بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah
Al Khor, 18 Sya’ban 1446 / 17 Februari 2025.



Bab – Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)

C. Obat Penyakit Kasmaran yang Fatal

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Jika orang yang berakal dihadapkan dalam permasalahan yang mengandung maslahat dan mudharat, maka ia wajib melakukan dua perkara:

  1. Perkara yang sifatnya keilmuan.
  2. Perkara yang sifatnya amal perbuatan.

Perkara yang sifatnya keilmuan adalah mencari yang paling kuat antara maslahat dan mudharat. Apabila sudah jelas mana perkara yang paling benar, maka seseorang wajib mengutamakan perkara yang terbaik (maslahat) untuknya. Termasuk perkara yang sudah jelas diketahui ialah cinta semu tidak mengandung maslahat, baik dari segi agama maupun dunia. Bahkan, kerusakannya jauh berkali-kali lipat lebih besar daripada kemaslahatannya.

Hal ini dilihat dari beberapa hal berikut ini:

Pertama: Sibuk mencintai dan mengingat makhluk sehingga lalai mencintai dan mengingat (berdzikir kepada) Allah. Tidaklah dua perkara tersebut terkumpul dalam hati seseorang, melainkan salah satunya pasti berusaha menundukkan yang lain, hingga kekuasaan menjadi milik pemenangnya.

  • Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Kata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah tatkala menyebut kaidah yang agung dalam syari’at ini yaitu mendapatkan maslahat dan menolak mudharat. Manakala kasmaran, sebaiknya mengobati dirinya dalam cahaya kaidah ini: mendapatkan maslahat dan menolak mudharat. Menimbangnya dan bilang kepada hatinya apakah ada maslahat yang didapatkan pada keadaan cinta ini.

Kemudian katakan kepada hatinya sekali lagi, apa kerusakan yang ditimbulkan oleh kasmaran ini. Maka akan jelas baginya, bahwasanya tidak ada sesuatu maslahat di dalam penyakit kasmaran, baik pada agama maupun dunia. Dan ini akan jelas kerusakan yang besar dengan bentuk yang bermacam-macam. Sudah cukup satu yang menyebabkan kerusakan ini.

Beliau menjelaskan kerusakan-kerusakan yang banyak, dan siapa yang terkena penyakit ini, hendaknya menjaga diri karena biasanya ada dua keadaan: orang yang tertimpa penyakit isyk ini, maka perkara-perkara ini akan membantunya dari penyakit isyk, seperti dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, dan menjaga dirinya dari efek buruk perkara ini.

Sepatutnya untuk diketahui bahwa penyakit kasmaran menjadi tabiat masuk ke rongga-rongga hatinya. Bertambah terus sang idola pada hatinya hingga mendarah daging, meskipun jauh darinya. Dan hal ini akan terus berulang.

Maka, syari’at memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur [24] : 30)

Kesimpulannya kasmaran pada idola diawali dengan pandangan mata yang diulang-ulang hingga muncul penyakit isyk yang menjadi kebinasaan bagi seseorang.

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Kedua: Tersiksanya hati karena makhluk yang dicintai. Siapa saja yang mencintai sesuatu selain Allah pasti akan tersiksa karenanya, sebagaimana dikatakan:

Tidak ada di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang pencinta, meskipun dia merasakan manisnya cinta.

Kamu lihat dia menangis di setiap waktu, karena takut berpisah atau karena rindu. Ia menangis karena rindu akan jauhnya sang kekasih, namun bila kekasihnya dekat, ia menangis karena takut berpisah. Matanya selalu menghangat ketika terjadi perpisahan, juga matanya berkaca-kaca ketika pertemuan itu tiba.

Pelakunya memang merasakan kenikmatan, tetapi sebenarnya kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar bagi hati.

  • Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Bahwasanya penyakit isyk ini walaupun orang yang asyik hakekatnya itu angan-angan semu. Dan kenyataannya hal ini adalah Tersiksanya dan sakitnya hati. Rasa sakit akan ada pada hatinya. Kemudian dia akan merasakan sakit yang berkelanjutan maka dia berada dalam kesulitan, kesedihan dan tersiksa yang tidak terputus.

Walaupun perasaannya manis dan menggebu-gebu, namun hakikatnya ini adalah penyakit yang menyiksa hatinya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم