بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab At-Tibyan fi Adab Hamalat Al-Quran
Karya Imam An-Nawawi 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Bersama Ustadz Nefri Abu Abdillah, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Al-Khor, 15 Mei 2024 / 6 Dzulqa’dah 1445.


Link video kajian ini Facebook Assunnah Qatar


Kajian 3 | Bab 1 – Keutamaan Membaca Al Qur’an dan Penghafalnya

Hadits ke-2:

Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu Anhu:

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ )) متفقٌ عَلَيْهِ .

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka ia bersama para malaikat yang mulia (bersih dari maksiat) dan taat dalam kebaikan. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan ketika membacanya, maka baginya dua pahala.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 4937 dan Muslim, no. 798]

Beliau periwayat hadits ini adalah Aisyah Radhiyallahu’anha. Dari beberapa istri Nabi Muhammad ﷺ yang meriwayatkan hadits, Aisyah merupakan salah seorang istri Nabi ﷺ yang cerdas dan paling banyak meriwayatkan hadits. Aisyah meriwayatkan hadits sejumlah 2210 hadits.

Kata السَّفَرَةِ bermakna malaikat yang mencatat kebaikan pada manusia.

Faedah Hadits:

Keutamaan orang yang mahir dalam Al-Qur’an. Mahir membaca Al-Qur’an adalah benar dalam membaca dan menerapkan tajwidnya.
Orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan keutamaan bersama malaikat yang baik dan mulia.
Al-Qur’an dibawa malaikat Jibril bersama malaikat lainnya. Dalilnya: Dalam Surat Abasa dan al-jin.
Orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan ketika membacanya, maka baginya dua pahala.

Hadits ke-3:

Diriwayatkan dari abu Musa Al Asy’ari:

وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ،وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الرَّيحَانَةِ : رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang yang membaca Al-Qur’an bagaikan buah utrujah, bau dan rasanya enak. Permisalan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan buah kurma, tidak beraroma, tetapi rasanya manis. Permisalan orang munafik yang membaca Al-Qur’an bagaikan raihanah, baunya menyenangkan, tetapi rasanya pahit. Permisalan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan hanzhalah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 5059 dan Muslim, no. 797]

Perawi adalah Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu yaitu Abdullah bin Qais.

Faedah hadits:

Rasulullah ﷺ menggunakan permisalan untuk memberikan pemahaman yang mudah.
Iman disifati dengan rasa dan tilawah Al-Qur’an disifati dengan aroma (bau). Karena iman itu lebih kokoh pada diri seorang mukmin daripada Al-Qur’an. Seseorang bisa saja mendapatkan iman tanpa membaca Al-Qur’an. Begitu pula rasa (tho’mun) lebih diinginkan daripada bau. Bau sesuatu itu bisa saja hilang, tetapi rasanya tetap ada.
Utrujah dijadikan permisalan, padahal masih ada buah-buahan lainnya yang memiliki bau dan rasa yang enak seperti apel, jeruk, dan melon. Ternyata, kulit dari buah utrujah itu bisa dimanfaatkan untuk obat. Buat utrujah punya karakteristik khusus. Dari dalam buah utrujah bisa dihasilkan minyak yang punya manfaat. Manfaat dari buah utrujah itu begitu banyak.
Permisalan untuk orang beriman itu pada buah utrujah dan kurma, sifat keduanya adalah rasanya enak.
Raihanah adalah sayur mayur, dedaunan, atau bunga yang baunya wangi, seperti bunga mawar, kemangi, dan bunga melati.
Hadits ini menunjukkan keutamaan orang yang menjadi haamilul qur’an (pembawa Al-Qur’an, shahibul quran) dan mengamalkan Al-Qur’an. Orang yang menjadi haamilul qur’an memiliki kedudukan yang tinggi, mendapatkan pujian yang baik di sisi Allah dan manusia.
Orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an masih dipandang baik di sisi Allah dan manusia karena iman yang ia miliki.
Tilawah Al-Qur’an lebih baik dibarengkan dengan mengamalkan Al-Qur’an.
Orang munafik dan fasik walau membaca Al-Qur’an, ia tidak akan mendapatkan manfaat. Karena keduanya adalah orang yang jauh dari amal.
Munafik yang membaca Al-Qur’an itu tampak baik secara lahiriyah, tetapi di dalamnya jelek. Lebih-lebih lagi orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an, ia jelek secara lahir dan batin.

Hadits ke-4:

Orang akan semakin mulia dengan Al Quran. Baik ketika ia membacanya, baik ia menghafalnya, baik ia memahaminya, atau mengamalkannya.

Dalam hadits disebutkan,

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR. Muslim no. 817, dari ‘Umar bin Al Khattab)

Faedah hadits:

Ilmu mengangkat derajat orang yang berilmu di dunia dan akhirat. Ilmu tidak seperti derajat yang diberikan kerajaan, harta benda, dan semacamnya karena ilmu semakin meningkatkan kemuliaan, mengangkat derajat seorang budak hingga menempatkannya di tempat-tempat yang mulia.
Contoh shahabat yang dimuliakan dengan Al-Qur’an antara lain: Salman Alfarisi dan Bilal Ibnu Rabbah Radhiyallahu’anhuma.
Kemuliaan umat Islam adalah ketika mau berpegang pada agamanya dan menjalankan kitab sucinya.
Nasab yang tinggi tidak menjamin kemuliaan seseorang di sisi Allah ﷻ.
Hadits ini mendorong kita agar berpegang kepada kitab Allah, baik dengan membaca, memahami, menghafalkan, hingga mengamalkan.

Hadits ke-5:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 804]

Perawi hadits ini adalah Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu yaitu Shuday bin ‘Ajlan Al Bahili radhiyallahu ‘anhu.

Faedah hadits:

Shahibul qur’an adalah: “Yang terus menerus membacanya dan mengamalkannya.” (Al-Bahr Al-Muhith, 16:353)
Syafii’an adalah memberi syafaat dengan memintakan ampun pada shahibul qur’an. Shahibul qur’an adalah yang membaca dan mengamalkan hukum serta petunjuk dalam Al-Qur’an.
Hadits ini mendorong untuk membaca Al-Qur’an dan memperbanyak membacanya. Jangan sampai lalai membaca Al-Qur’an karena tersibukkan dengan yang lainnya.
Allah memberikan syafaat lewat Al-Qur’an pada shahibul Qur’an. Shahibul Qur’an adalah yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya. Faedah dan keutamaan membaca Al-Qur’an ini antara lain:

“Bacalah surat Al Baqarah karena siapa yang mengambilnya berarti ia mengambil berkah. Siapa yang meninggalkannya akan menyesal. Sihir pun tidak dapat mengalahkan surat tersebut.” (HR. Muslim no. 804).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara Al-Qur’an terdapat satu surah yang terdiri dari tiga puluh ayat yang dapat memberi syafaat kepada seseorang sehingga ia diampuni, yaitu Tabaarokalladzi bi yadihil mulk (surah Al-Mulk).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Ia mengatakan bahwa hadits ini hasan).

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم