Kebenaran
Berargumen dengan pihak yang memiliki kekuatan pemahaman dan pelaksanaan, juga dalam kerajaan, harta dan kehormatan. Maka Allah membantah hal tersebut dengan firman-Nya :
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ
” Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu “.( QS. al-Ahqaf : 26 ).
Dan firman-Nya :
كَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ
“…sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar”.( QS. al-Baqarah : 89 ).
يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ
“Mereka (Yahudi dan Nasrani yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil)) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendir “.( QS. al-Baqarah : 146 ).
Syarah oleh Syaikh DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan:
Inilah standar mereka dalam mengetahui kebenaran, yaitu melihat manusia. Jika manusia memiliki kekuatan, harta, kekayaan, kehormatan, maka mereka anggap sebagai pihak yang benar. Adapun pihak yang lemah dan kamu fakir maka mereka anggap sebagai kebatilan. Inilah kondisi kaum Jahiliyah.
Ini merupakan prinsip yang batil. Karena Allah mengabarkan tentang umat-umat terdahulu yang memiliki kekuatan dan memiliki kekayaan dalam banyak ayat. Dan bahwa mereka adalah bangsa terhormat, pintar dan cerdas, namun semua itu tidak bermanfaat bagi mereka. Bahkan mereka dalam kebatilan. Allah ta’aala telah menyebutkan hal ini dalam ayat-ayat yang sangat banyak .
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا أَيُّ الْفَرِيقَيْنِ خَيْرٌ مَقَاماً وَأَحْسَنُ نَدِيّاً
” Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang (maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: “Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuan(nya)? “. (QS. Maryam : 73 ).
Allah ta’aala membantah perkataan mereka :
وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَحْسَنُ أَثَاثاً وَرِئْياً
” Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedang mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap di pandang mata “. (QS. Maryam :74 ).
Dan firman-Nya:
أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَكَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِنْ شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيماً قَدِيراً
” Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa “. (QS. Fathir : 44 ).
Dan firman-Nya:
وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشاً
” Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini..” (QS. Qaaf : 36 ).
Dan firman-Nya:
أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَاراً وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْناً آخَرِينَ
” Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain”.( QS. al-An’am : 6 ).
Ayat-ayat ini dan semisalnya menunjukkan bahwa tolok ukur kebenaran bukanlah pada kekuatan dan harta. Jika pemilik kekuatan dan harta berada dalam kesesatan meka mereka kekayaan ini tidak bermanfaat.
Allah ta’aala menjelaskan bahwa Dia memberikan kepada orang-orang kafir dengan tujuan istidraj ( pembiaran). Sebagaimana firman Allah ta’aala :
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ . فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
” Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam “. (QS. al-an’am : 44 – 45 ).
Dan firman-Nya:
فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ
” Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh “. (QS. al-Qalam : 44 – 45 ).
Dan firman-Nya:
وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْماً وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
” Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan”. (QS. ali Imran : 178 ).
Maka Allah memberikan kepada mereka kekayaan dan bisa eksis di muka bumi dan memberikan mereka kerajaan dan kekuasaan. Dan memberikan mereka kemampuan untuk membuat penemuan-penemuan dan produk-produk sebagaimana orang-orang kafir pada zaman sekarang. Ini membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar tapi bukan berarti Allah ridha kepada mereka ketika memberi mereka semua itu. Akan tetapi hal tersebut hanyalah istidraj ( pembiaran ) dan penelantaran agar mereka semakin bertambah dosanya. Tidak ada yang berargumen dengan argumen seperti ini selain kaum Jahiliyah.
Adapun ahli ilmu, mereka melihat ajaran umat-umat terdahulu, jika benar maka mereka terima meskipun dari kalangan kaum fakir, jika batil maka mereka tolak meskipun dari kalangan orang kaya.
Ayat-ayat dalam hal ini banyak sekali, diantaranya yang disebutkan oleh Syaikh disini, yaitu firman Allah ketika menyebutkan kebinasaan kaum ‘Ad :
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعاً وَأَبْصَاراً وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلا أَبْصَارُهُمْ وَلا أَفْئِدَتُهُمْ
” Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka ”. (QS. al-Ahqaf : 26 ).
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ إِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلادِ
” Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain”. (QS. al-Fajr : 6 – 8 ).
Yakni kabilah Iram atau negeri yang mereka tinggali bernama Iram.; “ yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah “, ( QS. al-Fajr : 7-9). Mereka memahat gunung-gunung dan mengukirnya, kemudian menjadikannya sebagai tempat tinggal yang masih ada hingga sekarang di jalur perdagangan ke Syam.
فَتِلْكَ مَسَاكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَنْ مِنْ بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلاً وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِينَ
” Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada di diami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebahagian kecil. Dan Kami adalah Pewaris(nya “. ( QS. al-Qashash : 58 ).
فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا
” Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui “. ( QS. an-Naml : 52 ).
Mereka telah Allah beri kekuatan yang sangat besar dan mereka kaum kafir. Ketika para Nabi datang kepada mereka, mereka pun terlena dengan kekuatan, kekayaan dan hewan ternak yang mereka miliki. Mereka bersikap sombong terhadap para Rasul dan tetap dalam kesyirikan mereka serta tidak menerima kebenaran, mereka tertipu dengan kekuatan yang mereka miliki, sehingga Allah menyebutkan bahwa kaum ‘Ad tertipu dengan kekuatan mereka :
وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً
” …dan mereka ( kaum ‘Aad) berkata: ” Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka?..”. (QS. Fushilat : 15 ).
Adapun berargumen dengan pemahaman (kepintaran) maka Bani Israil, Yahudi, Allah telah memberi mereka pemahaman dan ilmu. Mereka mengetahui sifat-sifat Nabi yang akan diutus pada akhir zaman dalam kitab Taurat dan Injil yang ada pada mereka, bahawa akan diutus seorang Nabi penutup para Nabi, dan sifatnya begini dan begitu. Saat itu terjadi peperangan antara mereka dengan bangsa Arab – suku Aus dan Khazraj – di Madinah.
وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا
“…padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir..“. (QS. al-Baqarah : 89 ).
Mereka mengatakan : ” Akan ada Nabi yang diutus di akhir zaman dan kami akan mengikutinya dan memerangi kalian bersamanya “. ” maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya “. (QS. al-Baqarah : 89 ).
Yakni ketika Allah mengutus Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau termasuk keturunan Ismail ‘alaihissalam, mereka pun hasad kepadanya, karena mereka menginginkan Nabi berasal dari keturunan Bani Israil yang mereka miliki untuk diri mereka sendiri. Tapi ketika ternyata Nabi berasal dari keturunan Ismail mereka pun iri kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam . Mereka tahu ia adalah Rasulullah tapi pengetahuan dan pemahaman mereka tidak ada manafaatnya bagi mereka.
Tidak semua orang yang memiliki pengetahuan mengamalkannya, terkadang dipalingkan oleh faktor tertentu; bisa karena dengki, sombong, tamak terhadap dunia, atau tamak terhadap kepemimpinan, serta faktor-faktor lainnya yang memalingkan manusia dari kebenaran dalam kondisi dia mengetahui kebenaran itu.
Petunjuk dan taufik hanya dari Allah ta’aala bukan dari pengetahuan, ilmu dan pemahaman. Masalah hidayah dikembalikan kepada Allah ta’aala . Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam banyak membaca do’a :
يا مقلب القلوب والأبصار، ثبت قلبي على دينك
” Wahai Dzat Yang membolak balikan hati dan penglihatan, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu “.
Hanya sebatas pengetahuan, ilmu dan pemahaman semuanya sebab-sebab yang baik, namun tidak cukup. Ini menjadikan seorang mukmin harus waspada dan tidak tertipu dengan ilmunya, tidak tertipu dengan pemahamannya. Ia harus selalu dan selamanya memohon kepada Allah keteguhan di atas kebenaran dan petunjuk menuju kebenaran. Sebagaimana ia pun tidak tertipu dengan kekuatan dan dikatakan ini adalah negara yang kuat, tidak mungkin ada yang bisa mengalahkannya karena negara ini dilindungi dengan senjata dan peluru yang bisa melumpuhkan serta bom atom. Allah ta’aala berfirman :
وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئاً وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ
” dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai “. (QS. at-Taubah : 25 ).
Ini merupakan masalah besar yang luput dari perhatian kebanyakan manusia, mereka berhujjah dengan kekuatan, kekayaan, kehormatan dan kebesaran. Mereka mengatakan: ” Ini bangsa yang maju yang menunjukkan kebenarannya. Tidaklah sampai pada tingkat kemajuan ini melainkan di atas kebenaran, karena mereka modern dan memiliki wawasan dan kecerdasan “. Demikianlah orang-orang yang tertipu berkata tanpa melihat kekufuran mereka.
*****