بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kamis – Umsaeed
Masjid Umsaeed, 6 Rabi’ul Awal 1445 / 21 September 2023
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱



Keistimewaan Umat Muhammad ﷺ

Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada kita berupa kesehatan dan kesempatan untuk menuntut ilmu di waktu dan tempat yang mulia.

Kita patut bangga menjadi umat Rasulullah ﷺ, karena ada keistimewaan yang hanya dikhususkan kepada umat Muhammad ﷺ. Cara bersyukur antara lain dengan mempelajari dan mengamalkan apa yang Rasulullah ﷺ sampaikan.

Keistimewaan umat Rasulullah ﷺ antara lain:

1. Umat yang selalu Amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Surat Ali ‘Imran Ayat 110:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Dalam surat Al-Fatihah ayat 7:

غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Kaum yang dimurkai yaitu Yahudi dan kaum yang tersesat yaitu Nasrani. Al-maghdhuub ‘alaihim (yang dimurkai) adalah yang menyelisihi kebenaran padahal punya ilmu (alias: menentang). Sedangkan adh-dhoolliin adalah menyelisihi kebenaran karena bodoh atau tidak punya ilmu. Tentu saja yang menyelisihi kebenaran karena punya ilmu lebih parah daripada yang menyelisihinya karena tidak punya ilmu.

Maka, amar ma’ruf dan nahi mungkar merupakan keistimewaan umat Muhammad ﷺ dan karenanya tidak pernah akan ada di dalam kesesatan.

2. Keistimewaan dalam cara memahami Aqidahnya.

Yaitu sesuai fitrah. Yaitu sesuai dengan fitrah yang manusiawi. Berbeda dengan Nasrani yang berlebihan, karena menyamakan Isa dengan Tuhan atau Yahudi yang merendahkan Nabi Isa alaihissalam.

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf Ayat 96:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

3. Perselisihan Umat Muhammad ﷺ diberi solusi.

Sedangkan umat-umat terdahulu tidak diberi solusi, seperti silsilah Nabi Ibrahim alaihissalam. Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 213:

كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

Bahkan kelahiran Isa tanggal 25 Desember pun diperselisihkan. Sementara bagi kaum muslimin, Isa alaihissalam adalah Nabiyullah.

Bahkan umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan. Akan tetapi Rasulullah ﷺ memberikan solusi.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian, niscaya akan melihat perselisihan yang banyak”. Perselisihan yang banyak ini merupakan penyakit. Dan kini hal itu betul-betul terbukti.

Obatnya, atau solusinya ialah kelanjutan hadits tersebut, yaitu “Maka wajib bagi kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidun –orang-orang yang mendapat petunjuk– sepeninggalku. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian”.

4. Perbedaan syari’at Umat Terdahulu dengan umat Muhammad ﷺ.

Seperti dilipatgandakan pahala meskipun amalannya sedikit. Beliau ﷺ sering memohon kepada Allah agar mengampuni dosa umatnya, tidak memberikan syariat yang berat, dan mendapatkan limpahan pahala. Dan ini terbukti dengan banyaknya hadits yang menjelaskan tentang Fadhailil A’mal.

Adalah Bani Israil bila mereka terkena air kencing maka mereka memotong apa yang terkena air kencing itu. Berbeda dari umat Nabi Muhammad di mana untuk mensucikan apa saja yang terkena najis Allah memerintahkan pensuciannya cukup dengan air dan dengan debu untuk najis tertentu.

Ketika Bani Israil melakukan kesalahan berupa penyembahan terhadap sapi maka satu-satunya jalan untuk bertaubat adalah dengan cara membunuh diri mereka sendiri. Berbeda dari umat Nabi Muhammad, di mana Allah memberikan jalan yang mudah bagi mereka untuk melakukan pertaubatan atas dosa-dosa yang dilakukan. Bahkan Allah mengabarkan bahwa Ia akan menerima taubat dan memaafkan setiap kesalahan.

Dalam masalah makanan, pada asalnya semua dihalalkan, kecuali yang diharamkan. Maka, yang halal lebih banyak daripada yang haram.

Dalam hal ibadah, cukup mengamalkan apa yang diperintahkan Allâh ﷻ dalam Al-Qur’an melalui Nabi-Nya.

Umat Islam sangat memuliakan perempuan, sementara umat dahulu merendahkan derajat wanita. Terdapat penjelasan yang gamblang segala hal yang berkaitan dengan wanita dalam syari’at.

5. Islam tidak akan sepakat dalam kesesatan

Islam adalah benteng yang melindungi seseorang agar tidak terjerumus dalam kesalahan dan ketergelinciran serta menjaga dari kesesatan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

سَأَلْتُ رَبِّيْ أَنْ لَا تَجْتَمِعَ أُمَّتِيْ عَلَى ضَلَالَةٍ فَأَعْطَانِيْهَا [رواه أحمد والطبراني وابن أبي خيثمة]

Aku meminta kepada Tuhanku agar umatku tidak bersepakat dalam kesesatan. Maka Dia memberikannya”. (HR. Ahmad, Tabrani dan Ibnu Abi Khaitsamah)

Ada tiga hal yang tidak disukai Yahudi dan Nasrani yaitu ucapan aamiin, ucapan salam (yang merupakan syiar yang agung) dan do’a bersin.