بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah
Al Khor, 16 Syawal 1446 / 14 April 2025.



Bab – Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)
Tiga Tingkatan Orang yang Kasmaran – Lanjutan

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Orang yang sedang kasmaran dan para dayyuts tidak menganggap hal ini sebagai dosa, meskipun permintaan orang yang kasmaran untuk dapat menjalin hubungan dengan objek yang dicintainya, ataupun berserikat dengan suami dan tuan dari wanita yang dicintainya merupakan dosa kezhaliman terhadap orang lain. Mungkin saja kadar dosa tersebut tidak kurang dari dosa zina, atau bahkan lebih darinya.

Hak orang lain tidak gugur hanya dengan bertaubat dari perbuatan keji ini. Taubat berarti menggugurkan hak Allah, namun pelaku tadi tetap bisa dituntut pada hari Kiamat. Kezhaliman ayah dengan merusak anaknya sendiri, buah hatinya, yang lebih disayanginya daripada diri sendiri, serta kezhaliman suami dengan merusak isterinya dan berbuat zhalim terhadap kehormatannya, lebih besar dibandingkan dengan kezhaliman merebut seluruh harta. Sebab, kepedihan yang timbul dari hal ini jauh lebih menyakitkan daripada terampasnya seluruh harta. Tidak ada yang setara dengan hal itu, kecuali menumpahkan darahnya.

📃 Penjelasan:

Seorang terhadap seseorang yang merusak isteri orang adalah lebih besar dari pada merebut seluruh hartanya. Karena kehormatan yang dijaga suaminya melebihi usahanya memperoleh harta untuk menjaga kehormatan isterinya.

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Duhai, betapa besar kezhaliman ini. Ia lebih besar dibandingkan kezhaliman zina. Jika hal ini berkaitan dengan hak orang yang berperang di jalan Allah, maka orang yang berbuat zhalim tersebut akan dihadapkan dengannya pada hari Kiamat. Lalu, dikatakanlah kepada pejuang tadi: “Ambillah kebaikannya sesuai kehendakmu.” Hal ini sebagaimana yang pernah dikabarkan oleh Rasulullah ﷺ:

Selanjutnya, beliau ﷺ bersabda: “Maka bagaimanakah persangkaan kalian?”

Maksudnya, apakah kalian menyangka bahwa dia (orang yang dizhalimi) akan menyisakan kebaikan orang tadi?

Bagaimana pula jika dosa dalam hal ini meningkat karena yang dizhalimi adalah tetangganya, atau karib kerabat yang merupakan mahramnya, tentu status kezhaliman pun bertambah besar, menjadi kezhaliman yang dikuatkan dengan memutuskan silaturrahim dan menyakiti tetangga. Sementara itu, Nabi ﷺ bersabda:

“Tidak akan masuk Surga orang yang memutuskan silaturrahim.”

Beliau juga bersabda:

“Tidak akan masuk Surga orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.”

📃 Penjelasan:

Inilah bahayanya berbuat fahisyah dengan tetangga, karena zaman Jahiliyah saja mereka menghormati hak tetangga, apalagi zaman sekarang?

Efek dengan tetangga atau keluarga dekat akan lebih besar, karena mereka tahu dengan jelas kondisi keluarga seseorang.

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Seandainya orang yang kasmaran tersebut meminta bantuan kepada syaitan dari kalangan jin untuk menaklukkan objek yang dicintai, baik dengan sihir ataupun selainnya, maka dia telah menggabungkan antara syirik, kezhaliman, dan kekufuran sihir. Meskipun bukan orang itu sendiri yang melakukan sihir, tetapi dia ridha dengan hal itu, sehingga berarti ia ridha terhadap kekufuran dan tidak membencinya, hanya untuk meraih tujuannya. Upaya tersebut tidak ubahnya dengan kekufuran itu sendiri. Intinya, tolong-menolong dalam hal ini merupakan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.

📃 Penjelasan:

Sihir tafriq adalah sihir yang bertujuan memisahkan pasangan suami istri atau menimbulkan permusuhan di antara dua orang. Sihir ini termasuk sangat berbahaya karena dapat merusak keharmonisan hubungan.

Membaca atau mengamalkan surat Al Baqarah dapat membantu melindungi dari sihir tafriq, serta membantu meringankan dampak yang telah terjadi.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم