بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Online – Ahad
Wakra, 3 Sya’ban 1446 / 2 Februari 2025
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
KEISTIMEWAAN SALAM
Tidaklah ada sesuatu yang menyebabkan kecintaan, persatuan, toleransi dan kuat bangunan Islam kecuali agama kita akan menganjurkan.
Salam adalah salah satu syariat Islam yang faedahnya bisa saling mengenal dan mencintai diantara manusia. Meskipun demikian, banyak kaum muslimin yang meremehkan dan melupakan keistimewaan salam. Padahal orang-orang Yahudi iri dengan umat ini yang memiliki salam yang baik.
Ucapan salam disebut juga dengan istilah tahiyyatul Islam. Bagi seorang Muslim, sungguh ucapan ini jauh lebih baik dari sapaan-sapaan gaul ataupun greets ala barat. Karena ucapan salam yang sederhana ini memiliki banyak sekali keutamaan yang sering kali tidak diketahui atau tidak disadari oleh kita.
Di antara keutamaan-keutamaan tersebut adalah:
1. Sebab masuk ke surga
Ternyata dengan kebiasaan menebarkan salam, bisa menjadi sebab seseorang masuk ke dalam surga.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلَامٍ قَالَ: لَمَّا قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِيْنَةَ ، اِنْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ ، وَقِيْلَ : قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ إِلَيْهِ ، فَلَمَّا اسْتَبَنْتُ وَجْهَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهٍ كَذَّابٍ ، فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ .
Dari ‘Abdullah bin Salâm, ia berkata: “Ketika Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, orang-orang segera pergi menuju beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam (karena ingin melihatnya). Ada yang mengatakan: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah datang, lalu aku mendatanginya ditengah kerumunan banyak orang untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah pembohong. Dan yang pertama kali beliau ucapkan adalah, ‘Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan sejahtera.”
Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2485); ad-Dârimi (I/340); Ibnu Mâjah (no. 1334 dan 3251); al-Hâkim (III/13), Ahmad (V/451) dan lainnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan, “Perkataan [engkau akan masuk surga dengan selamat] menunjukkan orang yang melakukan amalan-amalan di atas akan masuk surga tanpa hukuman dan tanpa azab. Karena orang yang diazab maka ia tidak dikatakan selamat. Maka tiga amalan dalam hadis ini adalah di antara sebab yang memasukan orang ke surga dengan selamat.” (Syarah Riyadhus Shalihin, 5/202)
Dari Ath-Thufail bin Ubayy bin Ka’ab, bahwa suatu ketika ia mendatangi ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, lalu pergi bersamanya ke pasar. Ia bercerita, “Ketika kami pergi ke pasar, tiap kali Abdullah berpapasan dengan pedagang kecil, pedagang besar, orang miskin, kecuali ia mengucapkan salam padanya.”
Ath-Thufail berkata, “Aku pun mendatangi Ibnu ‘Umar pada suatu hari lalu ia meminta kepadamu untuk menemaninya ke pasar.” Aku berkata padanya, “Apa yang engkau lakukan di pasar, padahal engkau tidak berjual beli, engkau tidak bertanya-tanya tentang barang, tidak menawar barang pula, tidak pula duduk-duduk di pasar?” Aku berkata, “Ayo duduk di sini, mari kita berbincang-bincang.” Ia menjawab, “Wahai Abu Bathon—karena Thufail memiliki perut yang tambun–, kita pergi ke pasar hanyalah untuk mengucapkan salam, kita mengucapkan salam kepada siapa saja yang kita jumpai.”
(HR. Malik dalam Al-Muwatha’ dengan sanad yang shahih). [HR. Malik, 2:961-962, dengan sanad shahih sebagaimana disetujui oleh Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali]
Hukum Menjawab Salam
Menjawab salam hukumnya wajib. Karena Allah ta’ala memerintahkan kita untuk menjawab salam. Sebagaimana dalam firman Allah ta’ala:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
“Apabila kamu dihormati dengan suatu tahiyyah (penghormatan), maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu” (QS. An-Nisa: 86).
Ayat di atas memerintahkan kita berusaha Membalas Salam Dengan yang Lebih Baik atau Semisalnya
Maksudnya, tidak layak kita membalas salam orang lain dengan salam yang lebih sedikit.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
“Hak sesama Muslim ada lima: membalas salamnya, menjenguknya ketika ia sakit, mengikuti jenazahnya yang dibawa ke kuburan, memenuhi undangannya, dan ber-tasymit ketika ia bersin” (HR. Bukhari no.1164, Muslim no.4022).
2. Nama Allah ﷻ As-Salam
Nama “As-Salam” disebutkan dalam Al-Qur’an sekali, yaitu dalam firman Allah Ta’ala,
ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَـٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ
“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Maha Sempurna (As-Salam), Yang Mengaruniakan keamanan …” (QS. Al-Hasyr: 23)
Makna nama “As-Salam” terkait dengan Allah Ta’ala mengacu pada dua makna utama:
– Pertama: Selamat dari segala cacat dan kekurangan.
– Kedua: Memberi keselamatan kepada hamba-Nya.
Maka dengan menyebut salam kita mengajak mereka masuk ke dalam surga.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Yunus ayat 25:
وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓ اِلٰى دَارِ السَّلٰمِ ۚوَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Dan Allah menyeru (manusia) ke Darus-salam (surga), dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam).
3. Mendapatkan Banyak Pahala
Orang yang mengucapkan salam ia akan mendapatkan pahala, karena ucapan salam adalah ibadah yang diperintahkan oleh syariat. Namun tidak cukup sampai di situ, orang yang mengucapkan salam akan dilipat-gandakan pahalanya minimalnya 10 kali lipat. Sebagaimana dalam hadis dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu:
جاء رجلٌ إلى النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم ، فقال : السلامُ عليكم ، فرَدَّ عليه ، ثم جَلَس ، فقال النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم : عَشْرٌ . ثم جاء آخَرُ ، فقال : السلامُ عليكم ورحمةُ اللهِ ، فرَدَّ عليه ، فجلس ، فقال : عِشْرُونَ . ثم جاء آخَرُ ، فقال : السلامُ عليكم ورحمةُ اللهِ وبَرَكاتُه ، فرَدَّ عليه ، فجلس ، فقال : ثلاثونَ
“Datang seorang lelaki kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia berkata: Assalamu ‘alaikum. Kemudian Nabi membalas salamnya, kemudian orang tadi duduk. Nabi bersabda: sepuluh! Kemudian datang orang yang lain, ia berkata: Assalamu ‘alaikum warahmatullah. Kemudian Nabi membalas salamnya, kemudian orang tadi duduk. Nabi bersabda: dua puluh! Kemudian datang orang yang lain, ia berkata: Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh. Kemudian Nabi membalas salamnya, kemudian orang tadi duduk. Nabi bersabda: tiga puluh!” (HR. Abu Daud no.5195, at-Tirmidzi no.2689, Ahmad no. 19962, dishahihkan al-Albani dalam Shahih Abu Daud)
Hadis ini menunjukkan bahwa ucapan salam yang semakin sempurna, akan semakin besar pula pahalanya. Dan ucapan salam yang paling sempurna adalah: Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Salam Jika Masuk Rumah Kosong
Selama ini kita sudah terbiasa masuk rumah mengucapkan salam. Akan tetapi, bisa jadi ada di antara kita ketika tahu rumah itu tidak berpenghuni, kita tidak mengucapkan salam. Kita dianjurkan untuk tetap mengucapkan salam ketika masuk rumah yang tidak berpenghuni dengan lafaz sebagai berikut,
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
“Salam/keselamatan bagi diri kami dan bagi hamba-hamba Allah yang saleh.”
Hal ini berdasarkan hadis dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. Beliau radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Jika seseorang masuk rumah yang tidak berpenghuni, maka ucapkanlah,
‘Assalaamu ‘alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin.’
(Salam/keselamatan bagi diri kami dan bagi hamba-hamba Allah yang saleh.)” (Adabul Mufrad, 806/ 1055)
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 61:
فَإِذَا دَخَلْتُم بُيُوتًا فَسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُبَٰرَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.
4. Menumbuhkan rasa cinta dan sayang
Saling mengucapkan salam akan menumbuhkan kecintaan terhadap hati sesama muslim serta dengan sendirinya membuat suasana Islami di tengah kerabat dan keluarga Anda. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ حتَّى تُؤْمِنُوا، ولا تُؤْمِنُوا حتَّى تَحابُّوا، أوَلا أدُلُّكُمْ علَى شيءٍ إذا فَعَلْتُمُوهُ تَحابَبْتُمْ؟ أفْشُوا السَّلامَ بيْنَكُمْ
“Tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim no. 54)
5. Memiliki Kedudukan yang Tinggi
Rasulullah ﷺ bersabda,
إنّ أَوْلَى النَّاسِ بِالله مَنْ بَدَأَهُمْ بالسَّلامِ
“Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah mereka yang memulai salam.” (HR. Abu Dawud no. 5197)
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat As-Saffat.
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS Asy-Syu’ara: 88-89).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan hadits, ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Manusia paling lemah adalah orang yang paling malas berdoa (kepada Allah). Dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil memberi salam.” (Hadits Riwayat Thabrani)
Orang Yahudi Hasad atas salam
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ الْيَهُوْدَ قَوْمٌ حَسَدٌ وَ إِنَّهُمْ لاَ يَحْسِدُوْنَنَا عَلَى شَيْءٍ كَمَا يَحْسِدُوْنَنَا عَلَى السَّلاَمِ وَ عَلَى (آمِيْنَ )
Sesungguhnya yahudi adalah kaum yang penuh hasad dan mereka tidak hasad kepada kita tentang sesuatu yang melebihi hasadnya mereka kepada kita dalam salam dan ucapan aamiin.
Dalam riwayat lain berbunyi, ”Tidaklah orang-orang yahudi dengki kepada kalian seperti halnya mereka dengki atas ucapan “aamiin” dan salam.” (HR. Ibnu Majah 856 )
Marilah kita menjadi pionir penebar salam, sekaligus mengajak orang untuk masuk ke dalam surga. Aamiin.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم