بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah
(Fitnah dan Tanda Kiamat dari Shahih Muslim)
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 19: 20 Ramadhan 1445 / 30 Maret 2024
Tanda Kiamat : Ka’bah akan Dihancurkan
Imam Qurthubi dalam Al-Mufhim (Syarah Shahih Muslim) memberi Bab Judul : Peristiwa-peristiwa yang Akan Terjadi Sebelum Hari Kiamat
Di akhir zaman nanti, manusia tak lagi mengindahkan ayat-ayat dan hadits-hadits yang menjelaskan tentang kemuliaan Mekah dan Ka’bah. Pengagungan itu mulai hilang di hati. Hingga di akhir zaman ada seseorang yang merobohkan Ka’bah. Dengan robohnya Ka’bah tersebut berhentilah ibadah haji. Dan ini di antara tanda kiamat.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ زِيَادِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَرِّبُ الْكَعْبَةَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنْ الْحَبَشَةِ
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Abi Umar], teks milik Abu Bakr, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Ziyad bin Sa’ad] dari [Az Zuhri] dari [Sa’id] ia mendengar [Abu Hurairah] berkata: Dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam: Dzus Suwaiqatain dari Habasyah meruntuhkan ka’bah.
Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahab telah mengkhabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Ibnu Al Musayyib dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Dzus Suwaiqatain dari Habasyah meruntuhkan ka’bah.”
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ عَنْ ثَوْرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِي الْغَيْثِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنْ الْحَبَشَةِ يُخَرِّبُ بَيْتَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa’id] telah menceritakan kepada kami [Abdulaziz Ad Darawardi] dari [Tsaur bin Zaid] dari [Abu Al Ghaits] dari [Abu Hurairah] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Dzus Suwaiqatain dari Habasyah meruntuhkan rumah Allah ‘azza wajalla.”
Diriwayatkanoleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Amr:
يُخَرِّبُ الْكَعْبَةَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنَ الْحَبَشَةِ، وَيَسْلُبُهَا حِلْيَتَهَا، وَيُجَرِّدُهَا مِنْ كُسْوَتِهَا، وَلَكَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَيْهِ أُصَيْلِعَ أُفَيْدِعَ يَضْرِبُ عَلَيْهَا بِمِسْحَاتِهِ وَمِعْوَلِهِ.
“Ka’bah dihancurkan oleh Dzu as-Suwaiqatain dari Habasyah (Ethiopia), perhiasannya dirampas, dan kain penutupnya dilepas. Seakan-akan aku melihat kepalanya yang botak dan tulang-tulang persendiannya yang bengkok. Ia menghantam Ka’bah dengan cangkul dan sekopnya.”
Ia adalah seorang berkulit hitam, berkepala botak, dan bentuk kaki cekung seperti huruf O.
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Awal kemunculan dari Dzu al-Suwaiqataini adalah di masa-masa turunnya Nabi Isa bin Maryam ‘alaihissalam. Tepatnya setelah Ya’juj dan Ma’juj binasa.”
Hal ini tidak bertentangan dengan surat Al-Ankabut ayat 80:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ (سورة العنكبوت: 67)
“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok.” (QS. Al-Ankabut: 67).
Aman di ayat ini tidak bersifat selamanya. Lalu kenapa saat di serang Abrahah, dan Hajaj bin Yusuf serta Al-Qaramithah kabah tetap aman, tentu ini ada hikmah atas kehendak Allah ﷻ.
Peristiwa Abrahah juga dikenal dengan aamul fiil (tahun gajah) yang Nabi ﷺ pada saat itu belum diutus.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah mengkhabarkan kepada kami Abdulaziz bin Muhammad dari Tsaur bin Zaid dari Abu Al Ghaits dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga seseorang muncul dari Qahtan menggiring manusia dengan tongkatnya.”
Al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Sabda beliau: ‘… menggiring manusia dengan tongkatnya,’ adalah kinayah (kiasan) dari ketaatan manusia kepadanya dan kesepakatan mereka untuk mentaatinya, bukanlah yang dimaksud (di dalam hadits) adalah tongkat secara hakiki, itu hanya sebagai perumpamaan dari ketaatan mereka kepadanya dan kekuasaannya kepada mereka. Hanya saja, penyebutan kata tersebut terdapat dalil bahwa ia orang yang keras kepada mereka.” (At-Tadzkirah (hal. 635).
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْكَبِيرِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْحَكَمِ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَذْهَبُ الْأَيَّامُ وَاللَّيَالِي حَتَّى يَمْلِكَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ الْجَهْجَاهُ قَالَ مُسْلِم هُمْ أَرْبَعَةُ إِخْوَةٍ شَرِيكٌ وَعُبَيْدُ اللَّهِ وَعُمَيْرٌ وَعَبْدُ الْكَبِيرِ بَنُو عَبْدِ الْمَجِيدِ
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar Al Abdi] telah menceritakan kepada kami [Abdulkabir bin Abdulmajid Abu Bakr Al Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Abdulhamid bin Ja’far] berkata: Aku mendengar [Umar bin Al Hakam] menceritakan dari [Abu Hurairah] dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Siang dan malam itu tidak akan lenyap (terjadi kiamat) sampai ada seorang lelaki bernama Jahjah menjadi penguasa.” Muslim berkata: Mereka empat bersaudara; Syarik, Ubaidillah, Umair dan Abdul Kabir dari bani Abdul Majid.
- Jahjah bermakna orang yang suka berteriak, biasanya untuk mengusir hewan.
- Para ulama berbeda pendapat tentang Rajulun Min Qahtan adalah:
1. Al-Jahjah.
2. Rajulun min Qahtan bukan Al-Jahjah. Karena yang berkuasa adalah orang shalih.
Pendapat ini diperkuat riwayat yang disebutkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَذْهَبُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ حَتَّـى يَمْلِكَ رَجُلٌ مِنْ الْمَوَالِـي يُقَالُ لَهُ جَهْجَاهُ
‘Tidak akan lenyap siang dan malam sehingga seseorang dari (kalangan) hamba sahaya yang bernama Jahjah menjadi raja.’” [Musnad Ahmad (XVI/156) (no. 8346)].
Dan kekhalifahan Al-Mahdi nantinya berasal dai Bani Quraisy. Bukan Qahtany.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَاللَّفْظُ لِابْنِ أَبِي عُمَرَ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaiba] dan [Ibnu Abi Umar], teks milik Ibnu Abi Umar, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa’id] dari [Abu Hurairah] nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga kalian memerangi kaum, wajah-wajah mereka seperti perisai ditambal dan kiamat tidak akan terjadi hingga kalian memerangi suatu kaum bersandalkan rambut.”
Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahab telah mengkhabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab telah mengkhabarkan kepadaku Sa’id bin Al Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga kalian diperangi ummat bersandalkan rambut dan wajah-wajah mereka seperti perisai ditambal.”
و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا صِغَارَ الْأَعْيُنِ ذُلْفَ الْآنُفِ
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A’raj] dari [Abu Hurairah] sampai kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga kalian memerangi kaum bersandalkan rambut dan hingga kalian memerangi kaum bermata sipit berhidung kecil.”
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمَجَانِّ الْمُطْرَقَةِ يَلْبَسُونَ الشَّعَرَ وَيَمْشُونَ فِي الشَّعَرِ
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa’id] telah menceritakan kepada kami [Ya’qub bin Abdurrahman] dari [Suhail] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga kaum muslimin memerangi Turki, kaum dengan wajah seperti perisai ditambal, mereka berbaju rambut dan berjalan mengenakan rambut.”
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ وَأَبُو أُسَامَةَ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تُقَاتِلُونَ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ قَوْمًا نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ حُمْرُ الْوُجُوهِ صِغَارُ الْأَعْيُنِ
Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Waki’] dan [Abu Usamah] dari [Isma’il bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Dihadapan kiamat, kalian memerangi suatu kaum, sandal mereka rambut, wajah mereka seperti perisai ditambal, berwajah merah dan bermata sipit.”
Kaum muslimin telah memerangi orang-orang Turk pada masa Sahabat Radhiyallahu anhum. Hal itu terjadi di awal masa khilafah Bani Umayyah, pada zaman Mu’awiyah Radhiyallahu anhu.
Sesungguhnya bangsa Tatar yang muncul pada abad ke-7 Hijriyyah adalah bangsa Turk, karena sifat-sifat yang disifatkan untuk bangsa Turk sesuai dengan bangsa Tatar (Mongolia). Kemunculan mereka terjadi pada masa Imam an-Nawawi rahimahullah,[Lahir 631H] beliau berkata tentang mereka, “Peperangan dengan bangsa Turk didapati dengan segala sifat mereka yang diungkapkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Mata mereka kecil (sipit), muka mereka merah, hidung mereka kecil (pesek), muka mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, memakai terompah dari bulu, mereka didapati dengan sifat-sifat tersebut pada masa kami, kaum muslimin telah memerangi mereka beberapa kali dan sekarang pun mereka memeranginya.” (Syarh an-Nawawi li Shahiih Muslim (XVIII/37-38).
Seperti itulah kondisi akhir zaman. Para ulama telah wafat sehingga yang menjadi pengambil keputusan adalah orang-orang yang tidak mengerti agama. Tidak lagi tersisa di antara mereka orang-orang baik dan shaleh. Dan yang terburuk di antara mereka adalah orang-orang Habasyah. Hingga mereka berani merobohkan Ka’bah.
Ini adalah berita-berita tentang kondisi akhir zaman. Tanda di antara tanda-tanda kiamat. Berita ini darang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang yang benar ucapannya dan dibenarkan oleh Allah. Dan keyakinan tentang berita-berita ini termasuk dari bentuk keimanan kepada hari akhir.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم