:::Kecemburuan Wanita:::
By: Abu Faiz
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan al-ghairah(CEMBURU) merupakan derivasi dr kata taghayyurul qalb(perubahan hati) dan haijanul ghadhab (kobaran amarah) yang
disebabkan pihak lain dlm sebuah urusan.
Cemburu yang tercela yaitu cemburu yang disebabkan oleh zhan (prasangka) yang tanpa ada alasan.
Cemburu karena hawa nafsu dan tanpa bukti acapkali menghancurkan rumah tangga yang rapuh.
Seorang wanita Muslimah yang bertaqwa akan menjaga lisannya dari membicarakan hal-hal yang diharamkan akibat kecemburuan yang disebabkan oleh prasangka.
Ia juga tidak akan melepaskan perasaan cemburunya secara liar demi
menjalankan firman ALLAH Ta’ala:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada ALLAH. Maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya.”
(QS. Al-A’raf: 201)
Perasaan cemburu bukanlah sesuatu yang harus dienyahkan/ditolak, akan tetapi ia harus dikelola berdasarkan kaidah-kaidah syari’at.
Sa’ad bin ‘Ubadah mengatakan,
“Seandainya aku melihat seorang laki-laki sedang bersama istriku pasti
aku pukul dia dengan sisi pedangku yang tajam!”
Mendengar ucapannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak
herankah kalian kecemburuan Sa’ad? Sungguh aku lebih
cemburu daripada Sa’ad, dan ALLAH lebih cemburu lagi daripada aku.”
(HR. Bukhari No. 5220)
Sejumlah wanita berusaha menyembunyikan kecemburuannya.
Sebetulnya hal ini berlawanan dengan watak mereka. Akan tetapi hal ini sah-sah saja selama tidak menyusahkan dirinya sendiri dan tidak sampai
memadamkannya sama sekali.
Apabila seorang wanita sengaja menyucikan jiwanya dengan
mengendalikan kobaran api kecemburuan yang ada dalam hatinya, maka ia akan mendapatkan pahala.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang ALLAH karuniakan kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi wanita (pun)
ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada ALLAH sebagian dari karunia-NYA.
Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(An-Nisa’:32)
Seorang Muslimah yang bertaqwa, hanya mengharapkan pahala dari setiap amal yang dilakukannya.
Dia tidak akan merugikan keimanannya demi seseorang, siapapun dia.
Segala perbuatan dilakukannya dengan timbangan syari’at agar tidak terperosok dalam perangkap syaitan.
Dia lebih suka menutup jurang perselisihan karena keimanan yang berakar didalam hati. Dalam hatinya tidak ada kecintaan yang melebihi kecintaannya kepada ALLAH Azza wa Jalla.
DUHAI WANITA,,,
UNTUK APA MELALAIKAN SESUATU YANG KEKAL DEMI IMAGINASI YANG DANGKAL
BAGAIMANA MUNGKIN ORG YANG AMBISINYA HANYA SYAHWAT DAN
HAWA NAFSU DUNIAWI AKAN MENJADI HAMBA ALLAH YANG SEBENARNYA..
BAGAIMANA MUNGKIN MENJADI SEORANG MUKMINAH SEJATI JIKA
ENGKAU TENGGELAM DALAM POLA PIKIR MATERIALISTIK..
Dari Usamah bin Zaid, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku berdiri dipintu Surga, ternyata mayoritas penghuninya adalah orang-orang miskin. Dan aku berdiri dipintu Neraka, ternyata penghuninya didominasi kaum wanita.”
(Muttafaq’alaih, Syarhus Sunnah XIV/265)