بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Keluarga – Wakra
Wakra, 20 Rabi’ul Awal 1446 / 23 September 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱


Pertemuan 1:


Kunci Kebahagiaan Keluarga Nabi ﷺ

Setiap manusia, ridha atau atau tidak pasti akan meninggalkan dunia, maka setiap yang berakal tentu akan mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal kelak.

Allah ﷻ berfirman dalam QS. Al-A’la Ayat 17:

وَالۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ وَّ اَبۡقٰىؕ‏

Dan akhirat itu lebih kekal

Maka kita berusaha memperbaiki kehidupan di dunia dan di akhirat. Dan itu tidak ada jalan kebahagian yang hakiki kecuali dengan meniru Rasulullah ﷺ.

Islam menjelaskan hakikat kebahagian baik dunia maupun akhirat. Dan bagi sebuah keluarga, diawali dengan kebahagiaan suami dan isteri. Rasulullah ﷺ mengabarkan kepada kita dan mencontohkan agar bisa hidup bahagia.

1. Ditanamkan Rasa Cinta

Inilah salah satu dasar dalam membina rumah tangga. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21:

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

Rasulullah ﷺ berusaha terus terang akan kecintaan kepada pasangan. Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam bersabda: ‘Aku diberikan rasa cinta dari dunia terhadap para wanita dan wewangian dan dijadikan penyejuk mataku ada di dalam shalat.” [HR. Ahmad, dan Nasa’i. Di shohih kan oleh Syaikh Al Albani].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil istrinya dengan panggilan yang menunjukkan rasa sayang, seperti Aisyah Radhiyallahu anha terkadang beliau memanggilnya dengan kata: ”Ya Aish”, dan juga terkadang dengan kata: ”Ya Humairah”.

Dari Aisyah Radhiyallahu anha, bahwasanya Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya:

يَا عَائِشَ هَذَا جَبْرِيْلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلَامَ فَقَالَتْ: وَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ تَرَى مَا لَا أَرَى –تريد النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم

Wahai Aisy, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu”. Aisyah berkata, “Salam juga untuknya, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan kepadanya. Engkau dapat melihat perkara-perkara yang tidak dapat aku lihat –yang dimaksud adalah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam-“. (HR. Al-Bukhari).

Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau menjawab, “Bapaknya.” (HR. Bukhari (3662) dan Muslim (2384))

Rasulullah ﷺ juga pernah mengatakan kepada Aisyah radliyallahu anha sehidup semati.. Nabi sangat mencintai Aisyah Radhiyallahu anha. Saking cintanya, sampai-sampai saat Nabi sakit yang menyebabkan kematiannya, beliau minta dirawat di rumah Aisyah Radhiyallahu anha.

Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidakkah engkau ridha menjadi istriku di dunia dan akhirat.” Aisyah Radhiyallahu anha berkata: “Mau wahai Rasulullah.” Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Engkau istriku di dunia dan akhirat.”


Pertemuan 2:


 

2. Ar-Rifq (Lemah Lembut)

Allah menjelaskan bahwa Nabi-Nya, Muhammad, sebagai orang yang memiliki akhlak yang agung. Allah Ta’ala berfirman.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Sungguh, kamu mempunyai akhlak yang agung” [Al-Qalam/68 : 4]

Muslim meriwayatkan hadits dalam kitab Shahihnya no.2594 dari Aisyah, Nabi bersabda.

إِنَّالرِّفْقَ لاَيَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَ عُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ

Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek”

Aisyah Radhiyallahu’anha menceritakan:
Rasulullah ﷺ tidak pernah memukul siapapun dengan tangannya, tidak pada perempuan, tidak juga pada pembantu, kecuali dalam perang di jalan Allah. Nabi Saw juga ketika diperlakukan sahabatnya secara buruk tidak pernah membalas, kecuali kalau ada pelanggaran atas kehormatan Allah, maka ia akan membalas atas nama Allah ﷻ (Hadits: Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. hadits: 2145), dan Imam Ahmad dalam Musnadnya-nya (no. hadits: 20347 dan 20362).

  • Kelembutan Rasulullah ﷺ meskipun isterinya sedang Haid.

Diriwayatkan dari ‘Maimunah, beliau berkata; ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan kepalanya di kamar salah satu dari kami (istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau membaca Al-Qur’an, dan Maimunah sedang haid. Salah satu dari kami (istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit membawa tikar ke masjid, lalu menggelarnya, padahal dia sedang haid.” (HR Nasai).

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:

عن عائشة ﵂ أَنها قالت: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَتَّكِئُ في حَجْرِي وَأَنَا حَائِضٌ فَيَقْرَأُ القُرْآنَ.

Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersandar di pangkuanku, sementara aku sedang haid, lalu Beliau membaca Al-Qur’an.” (HR. Muslim)

Faedahnya: istri akan merasa dihargai dan bahagia, dan mendapatkan pahala karena meniru Nabi ﷺ.

Maka, hendaknya suami istri bisa menahan diri, bersabar dengan kecemburuan pasangan dan berlemah lembut.

3. Tawadhu kepada Pasangan.

Diantara sekian banyak akhlak serta sifat terpuji yang ditekankan oleh agama kita dan dicontohkan Rasulullah ﷺ ialah sifat tawadhu (rendah hati).

Yang dimaksud tawadhu ialah merendahkan diri dan berlaku lemah lembut. Dan ini tidak  akan mendongkrak pelakunya menjadi terpuji melainkan bila dibarengi karena mengharap wajah Allah azza wa jalla.

Tatkala Aisyah ditanya apakah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan pekerjaan dirumahnya? Beliau menjawab:

« قَالَتْ: نَعَمْ ,كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيَخِيطُ ثَوْبَهُ وَيَعْمَلُ فِي بَيْتِهِ كَمَا يَعْمَلُ أَحَدُكُمْ فِي بَيْتِهِ » [أخرجه البغاوي]

Ia, beliau biasa menambal sendalnya, dan menjahit bajunya sendiri, dan melakukan pekerjaan rumah seperti halnya kalian melakukannya dirumah kalian”. Hadits shahih dikeluarkan oleh Baghawi dalam Syarhu Sunah 13/242 no: 3675.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, diceritakan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «آكُلُ كَمَا يَأْكُلُ الْعَبْدُ وَأَجْلِسُ كَمَا يَجْلِسُ الْعَبْدُ» [أخرجه البغاوي في شرح السنة ]

Aku makan sebagaiman makannya seorang hamba sahaya, dan aku duduk seperti duduknya seorang budak“.  HR al-Baghawi 13/248. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam silsilah ash-Shahihah no: 544.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم