بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Kamis Malam Al-Khor
Penceramah: Ustadz Abu Abdillah Nefri, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Edisi: Kamis, 19 Rabi’ul Akhir 1445 / 3 November 2023
📒 E-book: https://www.assunnah-qatar.com/ebook/e-book-selamat-datang-kematian/
Selamat datang Kematian – Pertemuan 7
Bab 1 – Mengingat Nasib (6)
K. Sesuatu Yang Pasti
Dua hal yang pasti adalah rezeki dan kematian. Keduanya sudah ditetapkan kepada masing-masing insan.
Semua manusia yakin dan sepakat akan adanya kematian, tidak seorangpun yang mengingkarinya, bahkan orang kafir atheis sekalipun. Namun sebagian orang kafir hanya ragu dan mengingkari adanya hari berbangkit dan hari pembalasan.
{ وَقَالُواْ مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا نَمُوتُ وَنَحۡيَا وَمَا يُهۡلِكُنَآ إِلَّا ٱلدَّهۡرُۚ وَمَا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنۡ عِلۡمٍۖ إِنۡ هُمۡ إِلَّا يَظُنُّونَ }
Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja. (QS. Al-Jatsiyah: 24)
{ زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَن لَّن يُبۡعَثُواْۚ قُلۡ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبۡعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلۡتُمۡۚ وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ }
Orang-orang yang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad), “Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan.” Dan yang demikian itu mudah bagi Allâh. (QS: At-Taghabun: 7)
Berkata Umar bin Abdul Aziz rahimahullah: “Aku tidak pernah melihat sesuatu yang pasti dan yakin kecuali keyakinan manusia akan datangnya kematian, namun sangat disayangkan sedikit dari mereka yang mau mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Seakan mereka orang yang ragu”. ( Al-Jaami’ Liahkami Al-Quran 10/64 Imam Al-Qurtubi).
Hamid Al-Qusairi Rahimahullah berkata: “Setiap kita benar-benar yakin dengan adanya kematian, namun kita tidak melakukan persiapan untuk menghadapinya. Setiap kita yakin dengan adanya surga, namun kita tidak melakukan amal kebaikan untuk mendapatkannya. Setiap kita yakin dengan adanya neraka, namun kita tidak merasa takut terhadapnya. Lantas apa yang membuat kalian berbangga? Apa yang kalian harapkan dari dunia? Kematian, dia yang pertama kali datang kepada kalian dengan membawa berita dari Allah, kebaikan atau berita buruk. Wahai saudaraku! Persiapkanlah perjalanan menuju Allah dengan sebaikbaiknya”. (Mukhtasar Minhaj Al-Qosidin 1/384, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi).
Berkata Imam Al-Hasan Al-Basri Rahimahullah: “Kematian membongkar kejelekan dunia, ia tidak menyisakan untuk orang yang cerdas tempat kebahagiaan didunia. Tidakalah hati seorang hamba terpaut mengingat kematian kecuali dia akan memandang kecil segala ujian dunia, dan remeh baginya semua kemilau yang ada”. (Mukhtasar Minhaj Al-Qosidin 1/383).
Berkata Syumait bin ‘Ajlan Rahimahullah: “Siapa yang menjadikan kematian selalu ada dipeluput matanya, maka ia tidak akan peduli dengan sempit atau lapangnya kehidupan”. (Mukhtasar Minhaj Al-Qosidin 1/384, Ibnu Qudamah Al-Maqdis).
Orang-orang kafir memiliki kejanggalan dalam keyakinan, mereka yakin kehidupan mereka akan berakhir dengan maut, jasad kembali menjadi tanah, namun sebagian mereka ragu akan adanya azab di alam kubur, mereka tidak beriman akan rububiyah Allah dengan sempurna sehingga bimbang bahkan tidak yakin akan di bangkitkan. Hal yang sangat aneh menakjubkan. Allâh ﷻ berfirman:
{ ۞وَإِن تَعۡجَبۡ فَعَجَبٞ قَوۡلُهُمۡ أَءِذَا كُنَّا تُرَٰبًا أَءِنَّا لَفِي خَلۡقٖ جَدِيدٍۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلۡأَغۡلَٰلُ فِيٓ أَعۡنَاقِهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ }
Dan jika engkau merasa heran, maka yang mengherankan adalah ucapan mereka, “Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?” Mereka itulah yang ingkar kepada Tuhannya, dan mereka itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya. Mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Ar-Ra’ad: 5)
Berkata Imam Qotadah Rahimahullah: “Jauhilah hati yang ragu penuh kebimbangan, karena siapa yang meninggal diatas keraguan maka ia akan dibangkitkan diatas keraguan. Dan siapa yang wafat diatas keyakinan maka ia akan dibangkitkan diatasnya”. (Tafsir Ibnu Katsir, 6/531).
Padahal bagi Allah tidaklah sulit untuk membangkitkan manusia dan mengulang penciptaan kedua kalinya. Secara logika menciptakan awal tentu lebih sulit dibanding mengulang penciptaan yang sudah ada. Allâh ﷻ berfirman:
{ أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَلَمۡ يَعۡيَ بِخَلۡقِهِنَّ بِقَٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يُحۡـِۧيَ ٱلۡمَوۡتَىٰۚ بَلَىٰٓۚ إِنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ }
Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi, dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, Dia kuasa menghidupkan yang mati? Begitulah, sungguh, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Ahqaf: 33)
L. Kian Mendekat
Setiap yang akan datang itu dekat. Sifatnya datang tiba-tiba, dan tiada seorangpun yang bisa memprediksinya kapan, dimana, dalam kondisi apa. Allâh ﷻ berfirman:
{ ٱقۡتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمۡ وَهُمۡ فِي غَفۡلَةٖ مُّعۡرِضُونَ }
Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat). (QS. Al-Anbiya: 1)
{ وَأَنذِرۡهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡأٓزِفَةِ إِذِ ٱلۡقُلُوبُ لَدَى ٱلۡحَنَاجِرِ كَٰظِمِينَۚ مَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ حَمِيمٖ وَلَا شَفِيعٖ يُطَاعُ }
Dan berilah mereka peringatan akan hari yang semakin dekat (hari Kiamat) yaitu ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan karena menahan kesedihan. Tidak ada seorang pun teman setia bagi orang zalim dan tidak ada baginya seorang pemberi syafaat yang diterima (syafaatnya). (QS. Ghafir: 18)
Berkata Imam Al-Baghawi Rahimahullah: “Maksudnya hari kiamat, dinamakan demikian karena waktunya dekat, dan setiap yang akan datang tiba-tiba maka disebut sesuatu yang dekat”. ( Ma’alimu at-Tanzil 4/109).
Korelasi ayat-ayat yang mulia ini dengan kematian adalah sebagaimana perkataan sebagian salaf: “Siapa yang telah datang ajalnya, maka telah tegak kiamat kepadanya”. (Syarhu Sunnah 15/97 (no. 4293) Al-Baghawi. Hilyatu Al-Auliya 6/267. Riwayat yang mengatakan itu hadist, maka di nilai dhaif oleh Syaikh Al-Albani dalam Silisilah Al-Ahadits Ad-Dhaifah (no. 1166).
Berkata Imam Al-Qurtubi Rahimahullah: “Setiap yang akan datang maka dia dekat, dan tidak dikatakan jauh apa yang akan datang”. (Tafsir Al-Qurtubi 18/116).
Seperti firman Allâh ﷻ:
إِنَّآ أَنذَرۡنَٰكُمۡ عَذَابٗا قَرِيبٗا
“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat”. (QS. An-Naba: 39)
Berkata Imam Al-Baidhawi Rahimahullah: “Yakni azab akhirat, karena dekat masa berlaku kedatangannya, karena setiap yang akan tiba itu dekat, dan akan dimulai episode itu dengan datangnya kematian”. (Tafsir Anwaru at-Tanzil 5/281)
Ketika seorang hamba mulai berpindah dari alam rahim menuju alam dunia, maka ia telah membawa jatah hidup, rezki, ajal masing-masing. Udara pertama yang dihirup dari alam dunia, maka semenjak itu pula argo jatah kehidupan berjalan hingga batas yang telah ditetapkan. Oleh karenanya amat keliru orang-orang yang mengistimewakan hari kelahirannya dengan tradisi perayaan/peringatan ulang tahun “happy birthday” karena sejatinya bukan panjang umur, namun jatah umur makin pendek dan berkurang, makin dekat ke titik kematian. Tradisi ulang tahun bukan dari Islam, namun kebiasaan orang kafir yang kita dilarang oleh Allah untuk menyerupai mereka.
Dikisahkan oleh Ibunda ‘Aisyah: “Dahulu ketika sahabat Abu Bakar Radhiyallahu’anhu sampai di kota Madinah beliau ditimpa demam yang tinggi maka Abu Bakar Radhiyallahu’anhu berkata:
Setiap orang merasa nyaman didekat keluarganya Padahal kematian lebih dekat kepadanya dari tali sandalnya. (Sahih Bukhari (no. 5654)
Berkata Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhuma: “Janganlah kalian merasa akan hidup lama, jangan kalian dilalaikan oleh angan-angan, karena setiap yang akan datang maka ia dekat, ketahuilah bahwa yang jauh tidaklah disebut sesuatu kedatangan”. (Al-Fawaid 1/200).
Berkata Abu Al-‘Atahiyah : Ketahuilah setiap yang akan datang itu dekat … Semua yang hidup dibumi telah ada jatah … Manusia ingin hidup kekal didunia … Padahal kematian merayap ditengah mereka . Betapa banyak manusia yang aku lihat… Semuanya sirna tak seorangpun yang tersisa … Semua mereka telah menuju liang lahad yang dibenci … Sang kekasih telah menemui kekasihnya. (Majmu’ah Qasaid Az-Zuhdiyat 2/324).
M. Pemutus Kenikmatan dan Penasehat Yang Baik
Semua kita adalah calon mayat, dan setiap anak Adam semenjak keluar dari perut ibunya, detik pertama menghirup udara dunia, argo ajal langsung berjalan, perlahan dan bertahap, menit demi menit berlalu, hari dan bulan berganti tahun baru, sejatinya ia sedang menghabiskan jatah hidupnya, mendekat kepada kematian. Itulah sesuatu ketetapan yang pasti. Allâh ﷻ berfirman:
{ ثُمَّ إِنَّكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ عِندَ رَبِّكُمۡ تَخۡتَصِمُونَ }
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sungguh mereka akan mati (pula). Kemudian kalian pada hari kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Tuhanmu”. (QS. Az-Zumar: 31)
Oleh karenanya amat tertipu orang yang dipanjangkan angan-angan, cita dan asa yang diimpikan untuk masa depan dunia yang belum tahu bisa diwujudkan. Berbagai rancangan masa depan yang dipersiapkan, gedung dan rumah mewah selesai didirikan, membuat decak kagum dalam hati dan capan, namun takdir berkata, durasi kehidupan ternyata telah sampai di menit terakhir, usaha besar hanya tinggal kenangan, lisan-lisan manusia akan mengucapkan kata “kasihan si fulan”, belum sempat mencicipi rumah yang mewah, ternyata badan telah disimpan dalam gelapnya kuburan. Namanya disebut oleh orang-orang terdekat, berjalan waktu iapun dilupakan. Inilah sejatinya kehidupan.
Berkata Abu Al-‘Atahiyah: (Majmu’ah Qasaid Az-Zuhdiyat 2/323)
Rumahmu didunia luas dan megah … andaikan kuburanmu juga lapang setelah engkau mati… Andai saja apa yang kau kumpulkan mencukupimu … yang akan menyelamatkanmu dari kengerian yang akan temui… Layakkah manusia berbangga dengan dunia padahal mereka tahu … kenikmatan rumah yang mewah akan terhenti … Wahai pengumpul harta dunia untuk ahli warisnya… apakah hartamu akan bermanfaat setelah matimu
Tidak satupun makhluk yang abadi di alam semesta ini, semuanya akan bernasib sama menemui kebinasaan. Menara-menara pencakar langit, benteng-benteng imperium yang kokoh dibangun dengan arsitekstur dan teknologi secanggih apapun, semuanya akan punah tidak berarti. Rumah-rumah mewah yang dihiasi berbagai peralatan indah, istana yang megah, semua itu akan pasti ditinggalakan oleh penghuninya. Tidak ada yang kekal kecuali Allah Zat Yang Maha Kekal. Allâh ﷻ berfirman:
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya”. (QS. Ali-Imran: 2)
كُلُّ شَيۡءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجۡهَهُۥۚ
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”. (QS. Al-Qosos: 88)
Kita sering lalai, walaupun datang ratusan peringatan. Hati dan pemikiran manusia biasanya terbawa oleh arus ucapan dan apa yang dilihatnya. Jika ia sering berucap tentang harta dan dunia, maka hatinya akan cendrung sibuk memikirkannya. Jika hatinya terlena dengan keindahan perhiasan, maka ia akan fokus untuk mengejar dan mencarinya. Disaat itu hati akan lalai dari mengingat akhirat dan kematian. Namun, jika ia sering mendengar, menyaksikan keadaan orang yang sudah meninggal dunia, maka hatipun akan sibuk memikirkan nasib dirinya.
Berkata Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhuma: “Cukuplah kematian sebagai penasehat, keyakinan akan mencukupkan dan sibuk dengan Ibadah”. (Az-Zuhd Ibnu Mubarak, 2/37).
Para ulama berkata: “Cukuplah kematian yang membuat seseorang tidak rakus didunia dan mencintai kehidupan akhirat”.
Oleh karenanya, kita dianjurkan oleh syariat yang mulia ini untuk ziarah kubur yang sesuai dengan anjuran syariat, dengan tujuan mengambil ‘ibrah, menyadarkan hati yang lalai akan akhirat, membukakan mata tentang hakikat dunia, mengambil pelajaran, bahwa setiap kita pasti akan menuju dan merasakan nasib yang sama.
Diriwayatkan dari Masruq bin Al-Ajda’ dari sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhuma , Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku pernah melarang kalian dari ziarah kubur, maka sekarang berziarahlah, karena ziarah kubur itu membuat kalian zuhud didunia, dan mengingatkan kampung akhirat”. (HR Ibnu Majah (no. 1571) dihasankan oleh Syaikh Al-Arnauth)
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Bahir bahwa dia mendengar Hani’ mantan budak ‘Ustman bin Affan Radhiallahu’anhu berkata: “Ustman jika berdiri disamping kuburan maka dia menangis sampai jenggotnya basah. Dikatakan kepadanya, “Jika dingatkan kepadamu surga dan neraka engkau tidak menangis. Apa yang menyebabkan menangis jika melihat kuburan? ‘Utsman Radhiyallahu’anhu menjawab: “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Kuburan adalah tempat persinggahan pertama dan negeri akhirat. Siapa yang selamat darinya, maka proses setelahnya akan lebih mudah. Siapa yang tidak selamat di alam kubur, maka setelahnya akan lebih sulit”.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku tidak melihat tempat yang lebih mengerikan daripada kuburan”. (HR. At-Tirmizi (no. 2308) dihasankan oleh syaikh al-Albani)
Bangunlah rumah kita di kampung halaman yang sebenarnya, kampung akhirat tempat ayah kita Adam dan Ibunda Hawaa yang dahulu disana.
Berkata seorang yang bijak: (Fafirruu ilallah 1/84).
Berbekallah dengan takwa karena engkau tidak tahu Ketika malam datang engkau masih hidup hingga waktu pagi datang
Betapa banyak pemuda yang ketawa dipagi hari Padahal kain kafannya telah di tenun sementara ia tidak menyadari
Betapa banyak pengantin telah dihias untuk suaminya Tenyata ruhnya telah dicabut dimalam kebahagiaan
Betapa sering anak muda berharap umur panjang Ternyata jasadnya telah masuk kedalam gelapnya kuburan
Betapa banyak orang yang sehat mati tanpa sakit Betapa sering orang yang sakit justur hidup dalam waktu yang panjang…
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم